8. its...Hurt.

3.9K 332 12
                                    

Up brutal
pengen bikin Natan sebagai bahan pelampiasan emosi


_____________

Natan masih terbaring dikasur, surai putih nya yg awalnya tertata rapi,kini terurai berantakan.
Tubuh kecil dan mungil itu, saat ini gemetaran.
Meski tubuhnya terbalut oleh selimut, namun terlihat, bahwa lehernya penuh dengan memar dan bekas gigitan berwarna merah kebiruan.

Sementara Aamon? Dia duduk dipinggir kasur, memijit pelipis nya dengan kasar. Jujur saja, ia bahkan tak sadar bahwa ia sudah melakukan knot pada Natan tadi malam.

Flash back, sebelum semua ini terjadi.

Sore hari, lebih tepatnya pukul 15:10
Aamon tengah mengurus pekerjaan nya disalah satu kantor pusat.

"Berapa lama lagi kau akan duduk dimeja itu dan mengurus kertas-kertas ini" ucap seorang lelaki dengan surai coklat.

Aamon memutar matanya, ia melirik kearah lelaki itu, sementara tangan kanannya masih sibuk menanda tangani beberapa dokumen disana.
"Kau tau ini tidak akan selesai dalam waktu singkat, jika kau ingin pulang lebih dulu, maka pulanglah" ucap Aamon dengan nada datar.

Lelaki berambut coklat itu menyandarkan tubuhnya kedinding, dengan tangan yg dilipat didada, ia kembali bicara. "Kau tau aku tidak akan pulang ke manssion buruk mu itu, aku hanya merasa kasian pada mu karna meski kau sudah tua bangka begini, kau masih saja sendiri, kakak" ucap lelaki itu dengan nada sarkas nya.

"Lihatlah dirimu,sudah ubanan gitu masih aja belum menemukan mate mu" sambung lelaki itu.

Aamon yg mendengar ucapan lelaki itu, hanya mendengus kesal, andai lelaki ini bukan adik nya, mungkin saat ini kepala lelaki itu sudah terputus.

"Jika kau hanya ingin mengengataiku, lebih baik kau pulang saja, Gusion"

Gusion hanya menertawakan ucapan kakak nya itu, lucu saja melihat sang kakak yg sudah lelah menanggapi adik bungsu nya ini.
Gusion berjalan kearah sofa, ia duduk disofa itu sambil menyenderkan kepalanya, sebelum akhirnya ia kembali bicara.
"Bagaimana pengobatan mu dengan dokter itu?" Tanya Gusion sembari memainkan selendang ungu nya.

Gusion sebenarnya sudah tau bahwa saat ini, Natan terjebak sebuah kontrak dengan kakaknya, yg membuat sang dokter malang itu harus tinggal dimanssion bersama kakaknya yg gila ini.

"Hanya pengobatan biasa" ucap Aamon dengan nada datarnya.

"Aku kasian pada dokter itu, ia dikurung oleh orang gila macam kakak" ucap Gusion dengan nada sarkas nya.
Aamon melirik kearah Gusion yg sedang bersandar disofa, tangan kanannya yg sedang menulis tiba-tiba saja berhenti.

Entah kenapa, ia malah memikirkan Natan, mulai dari wajahnya, tubuhnya, suara lembutnya, bahkan sentuhan lembut yg Aamon rasakan saat Natan mengobatinya tadi pagi.

Pikiran Aamon kini dipenuhi oleh Natan. Natan, Natan, dan Natan.

Gusion yg awalnya memainkan selendang ungunya, kini keheranan melihat kakaknya yg sedang melamun, tiba-tiba saja, aroma yg tidak asing, tercium dari tubuh sang enigma.
Gusion yg mencium aroma itu sadar, bahwa aroma itu adalah aroma khusus yg dikeluarkan oleh para enigma, aroma itu sifatnya sama seperti feromon, yg berbeda adalah, aroma itu hanya dapat dikeluarkan oleh seorang enigma, ketika mereka berhasil merasakan siapa mate mereka.

