7. nightmare I will never forget...

3.7K 339 17
                                    

Author lagi galau
T^T [cry]

____________

Natan tengah duduk disebuah kursi mobil, mobil yg menjemputnya adalah mobil pribadi milik Aamon, ya, tentunya bukan Aamon yang menjemput nya, yang menjemput Natan saat ini adalah pelayan kepercayaan Aamon, pelayan itu bernama Cecilion.

Perjalanan kemanssion terasa hening, Natan fokus pada layar handphone nya, sementara Cecilion fokus menyetir mobil, radio bahkan tidak dinyalakan.

Perlu diingat, bahwa jarak manssion keluarga paxley, sangat jauh dari pusat kota, memakan waktu setengah jam lebih untuk sampai kesana.

Karna hal itu, Natan sempat tertidur sejenak dimobil.
Cecilion yg melihat dari cermin mobil bahwa Natan tertidur, entah kenapa, ia malah terpesona dengan wajah Natan yg tengah tertidur.
Untungnya batin nya langsung sadar, dan mengalihkan pandangan nya dari  cermin agar fokus kembali mengemudi.

.
.
.

Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya mereka sampai dimanssion keluarga paxley.
Natan terbangun dari tidur nya saat merasa bahwa mobil sudah berhenti.

Cecilion yg baru saja keluar dari mobil segera membuka pintu milik Natan. "Tuan Zandrind, kita sudah sampai dimanssion"
Natan segera turun dari mobil, tidak lupa membawa kotak yg tadi diberikan oleh Xavier, kotak itu ukuran nya kecil, mirip seperti kotak cincin .

Saat Natan ingin berjalan kearah pintu masuk, Cecilion tiba-tiba saja memanggil nya dan mengatakan sesuatu yg menurut Natan itu terdengar aneh.
"Tuan, jika anda bertemu dengan tuan besar malam ini, tolong segera jauhi dia" ucap Cecilion dengan nada seperti orang yg khawatir.

Natan yg mendengar itu tentu kebingungan, menjauhi? Ya dia memang punya keinginan untuk menjauhi Aamon, tapi, siapa yg tidak penasaran jika tiba-tiba saja diperingati seperti ini?
"Memangnya, ada apa?" Tanya Natan dengan sopan.

Cecilion hanya menunduk, lalu menjawab, "saya tidak dapat menjawab nya tuan,tapi saya mohon, untuk tidak melakukan itu" ucap Cecilion dengan tangan kiri nya berada didada dan menundukan kepalanya, layaknya seseorang yg ketakutan.

Natan makin kebingungan dengan apa yg dikatakan oleh Cecilion, namun, ia tak ingin memperpanjang hal ini, toh ia memang tak punya niat untuk bertemu dengan sang Enigma.
Natan hanya mengiyakan jawaban Cecilion, dan segera berjalan kedalam manssion.

Para pelayan yg melihat Natan, mereka segera menyingkir dari jalan Natan dan membungkuk, dan ya,Natan kembali tidak nyaman dengan semua ini.
Seorang pelayan menawarkan untuk membawakan tas selempang milik Natan, namun Natan menolak nya dengan sopan, mengatakan bahwa ia bisa membawanya sendiri.

Sesampai nya didepan kamar, Natan segera membuka pintu kamarnya, ia segera masuk karna sudah merasa kelelahan.
Ia membaringkan tubuhnya dikasur, merasa sangat kelelahan ia pun kembali memejamkan matanya.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu membuat Natan yg awalnya sudah hampir terlelap langsung bangun, ia duduk sebentar, mencoba memastikan bahwa ia benar-benar mendengar suara ketukan pintu.

Tok tok tok

Suara ketukan kembali terdengar, kali ini suara ketukan itu agak lebih cepat dan terdengar lebih keras dari pada ketukan yg sebelumnya.
Natan segera turun dari kasurnya, ia mendekati pintu, namun yg aneh... saat tangan nya sudah sampai pada gagang pintu, ia mencium aroma yg aneh. Seperti...Feromon? Tidak, ini berbeda.

Krekk

Natan membuka pintu dengan perlahan, saat pintu sudah terbuka lebar, ia melihat seseorang yg benar-benar tidak ingin dia lihat saat ini.

"T-tuan Aamon, a-ada apa?" Ucap Natan dengan gagap pada orang didepannya saat ini, dan aroma tadi, kali ini aroma nya sangat kuat, dapat dipastikan aroma itu berasal dari Aamon.

Aamon menatap tajam pada Natan, aroma tadi semakin pekat, Natan yg mencium aroma itu,merasa kan panas yg luar biasa ditubuhnya, ia yg awalnya berdiri tegap, kini tersungkur tidak berdaya.
"T-tuan" lirih Natan.

Aamon yg melihat itu, bukannya membantu Natan, ia malah mengangkat Natan kekasur, tidak lupa mengunci pintu kamar Natan,
Sementara Natan? Ia tak bisa melakukan apa-apa karna tubuhnya benar-benar panas saat ini, ia sadar, bahwa ini tidak seperti rut nya yg biasa!

Aamon mengambil ikat pinggangnya, dan mengikat tangan Natan pada tiang kasur, Natan mencoba berontak, tapi tak bisa! Semakin ia berontak, tubuhnya semakin panas.

Bibir Natan gemetar, ia ingin teriak, tapi suara nya seakan ditahan oleh sesuatu, air mata nya sudah tidak dapat ia bendung lagi, Natan hanya bisa menangis, saat ia tau, apa yg akan dilakukan oleh Enigma didepan nya ini, entah apa alasan Aamon melakukan ini padanya, namun yg pasti, ini tidak akan berakhir baik...

_To Be Continued_

My Mate | MLBB | Aamon Natan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang