Hari pertama Ayara bekerja, Ayara merasa canggung dengan Bang Bastian. Bayangkan, hari pertama ia bekerja yang memang benar-benar full arahan dengan dia. Apalagi dengan paras seperti itu yang sedari tadi membuat Ayara sedikit tidak fokus.
Di awal distro di buka, ia diberitahu untuk membersihkan seperti menyapu dan mengepel lantai. Menjaga kebersihan di lingkungan kerja sudah pasti itu menjadi hal utama dan bersifat penting.
Kemudian, ia menata ulang baju, jaket, celana denim dan macam celana lain. Aneka topi, kemeja, jam tangan dan sepatu. Ayara dan Hani-karyawan cadangan yang akan menggantikan dia nanti-menata ulang barang tersebut hingga dirasa rapi dan enak dipandang oleh pelanggan.
Selama menjaga distro dengan Hani, tidak ada kesulitan pada saat itu. Semua berjalan lancar. Hari pertama Ayara bekerja ia sudah melayani beberapa pelanggan.
"Kamu rumahnya di mana?" tanya Ayara di sela-sela dia melipat kaos yang terlihat tidak rapi dengan Hani.
"Aku deket distro sini aja, kak. Jadi, nggak terlalu jauh," jawab Hani lembut.
Dalam hati Ayara membatin dengan suara lembut Hani tadi. Sangat berbeda jauh dengan dia ketika berbicara yang terkadang terdengar keras. Tidak ada nada lembutnya sama sekali.
"Enak, ya, deket-deket sini. Sebelumnya, kerja di mana kalau boleh tau?" Ayara terus mengajak ngobrol-tidak lebih tepatnya sesi wawancara dengan Hani secara tidak sengaja.
Ayara tidak mau ketika melakukan sesuatu dengan keadaan hening. Jika situasi dan keadaan memperbolehkan kenapa tidak. Asal pekerjaan yang diberikan sudah selesai ia kerjakan tepat waktu dan tidak mengulur waktu.
"Aku baru aja lulus, kak. Kakak sendiri ini kayaknya yang sudah punya pengalaman kerja, ya?" tanya Hani menebak Ayara iseng.
Ayara sontak tertawa. Pantas saja Hani terlihat sangat muda sekali saat awal ia melihat Hani. Sungguh, ketika melihat Hani, ia jadi merasa tua sekali. Padahal umurnya, masih belum menyentuh kepala tiga.
Entah karena terlalu menikmati atau bagaimana, Ayara sampai tak terasa waktu sudah hampir pukul tiga sore. Dia tersenyum di sela-sela Ayara duduk menunggu pelanggan.
Sementara Bang Bastian mengawasi dari jauh. Di tempat dekat kasir berbincang dengan karyawan shift sore. Sebenarnya, jam dua siang tadi, ada kejadian yang membuat Ayara malu setengah mati. Sampai-sampai Hani ikutan tertawa karena tingkahnya.
Mungkin sekitar jam dua lebih lima, Ayara menyambut dua orang laki-laki yang saat itu dia kira sebagai pelanggan. Sementara Hani sedang izin ke toilet sebentar. Sedangkan, Ayara yang sendiri dan mendapati ada orang yang memasuki distro, ia segera menyambut.
Namanya pertama kali bekerja di sebuah toko distro seperti ini dan tidak tahu, Ayara langsung menanyakan sedang mencari apa.
Saat dua laki-laki mendapat pertanyaan seperti itu mereka kebingungan. Mereka sampai menatap satu sama lain dan menunjuk diri mereka sendiri. "Saya pegawai di sini, Neng," ujar salah satu laki-laki.
Ayara berkedip berkali-kali setelah mendengar perkataan barusan. "Iya?" tanya Ayara memperjelas.
"Kita karyawan di sini, Neng. Bukan pembeli," kata laki-laki satunya.
Di belakang, Bang Bastian sudah menahan tawa mati-matian supaya Ayara tidak malu. Walaupun Bang Bastian sudah menahan tawa, di sana Ayara sudah malu setengah mati.
Ayara segera menoleh ke belakang mencari Bang Bastian. "Beneran, Bang?"
Meledak sudah tawa Bang Bastian ketika pertanyaan itu meluncur dari bibir Ayara. Bang Bastian tertawa keras hingga pundaknya terlonjak ke atas.
![](https://img.wattpad.com/cover/342520435-288-k172632.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengangguran Masa Kini
Novela JuvenilKebutuhan keluarga yang tak sebanding dengan pemasukan membuat Ayara Puspita sebagai anak sulung harus turun tangan membantu mencukupi kebutuhan tersebut. Usia pekerjaan yang selalu berjangka pendek daripada usia pekerjaan yang dia lihat dari teman...