Gusion langsung saja memasang senyum jahatnya, sebenarnya ia juga merasa tidak percaya bahwa kakaknya ini ternyata memiliki seorang mate, Gusion tidak berfikir bahwa kakaknya yg gila dan psikopat ini, ternyata memiliki seorang mate.

"Owhhh...lihat lah ini, seorang penerus perusaha paxley corporesion, tengah memikirkan hal-hal kotor" Gusion mencoba menggoda kakaknya, kapan lagi ia bisa mengerjai kakaknya dengan cara yg seperti ini.

Aamon yg sadar akan aromanya, segera menetralkan aroma itu, ia memasang wajah datar namun mencekam pada adiknya.
Saat ini, pikirannya dipenuhi oleh keinginan untuk bertemu dengan matenya, ia ingin merasakan sentuhan lembut dari alpha itu lagi, tidak, ia ingin lebih.

Aamon mengambil handphone nya, ia menatap sebuah pesan, pesan dari orang yg dipikirkan oleh Aamon saat ini.

Dokter Natan

Tuan paxley, saya akan kembali kemanssion pukul 15:40.
15:19

Saya akan pulang dengan taxi.
15:20

Tidak, kau akan pulang dijemput oleh pelayan pribadiku, kirimkan saja lokasi mu, dan ia akan menjemputmu.
15:20

Tidak ada penolakan.
15:21

Baik, tuan paxley
15:21

.
.
.

Dari sinilah ingatan Aamon menjadi buram, pikiran nya kini dikendalikan oleh keinginan untuk bertemu sang alpha, entah apa yg terjadi selanjutnya, namun sepertinya ia sudah memberitau Cecilion untuk menjemput Natan.

Kembali kemasa sekarang.

Aamon tengah mengenakan pakaiannya, pikiran Aamon benar-benar kacau pagi itu.
Matanya melirik kearah Natan yg masih meringkuk dibawah selimut, meski tak terlihat, Aamon dapat merasakan rasa ketakutan dan kesakitan dari Alpha itu.

"Nata-"

"Pergilah...tuan paxley. Aku akan tetap mengobatimu, tapi kumohon...keluar." Natan dengan cepat memotong perkataan Aamon,
Suaranya terdengar serak, dari suaranya saja, dapat diketahui bahwa Alpha itu sedang menahan rasa sakit yg luar biasa.

Aamon hanya dapat diam, perlahan ia melangkahkan kakinya kepintu, saat ia sudah memegang gagang pintu, ia melihat sebentar kearah sang Alpha, sebelum akhirnya ia membuka pintu dan keluar dari kamar itu.

Sementara Natan? Ia masih meringkuk dibalik selimut, air matanya sudah tidak dapat ia tahan lagi, bibirnya kering, matanya sudah bengkak karna ia terus menangis semalam, tenggorokan nya juga terasa sakit.
Ia ingin pulang...pulang kerumah nya yg nyaman dan aman.

.
.
.

Singkat cerita, ia sudah menyelesaikan pengobatan harian Aamon, namun dapat dilihat, bahwa ia tidak memegang lengan Aamon seperti kemarin, terlihat juga bahwa ia sangat menjaga jarak dengan enigma itu.

Hanya ada keheningan diantara mereka berdua, bahkan ketika pengobatan selesai, Natan hanya mengatakan bahwa ia harus pergi kerumah sakit hari ini.

.
.
.

Natan melamun, ia menatap penghargaan dokternya dengan tatapan kosong, rasa sakit yg ia rasakan pagi itu masih terasa sampai sekarang.

Sakit...Sakit....ini menyakitkan.
Luka yg ia alami saat dilecehkan oleh Aamon, adalah luka yg akan sulit untuk sembuh...bukan hanya secara fisik...namun luka mental juga ia dapatkan.

_To Be Continued_

My Mate | MLBB | Aamon Natan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang