meet again

90 6 0
                                    

Waktu menunjukkan pukul 12 siang. Ardiaz yang masih berada di ruangannya pun berniat keluar untuk mencari makan siang, setelah itu ia akan ke perusahaannya sebentar.
.
.
.
Sekarang Ardiaz sudah sampai di kantin fakultas psikologi. Dia melihat sekitar untuk mencari meja yang kosong, mata nya tidak sengaja melihat ke arah sebuah meja yang di tempati oleh dua orang mahasiswi dan dia sangat mengenal salah satu dari mereka. Aira. Ya saat ini Ardiaz tengah menatap Aira walaupun Aira membelakanginya. Dia pun melangkahkan kaki nya ke arah meja Aira berada tapi sebelum ia mendekat dirinya mendengar apa yang sedang di bicarakan kedua mahasiswi nya itu.
.
.
Aira masih saja kesal dengan kejadian satu jam yang lalu dimana dirinya dijadikan Asdos oleh dosen yang sangat ia hindari karena killer. Selepas kepergian Anna karena ada kelas Aira dan Selly masih belum pergi dari kantin, kalau kata Selly "biar sekalian nunggu Anna selesai kelas baru kita cabut" jadinya mereka di kantin selama lebih 1 jam.

Aira yang masih ingat dengan kejadian tadi pun bercelatuk. "Masih kesel banget gue sama tuh dosen freezer!" Seperti yang tadi di bilang kalau tingkat kekesalan Aira masih tinggi.

Selly yang sedang fokus pada handphone nya pun mengalihkan pandangannya kearah Aira. "Lah? Masih kesel lo?" Tanya Selly geleng kepala.

"Menurut Lo aja" bete nya.

"Udah deh Ra, terima aja. Kan lumayan juga Lo bisa dekat sama dosen idaman para cewe maupun dosen perempuan di kampus ini." Beri tahu Selly.

"Males banget gue deket-deket sama tuh dosen freezer udah killer, dingin, sombong, gak mau di bantah, ter..." Belum Aira menyelesaikan ucapannya ada seseorang yang menyambar omongannya.

"Terus apa?" Tanya orang di belakang Aira dengan suara dingin bak kulkas 23 pintu.

Mendengar suara itu Aira langsung menatap ke arah Selly yang menggerakkan bibir nya menyebut nama orang yang ada di belakangnya tanpa suara. "Pak Diaz" ucap Selly tanpa suara.

Aira langsung menegangkan badannya lalu perlahan berputar ke belakang melihat orang tersebut. Tadi waktu Aira sedang mengoceh Selly sudah mengetahui kalau Ardiaz berjalan kearah mereka tepatnya kearah Aira. Dirinya ingin kasih tau ke Aira tapi Ardiaz meng-kode untuk tidak beritahu alhasil Selly pura-pura sedang bermain hp.

"Hari ini sudah dua kali kamu mengatai saya, sebagai hukumannya besok pagi kamu harus menyelesaikan file yang sudah saya kirim ke alamat email kamu." Jelas Ardiaz sambil menatap Aira dengan lekat. Aira yang di tatap seperti itu sampai beku di tempat. Setelah mengatakan itu dirinya pun berbalik ingin pergi, tapi sebelum itu ia menarik hidung Aira pelan sambil berbicara pelan yang hanya di dengar oleh Aira. "Kamu manis." Setelah mengatakan dua kata itu tanpa beban ia pergi dari kantin.

Aira? Sudah di pastikan seperti orang bodoh. Selly yang baru melihat dosen nya itu berbicara panjang selain di dalam kelas melongo tidak percaya.

"FIKS. Pak Diaz suka sama Lo" teriak Selly menepuk bahu Aira membuat sang empu kaget.

"Astaghfirullah. Berisik Lo" Aira menjauhkan dirinya dari Selly. Dia kembali memikirkan kata terakhir sebelum Ardiaz pergi kamu cantik. Itu tadi pak Ar? Gue salah denger kan? Gak mungkin pak Ar bilangin diri gue kan? Ya. Pasti gue salah denger. Seperti itu lah kira-kira isi kepala Aira.

"Ra, Lo kenapa?" Tanya Selly memegang bahu Aira.

"Eh? G-gak. Gue gpp kok." Jawab Aira menetralkan raut wajahnya.

"Are u sure?" Tanya Selly memastikan.

"Iyaa gue gpp Sell." Ucap Aira meyakinkan.

"Oke. Gue percaya." Percaya aja, dari pada Aira marah pada dirinya. "Oh iya, Lo denger kan apa yang di bilang pak Diaz tadi?" Tanya Aira melanjutkan.

SHE IS MINE (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang