Malam hari sekitar hampir pukul sepuluh Ayara baru saja sampai di rumah. Sebelumya, dia sudah mengirim pesan pada sang ibu jika Ayara akan pulang telat. Untuk urusan masak yang biasanya dia memasak sekaligus untuk tester perihal rasa dan tekstur makanan yang sekiranya kurang empuk atau rasa kurang sedap, keasinan dan lain.
Ayara meminta ibunya untuk memasak saja karena dia sendiri tidak tahu saat itu pulang jam berapa. Dan betulan dia pulang terlambat sekali. Segera dia masuk rumah dan menemukan Lastri sedang membereskan meja makan.
Lastri mendongak ketika mendengar suara derap langkah. Menemukan Ayara sudah ada di depannya.
"Gimana sama kerjaan?" tanya Lastri mendekat, mengajak Ayara untuk duduk di kursi meja makan.
Ayara lantas menceritakan kegiatannya selama di distro. Apa saja tugas yang dilakukan sampai jam kerja.
"Ya begitu, ma. Sebelum buka, sapu toko dulu, tata baju yang sekiranya keliatan kosong di salah satu rak baju. Gitu, deh." Ayara menjelaskan dengan detail hingga Lastri bernapas lega mendengarnya.
"Syukur, deh kalau gitu. Kepikiran dari tadi mama," ucap Lastri mengutarakan kekhawatirannya.
"Ngapain kepikiran? Udah bukan bocah lagi aku, tuh, ma. Ya ampun," papar Ayara tertawa. Ia sendiri sudah berumur dua puluh lima tahun. Rasanya sedikit aneh jika masih dikhawatirkan oleh orangtua.
"Namanya mama khawatir sama anaknya masa nggak boleh?" cibir Lastri.
"Udah sana cepetan mandi, istirahat," titah Lastri menyuruh Ayara segera berbersih.
Wanita itu lantas memasuki kamar dan berbelok menuju kasur yang empuk. Merebahkan diri sebentar, merasakan enaknya kasur.
Baru saja menyalakan ponsel, ia mendapat notifikasi dari Abian. Sekitar sepuluh menit yang lalu pesan itu masuk.
Di sana pesan Abian menanyakan apakah sudah pulang. Ayara segera melarikan jemarinya di papan ketik ponsel kemudian mengirim balasan kepada Abian.
Ayara Puspita
Sudah barusan. Kenapa?Sengaja Ayara menanyakan maksud Abian. Sambil menunggu balasan dari Abian, dia membuka tab lain mencari tau cara memasak cumi-cumi yang empuk dan tidak keras.
Dengar-dengar memasak cumi-cumi itu susah gampang. Jadilah Ayara mencari cara memasak cumi-cumi dari google maupun YouTube.
Beberapa menit mencari tiba-tiba notifikasi pesan dari Abian masuk. Balasan Abian yang tak jauh dari kata singkat membuat dia gemas sendiri.
Oke. Hanya itu saja. Lalu tadi untuk apa dia mengirim pesan tanpa tau maksudnya. Astaga! Kalau saja laki-laki itu ada di depannya sudah dia lempari dengan botol.
Kembali dengan mencari resep memasak cumi-cumi, Ayara mengambil buku untuk mencatat poin penting ketika memasak cumi-cumi. Selesai mencatat semua, Ayara menaruh buku di meja nakas.
Dia merasa lelah hari ini. Entah kenapa, padahal kegiatannya hari ini tidak terlalu berat. Ia mengalihkan atensinya pada ponsel. Membuka aplikasi YouTube dan menonton video secara acak
Tak butuh waktu lama untuk membuat Ayara tertidur. Setelah memencet video acak, kedua netra Ayara pelan-pelan tertutup. Membiarkan ponsel Ayara menyala begitu saja.
***
Pukul empat pagi, alarm Ayara berbunyi memenuhi ruangan kamar. Ayara menggeliat tak nyaman dengan bunyi alarm yang benar-benar berisik. Semalam dia sengaja memasang alarm untuk mencoba memasak cuminya.
Setelah mematikan alarm, ia membuka grup chat dengan tiga sekawan seperti biasanya.
GRUP BEBACOT (4)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengangguran Masa Kini
Fiksi RemajaKebutuhan keluarga yang tak sebanding dengan pemasukan membuat Ayara Puspita sebagai anak sulung harus turun tangan membantu mencukupi kebutuhan tersebut. Usia pekerjaan yang selalu berjangka pendek daripada usia pekerjaan yang dia lihat dari teman...