Aira berjalan menyusuri koridor fakultas Psikologi menuju ruangan dosen nya yang terkenal killer, dingin dan pelit akan nilai. Di setiap langkah nya dia terus merapalkan doa agar sih dosen killer tidak kembali menghukum nya. Sebenarnya dirinya tidak tau kenapa dia dipanggil ke dalam ruangan sang dosen dari pada ia penasaran lebih baik dia menjumpai dosen killer itu.
Setelah 10 menit berjalan dari kelas menuju ruangan dosen akhirnya Aira sampai di depan pintu neraka itu eh, maksudnya pintu dosen.
"Hwaitinggg" semangatnya pada diri sendiri sebelum mengetuk pintu keramat itu.
Tok...tok...tok...
Tidak ada suara dari dalam membuat Aira mengerutkan keningnya bingung.
"Aishhh. Katanya disuruh ke ruangannya ini kok malah gak ada. Dasar dosen freezer" dumel nya masih di depan pintu.
"Kamu ngatain saya?" Tanya seseorang dari belakang Aira dengan suara dingin khas nya.
Aira yang mendengar itu langsung menegangkan badannya dan berbalik menghadap orang tersebut.
"E-eh, bapak ternyata ada disini" cengir Aira menampakkan lesung dalam nya yang sangat manis.
Yang di hadapan Aira langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ga sehat buat jantung_ hati kecil nya ngomong.
"Masuk!" Ucapnya tetap dingin setelah kembali menetralkan detak jantung nya.
Akhirnya mereka pun masuk kedalam ruangan sang dosen. Aira yang sudah berada di depan meja sang dosen hanya menampilkan wajah polos nya yang sialnya sangat imut.
Lama menunggu akhirnya Aira memberanikan diri untuk berbicara.
"Kenapa bapak manggil saya?" Tanya nya penasaran.
Yang di tanya masih diam namun mata dan tangannya fokus dengan laptop di depannya. Aira yang kesal pun kembali bersuara.
"Kalau gak ada yang ingin bapak sampaikan saya permisi" lanjutnya dan ingin melangkah keluar tapi ia urung karena mendengar suara sang dosen.
"Mulai besok kamu jadi asisten saya" ucap sang dosen to the point masih dengan suara khasnya, dingin.
Aira yang tadinya ingin melangkahkan kaki nya keluar seketika dibuat terdiam karena mendengar ucapan dosen freezer nya itu.
"Diam nya kamu saya anggap kamu setuju" lanjut sang dosen membuat keputusan sendiri.
Aira yang sudah sadar pun langsung bersuara. "WHAT! Kok bapak yang putusin? Saya aja belum bilang setuju atau enggak. Saya gak mau jadi asisten bapak!" Ucapnya kesal. "Mohon maaf bapak Ardiaz yang terhormat. Tugas kuliah saya banyak, lagian saya tetap tidak mau jadi asdos. Apalagi dosen nya bapak" Lanjutnya semakin kesal melihat sang dosen yang bernama Ardiaz.
Ardiaz pun menghentikan fokus nya dari laptop dan mulai menatap Aira. Aira yang di tatap merasa takut.
"Yasudah kalau gitu nilai akhir kamu di mata kuliah saya, saya beri E." Ancam nya dengan wajah tanpa dosa.
Kenapa sih dosen kalau keinginan nya gak di turuti ancamannya nilai? Kenapa gak yang lain?
Aira langsung melototkan matanya menatap sang dosen tidak terima.
"Apaan sih pak. Ancamannya gak ada yang lain apa?" Aira berusaha menetralkan kekesalan.
"Tidak ada." Cetus Ardiaz.
Aira sudah tidak bisa menahan kekesalannya pun pergi begitu saja hingga tanpa sadar ia membanting pintu ruangan itu. Sih dosen freezer yang mendengar itu menutup matanya. Bodoh amat sama sopan santun saat ini dirinya sedang sangat amat kesal dengan dosen freezer Ardiaz itu.
Hai...haiii....
Welcome di cerita baru aku. Maaf yaa kalau masih ada kata yang typo atau penamaan karakter yang sama. Sumpah seribu sumpah aku gak ada nyontoh cerita siapapun. Ini murni dari otak aku.So, buat kalian semua jangan lupa semangati aku buat terus tulis cerita ini dengan give me star and good comments.
Thanks all....
Salam love dari author💚
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE IS MINE (On-Going)
De Todo"Membuatmu mencintaiku adalah suatu keharusan yang terwujud." _Ardiaz Fayruz. "Membuatku mencintaimu adalah suatu tantangan." _Aira Lee Start: 20/7/23 End: -