Mendengar perkataan Callie kemarin, membuat Azizi sadar dia harus menerima kenyataan bahwa dia tidak harus setiap saat di samping Callie.
Dengan sedikit keberanian di pagi, ia mulai menyusuri lorong hotel demi bisa bertemu dengan kepala chef dan manager hotel.
Namun langkahnya terhenti kala beradu tatap dengan seseorang yang lama sekali ia tak lihat.
"Zee" ucap seorang pria yang berhadapan dengan Zee
"Jasson" gumam Zee
Tanpa aba-aba Jasson langsung memeluk Azizi bagai sahabat yang telah lama tak jumpa.
"Lu kemana aja bangsat, setiap gue ke Jakarta selalu nyari lu, eh taunya lu kesini"
Jasson langsung sadar dan memperhatikan pakaian yang dikenakan Zee, sangat mudah ditebak profesi Zee di hotel ini.
"Zee lu dah jadi chef, wah sesuai sama mimpi lu jaman smp"
Sungguh menyebalkan sekali jika kita melihat Azizi yang hanya diam dan bahkan tak membalas pelukan jasson.
"Maaf saya harus pergi" Azizi langsung terburu-buru meninggalkan Jasson.
Tapi Jasson namanya ia mengikuti Azizi
"Zee please deh kejadian itu udah 10 tahun lebih jangan kaya anak kecil"
Azizi berhenti dan berbalik menatap Jasson, rasanya ia ingin menghempas pukulan tangannya tapi dia masih ingat ada etika profesi yang harus ditaati oleh semua pegawai hotel di sini.
"Jangan kaya anak kecil? Jasson Laksamana Chandra saya ingatkan kejadian itu 11 tahun lalu masih mengingat di otak saya. Andai loe ga bersekongkol dengan Bapak Vito Harlan Sinambella anak gw masih bisa ngerasain kasih sayang seorang ibunya. Dan gara-gara loe seorang ibu membenci anaknya, gw ga masalah jika Olla hanya benci gw dan bawa pergi Callie karena gw akui gw ga jujur sama dia. Tapi dia ninggalin Callie dan yang paling sakitnya di hati gue, dia ga mau memberikan asi untuk terakhir kalinya sebelum ia pergi dari rumah kami."
Azizi pun langsung pergi dan sementara Jasson tengah menyesali perbuatannya di masa lalu.
Malam itu dia dan Zee di luar kendali, apalagi mereka sedang terkena pengaruh alkohol.
Promnight SMA kali ini berlangsung di diskotik, sebenarnya Azizi tak berniat mengikuti tapi dengan bujuk rayu Jasson, Azizi mengiyakan dan bahkan ia juga ikut mabuk walaupun tak separah Jasson.
"Zee lu yang nyetir mobil gue ya" ucap Jasson yang sedikit sempoyongan.
"gue kan ga bisa nyetir mobil Jes"
"Ah iya, ya udah gue yang nyetir"
Mereka berdua pun langsung menaiki mobil dan diluar dugaan Jasson menancap gas dengan begitu kencang
"Hey bro pelan-pelan Napa"
"Apartemen gue agak jauh nyet dari sini, makanya gue ngebut toh sepi juga"
Ternyata Jasson diluar kendali dan menabrak seseorang
Brakk!!
"Jes, kita turun kita lihat lu nabrak orang sat"
Seketika Jasson bingung dan lebih memilih berdiam diri di mobil.
Azizi pun memilih keluar dan memeriksa seorang itu.
"Anjir kakek-kakek"
Tangan Zee memegang tangan kakek itu dan ia semakin gugup kala tidak ada tanda kehidupan di nadi pria sepuh itu."Jasson keluar lu bangsat nih orang mati!"
Jasson langsung keluar
"Mati dia Zee" Jasson semakin panik melihat pria sepuh itu berlumuran darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASA RASA DAN KARSA.
FanfictionMaaf aku tidak bisa menghadang deru ombak takdir itu -Azizi Aksan Asadel Jika kamu tidak bisa menghadang ombak takdir itu seharusnya dulu aku bisa berenang sendiri melawan ombak takdir itu -Febriolla Sinambella Dan percayalah aku yang sebenarnya ten...