9. i really need you now

3.4K 293 11
                                    

Beberapa minggu telah berlalu.
Hari-hari dilalui oleh Natan seperti biasa, meski ia dihantui oleh rasa takut yg tak kunjung menghilang.

Selama beberapa minggu terakhir, baik itu Natan maupun Aamon, mereka sangat menjaga jarak satu sama lain.Mereka hanya akan bertemu saat Natan melakukan pengobatan rutin pada Aamon.

.
.
.

"Natan"
Suara yg tidak asing terdengar ditelinga Natan, ia yg awalnya sedang melamun dikursi taman, langsung menoleh kearah sumber suara.

"Xavier? Sedang apa kau disini?" Pria dengan surai biru itu terlihat hanya mengenakan sebuah kaos berwarna putih dan celana panjang berwarna hitam.

"Justru aku yg harusnya bertanya, sedang apa kau ditaman sendirian, apalagi ini sudah larut malam"
Natan melihat kearah jam tangannya, benar apa kata Xavier, ini sudah larut, jam ditangannya menunjukan pukul 22:40. Untung lah dia tidak diculik karna duduk ditaman sendirian-

"Aku hanya menikmati angin malam, dan aku baru saja pulang dari rumah sakit makanya mampir kesini" jawab Natan, sembari memainkan pena ditangannya.

Xavier duduk disamping Natan, ia terlihat membawa kantong belanjaan yg berisi beberapa cemilan dan makanan kalengan, "kau dari supermarket?" Tanya Natan pada Xavier.

Xavier hanya mengiyakan pertanyaan Natan, ia menyandarkan punggung nya pada kursi taman, angin malam yg dingin, dan suasana sepi, menghiasi taman dimalam itu.
Natan kembali melamun, menatap langit malam yg gelap,tidak ada bintang malam itu.

Xavier melirik kearah wajah Natan, wajah yg indah itu, tersirat sebuah rasa cemas dari ekspresinya.
"Natan, kau baik-baik saja?"

Natan yg awalnya sedang menatap langit yg gelap dan kosong, kini tersadar dan langsung menoleh kearah Xavier. "Ah...aku baik-baik saja, kenapa kau tiba-tiba menanyakan itu?"

Xavier menatap Natan dengan tatapan nanar, "tidak, hanya saja akhir-akhir ini, kudengar dari Faramis bahwa kau sering melamun, kau juga sering tidak fokus dan  wajah mu terlihat sangat pucat"

Natan yg mendengar itu, hanya bisa diam, kembali terlintas dipikirannya, semua kejadian yg terjadi beberapa minggu yg lalu, dadanya terasa sesak, mengingat semua itu membuatnya mual.

Xavier yg melihat bahwa Natan hanya diam dan meremas kuat kemeja nya dibagian dada. "Bagaimana kabar Noland?" Xavier mencoba mengalihkan topik, ia tidak ingin bertanya lebih lanjut soal tadi.

Natan berhenti meremas kemeja nya saat mendengar nama Noland.
"Noland...terakhir kali aku menelfond nya kemarin, dia lumayan sibuk dengan pekerjaannya dilab"
Manik biru itu menatap kearah lantai, entah kenapa, sebuah senyum tipis terukir diwajah sang Alpha.

Xavier menepuk bahu Natan perlahan, lalu kembali bicara.
"Jika ada masalah jangan sok kuat, kau tidak mungkin bisa menahan nya sendiri" ucap Xavier dengan nada sarkas nya, Xavier bukan tipe orang yg menghibur orang lain dengan kata-kata motivasi, pasti saja, akan ada kalimat sarkas yg keluar dari mulutnya.

Natan hanya terkekeh pelan mendengar sahabatnya mengatakan hal itu, "kau tidak pandai menghibur orang lain ya, Xavier" ucap Natan dengan nada ejekan.

Xavier memejamkan matanya, kedua tangan nya ia gunakan untuk menopang kepalanya dari belakang.
"Kau tidak ingin menemuinya? Kau sudah lama sekali tidak kembali kesana kan" ucap Xavier dengan mata yg masih tertutup.

Natan menatap kearah Xavier.
"Kau tau kondisi ku sekarang kan.
Tak mungkin aku bisa menemuinya dalam waktu dekat saat ini" ucap Natan, ia menghela nafas, terlihat jelas bahwa matanya menunjukan rasa kecewa.

Xavier membuka matanya pelan, matanya melirik kearah pria bersurai putih yg terlihat kecewa.
"Kau bisa meminta Faramis atau Beatrix untuk menggantikan mu kan, lagi pula, sebentar lagi natal, aku yakin Noland sangat ingin menghabiskan malam natal tahun ini dengan mu" ucap Xavier. Sebelum akhirnya Xavier bangun dari kursi nya, ia mergangkan tubuhnya sejenak.

"Yah...mungkin aku bisa mencobanya" ucap Natan, ia juga bangun dari kursinya.

"Kau akan pulang?" Tanya Xavier sembari mengambil kantong belanjaan nya yg ia letakan dikursi.

"Ya, ini sudah sangat larut, aku harus kembali sekarang" ucap Natan sembari mengenakan tas selempangnya.

Pada akhirnya mereka berdua saling berpamitan dan kembali ketempat masing-masing.
Natan dijemput oleh Cecilion yg memang ia telfond untuk menjemputnya, ia memang dizinkan untuk menggunakan fasilitas antar jemput milik Aamon.

Sementara Xavier pulang kembali keapartemen nya dengan jalan kaki, karna apartemen nya memang tidak jauh dari sana.

.
.
.

"Senang bertemu dengan mu lagi, Kakak"

_To Be Continued_

My Mate | MLBB | Aamon Natan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang