Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam tapi sampai sekarang Ardiaz belum juga mengantar Aira pulang ke rumah. Padahal meninggalkan bar sudah hampir 1 jam yang lalu, bukan Ardiaz tidak ingin mengantar Aira pulang. Tapi ia tidak tau alamat rumah mahasiswi nya itu sebab Aira tidak memberitahu nya dan saat ini Aira sedang tidur di samping kursi pengemudi. Ardiaz ingin membangunkan tapi ia urung karena melihat Aira yang sangat pulas. Jadi selama 1 jam Ardiaz hanya berputar-putar sambil menunggu Aira bangun.
"Eungh." Suara Aira khas baru bangun di dengar Ardiaz.
Ardiaz melihat ke arah kirinya ternyata Aira sudah mulai bangun. Ia kembali mengalihkan pandangannya ke depan karena Aira ikut menatapnya.
"Kita dimana pak?" Tanya nya bingung melihat jalanan yang sepi karena mereka sedang berada di taman yang sudah mulai sepi karena cuaca sedang mendung.
Tadi Ardiaz menepikan mobil nya di dekat taman tersebut karena bingung harus berbelok kemana lagi alhasil ia menepi kearah taman.
"Kok kita ada disini pak?" Tanya nya mulai takut karena cuma ada mereka berdua di dalam mobil dan suasana malam yang mendung.
"Kita di taman dekat rumah saya." Jawab Ardiaz tanpa melihat kearah Aira.
Ya. Ardiaz tidak berbohong, rumah nya tidak jauh dari taman ini. Tadinya ia ingin membawa pulang Aira tapi ia tidak mau di tuduh yang enggak-enggak oleh orang tuanya. Jadinya Ardiaz menunggu Aira bangun aja baru ia akan bertanya dimana alamat rumah gadis itu.
"Kok saya masih disini? Bapak mau culik saya yaa?" Tuduhnya memeluk dirinya takut.
Ardiaz yang melihatnya geleng kepala. Ada-ada aja pikiran gadis ini, pikir Ardiaz.
"Saya tidak tau dimana alamat rumah kamu, jadi ya saya bawa kesini aja." Jelas Ardiaz, yang terdengar menjengkelkan di telinga Aira.
"Kenapa gak tanya sih pak?" Kesal nya.
"Gimana saya mau nanya. Kamu nya aja tidur." Sindir Ardiaz membuat Aira cengengesan.
"Hehehe... Maaf pak saya ketiduran." Aira menampilkan giginya yang berbaris rapi dan putih.
"Yasudah sekarang tunjukkan arah alamat rumah kamu." Aira pun memberitahu alamat rumahnya. Ardiaz mulai menyalakan mobilnya kembali.
Selama di perjalanan ke rumah mereka berdua sama-sama diam. Aira yang masih mengantuk namun di tahan, sedangkan Ardiaz bingung mencari topik.
"Em, pak..."
"Aira..."
Ucap mereka bersamaan saling pandang. Karena sedang menyetir Ardiaz kembali fokus ke jalan.
"Kamu duluan." Ucapnya pada Aira.
"Bapak aja duluan." Ngalah Aira.
"Kamu duluan atau saya gak jadi bicara." Ancam nya membuat Aira menurut.
"Saya mau minta maaf soal tadi, sama soal tugas yang bapak kasih." Ucapnya menunduk sambil memainkan jari tangannya. "Saya beneran gak mau jadi asisten dosen pak." Lanjutnya masih menunduk.
"Saya maafin. Saya juga minta maaf udah buat kamu nangis tadi, saya minta maaf." Jawab nya. "Apa karena saya dosen nya makanya kamu gak mau jadi asisten saya?" Lanjutnya bertanya.
Aira menegakkan kepalanya lalu menghadap kearah Ardiaz. "Enggak pak. Saya beneran engga mau jadi Asdos siapapun." Jujurnya menggeleng tanda tidak setuju dengan pertanyaan Ardiaz.
"Alasannya?" Tanya Ardiaz berusaha tenang.
"Saya gak mau aja. Lagian saya gak bisa bagi waktunya nanti pak, antara tugas pribadi saya sama tugas dari bapak." Jelasnya berusaha membuat Ardiaz mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE IS MINE (On-Going)
Random"Membuatmu mencintaiku adalah suatu keharusan yang terwujud." _Ardiaz Fayruz. "Membuatku mencintaimu adalah suatu tantangan." _Aira Lee Start: 20/7/23 End: -