"Makasih Ma, hati Aira sedikit tenang setelah cerita sama Mama." Aira langsung memeluk Mamanya. Aura tersenyum membalas pelukan putrinya dan mengusap lembut punggung Aira.
"Untuk sekarang jangan kasih tau Papa atau pun Bang Ian ya Ma." Lanjutnya masih berpelukan.
Belum Aura menjawab sudah ada yang menimbrung obrolan mereka.
"Jangan kasih tau apa?" Tanya seseorang yang baru saja datang lalu menghampiri mereka.
Ibu dan anak itu sama-sama di buat terkejut oleh suara orang itu, mereka pun melepaskan pelukan dan menoleh kearah suara tadi berasal.
"Loh? Kok kamu udah pulang?" Tanya Mama mengalihkan pertanyaan anak sulung nya.
"Ini mau balik lagi, Aku cuma mau ambil dokumen yang ketinggalan Ma." Jawab pria tersebut yang tak lain adalah Bastian. "Jangan ubah topik Ma, rahasia apa yang gak boleh Ian sama papa tau?" Tanya nya sekali lagi dengan nada introgasi menghadap adiknya.
Aira yang di tatap seperti itu pun kikuk dan melirik sang Mama memberi isyarat untuk tidak cerita dengan Abang nya. Aura yang mengerti pun menganggukkan kepalanya dan menjawab pertanyaan putranya.
"Bukan apa-apa, ini masalah perempuan jadi kamu gak boleh kepo." Jawab Aura membuat Bastian semakin penasaran.
"Kok gitu? Hal apa yang gak boleh kaum laki-laki tau dari kalian para perempuan?" Tanya nya lagi dengan kesal.
"Banyak. Udah ah, kamu ga usah kepo." Bastian memberengutkan wajahnya mendengar jawaban sang Mama.
"Abang gak boleh kepo, dosa tau." Ejek Aira yang sedari tadi diam. "Udah sana Abang ambil dokumen Abang aja terus balik ke kantor, mentang-mentang anak yang punya perusahaan suka banget bolos." Lanjutnya sambil mengejek abangnya yang sudah terlihat wajahnya tengah menahan kesal.
"Dasar anak kecil. Iya ini Abang ambil." Ucap Bastian melangkah menjauh,tapi sebelum itu dia mencubit hidung Aira dengan kuat menyebabkan hidung nya merah seperti badut lalu dirinya lari sebelum adiknya membalas.
"AKHHH! HUAAA MAMA. LIAT BANG IAN." Adu Aira teriak dan mulai menangis.
"BASTIAN!" Aura pun ikut teriak memarahi putranya.
"Udah, jangan nangis." Bujuk Aura mengusap hidung Aira yang tadi di cubit Bastian.
Beginilah Aira kalau di rumah, tidak ada Aira yang bar-bar. Hanya ada Aira yang manja.
"Oh iya! Mama lupa." Aura menjeda ucapannya.
"Lupa apa Ma?" Tanya Aira udah gak nangis lagi.
"Cookies nya belum Mama masukkan oven." Aura pun beralih memasukkan cookies yang sedari tadi memanggil untuk di panggang.
"Ya Allah Ma, aku kira kenapa." Aira geleng-geleng kepala.
Akhirnya mereka kembali fokus sama tujuan mereka di awal, yaitu membuat cookies. 15 menit menunggu akhirnya cookies ala chef Aura dan Aira pun jadi. Bastian pun sudah kembali ke kantor dari 10 menit yang lalu.
"Jadiii." Seru Aira semangat melihat hasil yang dia buat bersama Mama.
"Alhamdulillah." Seru Aura juga.
"Yaudah Aira ke kamar dulu ya Ma, kepala Aira agak pusing." Izin nya.
"Iya. Kamu istirahat sana, jangan lupa minum obat ya sayang." Jawab Aura tersenyum.
"Siap ibu negara!" Hormat Aira ala tentara wanita. Aura tersenyum lalu membawa cookies ke dalam lemari untuk stok camilan.
Setelah sampai di lantai 2 Aira langsung masuk ke dalam kamar dan membaringkan diri di kasur Queen zise nya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
SHE IS MINE (On-Going)
Nezařaditelné"Membuatmu mencintaiku adalah suatu keharusan yang terwujud." _Ardiaz Fayruz. "Membuatku mencintaimu adalah suatu tantangan." _Aira Lee Start: 20/7/23 End: -