23. Walking By The Sea

44 7 0
                                    

Yonghwa tersenyum sendiri saat ia membaca pesan lain dari istrinya yang sekarang sudah berada di Pulau Jeju bersama orangtuanya. Yonghwa merasakan hatinya berat saat ia berangkat kerja pagi itu, dan ia masih ingat raut wajah Shin Hye saat ia memberikan ciuman di kening Shin Hye. Sepertinya Shin Hye juga enggan untuk melepaskan Yonghwa pergi, tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan karena Yonghwa memiliki kewajiban pada negara, dan satu bulan liburan Yonghwa juga sudah berakhir. Yonghwa tertawa sendiri dan diam-diam membalas pesan terakhir Shin Hye.

Aku berharap kamu ada di sini. Mendesah.

Beberapa detik kemudian, balasan lainnya datang dari Shin Hye.

Palli ambil penerbangan berikutnya dan datang ke sini! Aku juga merindukanmu, Yonghwa.

“Aigoo, tersenyum dan tertawa sendiri saat jam kerja. Aku rasa itu pasti istrimu yang kamu kirimi pesan.”

Kata Eun Hye yang tiba-tiba mengagetkan Yonghwa dari lamunannya. Yonghwa seketika berdeham dan meletakkan ponsel ke samping sebelum meluruskan posisi punggungnya untuk melihat temannya.

“Aniyo. Aku tidak mengirim pesan pada siapa pun.”

“Ah, cham. Kamu terlihat seperti seseorang yang sedang jatuh cinta. Apa kamu jatuh cinta dengan seseorang akhir-akhir ini?”

“Tentu saja. Aku punya istri dan aku mencintainya. Waeyo? Apa itu juga sesuatu yang aneh?”

Eun Hye tertawa keras dan menggelengkan kepalanya tak percaya. “Whoa, daebak! Aku tahu itu! Aku tahu kalau liburan bulan madu adalah keputusan terbaik yang kamu buat sejauh ini. Jadi, kalian akhirnya memutuskan untuk membuat pernikahan ini berjalan neh?”

“Deh.” Yonghwa menjawab dengan senyum terbentuk di wajahnya yang tampan, pendek dan lugas namun penuh makna.

“Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?”

“Tidak ada yang terjadi. Hanya saja kami akhirnya menyelesaikan masalah secara bersama-sama, dan mengakui kalau kami saling memiliki perasaan satu sama lain, dan hal-hal lainnya berjalan sangat lancar setelah itu.”

“Dia tidak mau lagi bertengkar denganmu?”

“Tidak lagi.” Yonghwa tertawa dan menganggukkan kepalanya. Yonghwa pasti akan merasa kehilangan Shin Hye yang lama, yang selalu berbicara balik padanya dengan apa pun yang terjadi di antara mereka dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Eun Hye mengeluarkan desahan lega. “Aku senang mendengarnya. Istrimu adalah orang yang benar-benar baik, Yonghwa-yah. Aku tahu walaupun aku baru bertemu sekali dengannya saat hari pembukaan ROKAF, tapi dia terlihat seperti orang yang baik.”

“Gomawo. Ngomong-ngomong Eun Hye-ah, apa kamu ingin tahu sesuatu?”

“Apa itu?”

“Istriku benar-benar berpikir kalau aku memiliki afair denganmu.”

Eun Hye tidak bisa menyembunyikan tawanya, dan dia mulai menertawakan Yonghwa dalam waktu selama mungkin setelah mengetahui berita mengejutkan itu. Yonghwa mungkin seorang pria yang tampan dan seorang pria yang sempurna, tapi Eun Hye tidak pernah berniat untuk memiliki hubungan cinta dengan Yonghwa. Yonghwa lebih seperti seorang saudara bagi Eun Hye, seorang teman yang sangat dekat dan seorang keluarga dari orang tua yang berbeda. Mereka suka bertengkar satu sama lain, tetapi saat salah satu membutuhkan bantuan, yang lain akan berada di sana untuk membantu.

“Mwo? Yah! Kenapa aku harus memiliki afair denganmu? Maksudku kamu? Tsk! Tolong beri aku seseorang yang lebih baik daripada kamu. Aku pantas mendapatkan yang lebih baik.” Eun Hye menggoda dan menjulurkan lidahnya pada Yonghwa.

My Husband is A SoldierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang