Baik Raka dan Abian terkejut dengan pesan Ayara yang kelewat pagi bagi mereka. Raka yang baru saja bangun pukul lima pagi dan membuka ponsel pun terkejut dengan jam yang ada di pesan Ayara.
Bayangkan! Jam empat pagi! Raka sendiri masih tertidur nyenyak. Selain jam yang di pesan Ayara, Raka juga terkejut jika hari ini Ayara memulai bisnis makanannya.
Baru kemarin mereka membicarakan rencana Ayara, tapi dia sudah membuka prapesan hari ini.
Di lain ruangan, tidak jauh pula dari Raka. Reaksi Abian setelah membaca isi pesan Ayara terkejut tentu saja. Apalagi dengan wanita itu yang ingin mengirimkan makanan gratis untuk mereka sebagai percobaan rasa.
Abian menekan kontak Ayara dan menatapnya lama. Kemudian dia menaruh ponsel tersebut di meja. Meninggalkan ponsel tersebut begitu saja di sana.
Laki-laki itu keluar kamar dan menemukan Raka meminum sebotol Aqua sampai habis.
"Ayara mulai open PO hari ini." Raka memulai pembicaraan dengan Abian ketika laki-laki itu sudah ada di depan kulkas.
Abian mengambil Aqua sama seperti Raka. Ia meminumnya hingga tandas lalu menoleh menatap Raka. "Gue tau."
"Gue mau bantuin dia promosi ke temen satu divisi," ujar Raka mengatakan rencananya.
"Sekalian promosi ke pacar-pacar lo juga," saran Abian yang Raka rasa seperti sindiran untuknya.
Raka menelengkan kepala menatap Abian tak paham. Ada apa dengan Abian pagi ini? Ia mulai menyeringai mencoba menggoda Abian.
"Kenapa respon lo begitu?" tanya Raka.
"Kenapa sama gue?" Bukannya menjawab, Abian bertanya balik pada Raka.
"Lo nggak suka kalau gue deket sama Ayara?" Raka mencoba menanyakan langsung tentang Ayara pada Abian.
"Ngapain gue nggak suka," jawab Abian meninggalkan dapur. Bersiap turun olahraga sejenak mengelilingi gedung apartemen.
Raka berdecak, susah sekali untuk mengetahui perasaan Abian. Entah kenapa dia begitu penasaran dengan mereka berdua.
Mereka tidak sadar dengan kedekatan mereka berdua secara tidak langsung. Entah salah satu memang sengaja dan sadar akan perasaanya atau memang keduanya sama-sama tak sadar.
Astaga! Benar-benar dia gemas sendiri dengan mereka berdua.
Meninggalkan dapur dan menyusul Abian untuk olahraga di bawah. Ia segera masuk ke kamar dan bersiap di sana.
***
Ayara sangat gelisah hari ini dengan prapesan yang mulai dia buka. Bingkisan makanan untuk Raka, Abian dan Lisa sudah dia kirim. Sengaja ia kirimkan untuk mereka sebagai bentuk percobaan rasa.
Banner sudah dia sebar. Ibunya, Lastri juga ikut berpartisipasi mempromosikan pada para ibu-ibu.
Ia menunggu di rumah sambil memakan sarapan yang tadi belum dia makan. Sesekali dia cek promosi yang dia sebar di sosial medianya.
"Ada yang order nggak, ya, dihari pertama?" gumam Ayara melihat WhatsApp yang tidak ada notifikasi order masuk.
Dia mulai menaruh ponselnya, mencoba untuk tenang dan tidak terlalu memikirkan. Ayara menyelesaikan sarapan dan mencuci piring.
Samar-samar dia mendengar suara ramai yang semakin lama semakin terdengar jelas. "Iya, Bu. Itu dagangan anak saya. Saya ikut bantu juga untuk masak dan persiapan lain."
Ayara segera mendekat, mencari tahu dengan siapa ibunya berbicara.
"Nah, kebetulan Ayara di sini," ujar Lastri sekaligus mempersilakan Bu Fira duduk selaku ibu RT di komplek perumahannya. Meninggalkan Ayara dan Bu Fira ke dapur membuatkan minuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengangguran Masa Kini
Teen FictionKebutuhan keluarga yang tak sebanding dengan pemasukan membuat Ayara Puspita sebagai anak sulung harus turun tangan membantu mencukupi kebutuhan tersebut. Usia pekerjaan yang selalu berjangka pendek daripada usia pekerjaan yang dia lihat dari teman...