PMK 04 - MANTU

89 33 5
                                    

Entah sudah berapa lama Ayara duduk diam di depan laptop yang dia biarkan menyala. Mungkin ... terhitung tiga puluh menit dia bertahan di posisi seperti itu.

Getaran ponselnya menyadarkan Ayara yang langsung mengecek notifikasi dari siapakah gerangan. Senyum datar tercetak di wajah ketika melihat notifikasi dari Telkomsel.

Baru sehari dia menjadi pengangguran dia sudah merasakan bosan dan bingung. "Ya ampun gini amet jadi pengangguran." Salah satu tangannya masuk di kaos kebesaran yang dia pakai. Menggaruk bagian perut yang terasa gatal.

Dia melakukan pereganggan sebentar, merilekskan otot leher juga jari jemari yang siap mencari lagi lowongan pekerjaan. Kegiatannya hari ini hanya mencari, membuat keperluan dokumen versi baru untuk melamar kemudian langsung mengirim berkas ke email perusahaan yang dilamar. Selanjutnya, mungkin dia akan tidur lagi.

Laptop dia ambil dan berpindah tempat di kasur, mencari suasana baru. Ayara bersandar di kepala kasur, memulai berselancar dengan kegiatannya. Fokusnya terus menatap pada laptop. Menggulir ke bawah dengan kedua netra cermat membaca tiap deksripsi yang tertera.

Dari posisi duduk, tengkurap dan terakhir rebahan yang halaman tab semula di pencarian lowongan pekerjaan, kini berpindah menjadi menonton film Top Gun : Maverick yang dibintangi Tom Cruise. Laptop dia dekatkan pada kepala ranjang. Sementara posisi Ayara sendiri terlentang tak pada tempatnya. Kakinya terjulur ke bawah menapak pada lantai.

Terlalu fokus menonton ditambah empuknya ranjang yang mendukung, membuat Ayara jatuh tertidur. Laptop dibiarkan menyala menonton dirinya yang terlelap nyenyak dengan posisi tak nyaman. Sudah pasti saat bangun nanti wanita itu akan merasakan kesakitan di bagian tubuh tertentu.

***

Pukul satu siang wanita itu terbangun. Ayara menggeliat dan satu tangan tak sengaja mengenai layar laptop yang sudah mati kehabisan baterai. Kedua mata itu mendelik. Ayara meloncat mengambil laptopnya, segera mengisi baterai laptop itu.

Setelahnya, dia terhuyung ke depan. Cepat-cepat Ayara berpegangan pada meja merasakan pusing saat dia langsung beranjak bangun. Hadeehh! Gini amet, sih.

Dirasa sudah lumayan, Ayara menegakkan tubuh. Mengambil ikat rambut dan ponsel di ranjang lalu keluar kamar.

Melangkah gontai menuju meja makan dan tubuhnya merosot lunglai di meja makan. Dia meringis merasakan kedua kaki yang terasa keram. Beginilah akibatnya jika salah posisi tidur. Jemarinya aktif menari di atas layar ponsel tersebut hingga suara sang ibu terdengar.

"Lho? Udah bangun? Mama kira bangunnya agak sorean," celetuk Lastri. Santai Lastri melangkah sembari membawa kresek hitam berukuran sedang. Dia menaruh kresek tersebut di meja makan.

Ayara mengangkat wajahnya sedikit mengintip isi kresek tersebut. "Mama habis kemana siang-siang begini?"

"Habis beli gula, tepung terigu, telur di toko sebelah itu," sahut Lastri. Dia memberikan tepung terigu pada Ayara. "Masukin ke toples, ya," tambahnya dan berlalu memasukkan telur ke wadah rak telur khusus.

Ayara dengan malas bergerak membawa tepung terigu itu. Mengambil toples yang dimaksud di kabiner atas dapur. Tangannya dengan cekatan membuka plastik yang berisi satu kilogram terigu dan memindahkannya ke toples.

Selesai, Ayara kembali menyimpan toples di kabinet atas dapur. Kini, dia beralih ke kulkas. Mengambil salah satu botol ukuran satu liter dan menuangkan air es tersebut ke dalam gelas.

Pengangguran Masa Kini Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang