Luka Para Anak Manusia (1)

256 37 3
                                    

Senayan cepat sekali malamnya, kali ini Aran masih termenung dengan segelas kopi kapal api pahit starling. Dengan bising klakson menghiasi telinganya.

"Kasihan amat kamu Callie" ucapnya mengingat pertemuan dia dengan peri kecilnya.

Azizi membawa Callie di sebuah kedai kopi, sesuai perintah Zafran.

"Kamu mau apa nak" ucap Azizi sembari membantu Callie duduk.

"Ini di mana ya yah aku kan ga tau harus pesan apa" lirih Callie

Azizi menepuk kepalanya, sungguh dia masih belum terbiasa dengan keadaan anaknya.

"Kita di kedai om Aran di KOPINARAK"

"Wah kalau gitu, aku mau es kopi susu almond aja yah tapi less sugar"

"Oke tunggu ya Tuan Putrinya Ayah"

Azizi pergi meninggalkan Callie, sementara Aran masih tersenyum melihat interaksi itu dari kejauhan tanpa di sadari Zee.

Aran segera menghampiri peri kecil itu.

"Hai-hai peri kecil paman udah jadi anak gadis ya" Suara itu mengagetkan Callie.

Callie bingung langsung meraba, Aran yang paham langsung membawa Callie di dalam pelukan.

"Paman"
"Iya ini paman, paman pulang nak" di kecup kepala Callie begitu lama.

"Sabar paman dan ayahmu akan membalas perbuatan orang jahat itu" batin Aran.

Azizi pun tersenyum melihat Aran dan Callie, dulu ia pernah cemburu dan sangat cemburu kala Callie sangat menyambut hangat Aran melebihi dia.
Namun ia sadar Aran masih ada hubungan dengan Callie, dia paman kandung Callie dan dia akan membalas semua duka Callie yang tak mampu ia hadang.

"Nah itu tuh paman, dari kemarin nanyain lu mulu deh ran"

"Oh ya, dari kemarin paman sibuk banget sayang"

"idih gaya bett, mentang-mentang udah pulang dari Hongkong"

"Iya serius deh, oh iya kalian udah pesen"

"udah ran, tinggal nunggu dipanggil"

Tiga orang ini menghabiskan waktu di meja bundar pojok kedai. Menghabiskan waktu dengan bertukar cerita suka dan duka.
"Paman Janji nak, paman akan buat kamu melihat dunia lagi" batin Zafran.

"Ayah Janji, ayah akan membuat kamu melihat dan menggapai mimpi kamu" batin Azizi

Zafran menghela nafas, mengingat pertemuan tadi. Dia menyeruput gelas kopi kapal api yang dari kertas itu. Walaupun dia mempunyai kedai kopi tapi kopi instan kapal api tanpa gula buatan mamang starling selalu menyejukkan pikirannya.

Tiba-tiba tepukan pundaknya menyadarkan lamunannya.

"Bang Ran"

Zahran segera menoleh.

"Anjing lama banget lu"

"Sabar buset, dikira kaga capek apa survey tempat"

Ya itu Evan.

"Okay deh, paham dah. Jadinya di Jakarta atau di Jawa?"

"Jawa bang, gimana?"

"Jawa mana Van"

"Jawa Timur tepatnya Kediri dan itu Kediri yang jauh dari pusat kota. Buat ke sana cukup sulit aksesnya dan yang pasti kaga ada sinyal. Gue takut semisal kita gagal, makanya gue cari tempat yang sulit dijangkau polisi."

 ASA RASA DAN KARSA.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang