Pukul lima sore tepat, Abian betul-betul ke rumahnya. Respon ibunya yang kelewat heboh itu membuat Ayara meringis dan menahan malu di dalam kamar.
"Oh ... Nak Abian! Sini masuk dulu." Lastri mempersilakan Abian masuk. Ayara yang masih di dalam kamar mendengar suara ibunya yang ke lewat heboh itu langsung keluar kamar. Tak tahan ingin menegur ibunya untuk jangan seperti itu.
"Aya ...! Ya ampun! Dandan yang bener dong itu kamu! Roll rambutmu masih di rambut itu!" seru Lastri kaget melihat penampilan Ayara.
Ayara mendelik, memegang roll rambut di atas yang masih berada di sana. Buru-buru dia masuk ke kamar. Menutup pintu kelewat keras. Dia merutuki tindakannya yang impulsif tadi. Ayara malu setengah mati di dalam kamar.
Niatnya ingin menegur sang ibu malah dianya yang menjadi malu.
Astaga! Apakah dia jadi terlihat pihak yang sangat antusias di sini. Wanita itu memejam merutuki dirinya sendiri.
Selanjutnya, wanita itu terperanjat merasakan pukulan di lengan. Pelakunya yang tak lain sang ibu mendelik menatap Ayara. "Kamu cepetan dandannya! Ditunggu Abian itu lho!" lontarnya gemas.
"Iya-iya ma. Ini Aya tinggal dikit." Ayara segera melepas roll rambut, merapikan tatanan rambut juga make upnya.
"Iya, udah cepetan." Lastri meninggalkan kamar Ayara yang tak lama juga disusul dengan Ayara keluar.
Ayara tersenyum kecil pada Abian yang duduk di salah satu sofa di sana. "Sorry, nunggu lama."
Abian mengangguk pun membalas senyuman Ayara. Keduanya langsung berpamitan pada Lastri untuk segera berangkat.
"Hati-hati, ya. Nak Abian, pulangnya usahakan jangan terlalu malem," celetuk Lastri tersenyum. "Ayahnya si Aya nggak tau. Belum pulang. Jadi, tolong diusahakan, ya," tambahnya sedikit berbisik kemudian Lastri tertawa dan Abian pun ikut tertawa kecil.
"Iya, tante. Saya cuman mau ngajak Ayara jalan-jalan santai aja," sahut Abian dengan ramah.
"Iya, udah sana berangkat."
Keduanya langsung meninggalkan kediaman Ayara. Dengan sepeda motor Abian, mereka membelah jalanan dengan ditemani langit senja yang cantik.
"Kita mau kemana?"
Di sela-sela perjalanan, Ayara bertanya dengan nada yang sedikit keras. Takut Abian tak terdengar.
Laki-laki itu menepi ke pinggir jalan selepas mendengar pertanyaan Ayara. "Kok berhenti, Yan?"
"Gue juga nggak tau mau bawa lo kemana," akunya dengan wajah polos dari spion kecil sepeda motor di depan.
"Astaga! Jadi dari tadi keliling nggak jelas ini?"
Abian menyengir tanpa rasa salah. "Kulineran mau?"
Tawaran Abian membuat binar mata di gadis itu terlihat. "Oke! Cari tempat ikan bakar yang enak, yuk!"
Dari situ, keduanya langsung meluncur mencari ikan bakar. Menikmati waktu mereka berdua mencari makanan dan jajanan yang sedang hits.
***
Hari itu Ayara dan Abian benar-benar berwisata kuliner. Entah mendapat ide darimana, Abian tiba-tiba mengajak Ayara untuk jalan-jalan.
Abian setelah jam kerjanya selesai, ia langsung pulang menuju apartemen meninggalkan Raka yang masih di kantor. Membersihkan tubuh sejenak pun mengganti baju kantor dengan outfit santai.
Outfit keduanya memang terlihat santai, tapi tak lupa menunjukkan ciri khas fashion mereka tersendiri. Ayara sendiri merasa lega tidak salah pilih dengan outfit yang dia pakai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengangguran Masa Kini
Teen FictionKebutuhan keluarga yang tak sebanding dengan pemasukan membuat Ayara Puspita sebagai anak sulung harus turun tangan membantu mencukupi kebutuhan tersebut. Usia pekerjaan yang selalu berjangka pendek daripada usia pekerjaan yang dia lihat dari teman...