Seperti yang ia ucapkan kepada ayahnya tadi pagi, kali ini ia akan menghabis waktu bersama bundanya.
20 menit sudah Callie menunggu Olla di food court, hanya sebotol air mineral yang ada di meja. Sebenarnya Olla menawarkan untuk menjemput Callie di sekolah namun Callie menolaknya ia tak siap jika harus dirundung pertanyaan dari teman-temannya jika melihat ia menaiki mobil sang ketua Yayasan.
Jujur Callie sedikit bingung apa yang ia harus lakukan pasalnya dia benar-benar canggung dengan Olla bahkan memanggil Olla dengan kata bunda seperti sedikit kaku.
"Hai sayang nunggu lama ya" Tiba-tiba Olla datang, Callie pun bangkit dan meraih tangan Olla untuk salim, Olla tersenyum dia masih merasa hubungan ini terasa kaku.
"Enggak kok baru juga 20 menit"
"Ah iya kamu udah makan"
"Belum bunda" Olla pun terkejut hanya melihat sebotol air mineral itu pun, botol milik Callie sendiri.
"Astaga sayang kamu harus makan, kenapa ga pesen" ucap Olla sambil merapikan anak rambut Callie yang sedikit berantakan.
Callie sedikit tersenyum miris, bagaimana pesan makanan uangnya saja habis untuk perjalanan dari sekolah ke mall.
"Yok pesen makan yuk, tapi jangan di sini. Ayo bunda ajak kamu ke restoran favorit bunda pas banget ada di mall ini"
Olla dan Callie pun akhirnya berjalan, banyak pasang mata yang melihat mereka mengingat penampilan Olla yang seperti ibu sosialita dan Callie yang sedikit berantakan ditambah sepatu Converse yang sedikit kucel. Walaupun Callie mengenakan seragam dari SMP no 1 di Jakarta tetap dia akan ditatap rendah.
Callie yang sadar akan hal itu memilih berjalan sedikit mundur dari bundanya. Dia paham, dia berjalan sedikit pelan. Olla pun sadar jika Callie berjalan lebih pelan darinya guna bisa di posisi belakang Olla.
Namun Olla langsung berhenti.
"Kenapa sih sayang jalannya pelan, kaki kamu masih sakit ya kemarin" ucap Olla yang berbohong ia tau putrinya sedang minder.
"Ah tidak bunda, kakiku sudah sembuh kok"
Olla pun langsung meraih tangan Callie dan menggandengnya.
"Nak jangan lihat tatapan orang, biarin aja kamu tuh cantik banget ga usah minder. Jadi diri kamu ya, kamu ini anak bunda kita harus jalan bareng dan gandengan."
"Tapi Callie takut bunda malu sama penampilan aku"
"Nggak bunda ga malu, kenapa bunda malu punya anak yang pinter trus atlet pula."
______
Olla pun dan Callie telah tiba di restoran steak.
Sungguh Callie kaget sekali melihat daftar harga menu di sini."Anjing, ini kalau gw makan bareng bunda setara gaji ayah dong" batin Callie kala membaca varian daging steak.
"Kamu mau pesen yang mana"
"Bunda, kalau Callie ga makan gimana"
"Eh ga boleh harus makan, nanti ayah kamu marah-marah dong kalau anak perempuannya kelaparan jalan sama bundanya"
"Mahal bunda, sayang banget uangnya."
Olla paham Callie akan seperti ini, dia anak Azizi pasti sikapnya akan menurun kepada Callie. Si sederhana namun Olla suka.
"Sayang gapapa sekali-kali ya"
"Nggak, Callie bukannya ga nurut sama bunda. Callie bilang enggak ya enggak lebih baik Callie pulang aja ya"
Callie yang hendak bangkit dari duduknya langsung dicegah oleh Olla
"Eh, oke kita ga akan makan di sini, Callie maunya apa?""Callie pengen banget makan mekdi bunda"
KAMU SEDANG MEMBACA
ASA RASA DAN KARSA.
FanfictionMaaf aku tidak bisa menghadang deru ombak takdir itu -Azizi Aksan Asadel Jika kamu tidak bisa menghadang ombak takdir itu seharusnya dulu aku bisa berenang sendiri melawan ombak takdir itu -Febriolla Sinambella Dan percayalah aku yang sebenarnya ten...