#5 pov Arthur-1

295 17 0
                                    

Mari kita kilas balik tentang kehidupan Arthur sebelum dan setelah bertemu Alice.

• • •

Seperti yang kalian ketahui Arthur Zealand merupakan anak tunggal keluarga Zealand, paras tampan yang dimilikinya berasal dari ketampanan ayahnya sewaktu masih muda, dia berasal dari keluarga konglomerat di kota Syrena.

Ibunya adalah seorang pemain piano yang sangat terkenal di orchestra kota Syrena bahkan sampai ke paris. Sebut saja Diana Evangeline. Ibunya berhasil menikah dengan ayah Arthur karena ayahnya terpikat pada kecantikan dan permainan musik yang luar biasa saat ayahnya berlibur di paris.

Ayahnya seorang CEO perusahaan pakaian Boutique de mode. Itu adalah toko butik yang populer dikalangan anak muda dan orang tua, selain memiliki banyak desain yang menyesuaikan tren kekinian, disana juga terdapat beberapa dress yang elegan.
Itu salah satu penyebab Aiden Zealand (ayah Arthur) bisa ditemui diberbagai majalah iklan model pakaian dan di TV.

___________

Sewaktu Arthur bersekolah di SMA Lorcan Arthur adalah anak yang tidak pernah membuat kekacauan, dia termasuk tipe orang yang sulit untuk didekati, terutama pada perempuan.


ia sering menghabiskan waktu istirahatnya bersama sahabatnya saja, panggil saja Nevan. Nevan Tyler anak tertua dari keluarga Tyler. Dia bersahabat dengan Arthur sejak mereka SMP.
_____________

"Wahh lihat itu, mereka barengan lagi?"

"Oh itu Arthur dan Nevan, kyaaa tamoan sekali mereka!!"

"Tapi bukankah Arthur tidak mau dekat dengan perempuan?"

"Eh? Iya juga.. apa ada hubungan spesial diantara mereka?"

"Tidak mungkin.. masa mereka Gay?"

Gossip yang terdengar dari koridor sekolah selalu ketika mereka berdua bersama selalu saja seperti itu, tidak akan ada habisnya sampai mereka bergossip dari mulut ke mulut.

Arthur dan Nevan tidak mempedulikan itu, karena itu hanyalah gangguan kecil bagi mereka. Hingga suatu ketika ada salah satu perempuan yang menyatakan perasaan pada Arthur.

"Arthur.. apa kau punya waktu sebentar?"

"Yah ada sih, kebetulan gue bosen nungguin si Nevan ngantri bakso mang asep"

"Ayo ke taman belakang sekolah sebentar, ada yang mau aku bicarain."

"Gabisa bicara disini aja?"

"Engga, disini terlalu rame."

"Huh.. mau gimana lagi, yaudah ayo"

"EH? BENERAN MAU?" Ucap cewe itu dengan girangnya, seakan dia berhasil mencapai sesuatu.

(Tapi saranku jgn kegirangan dlu neng -author)

"Iya." Jawab Arthur cuek, sekarang mereka menuju ke taman belakang sekolah, disana termasuk tempat yang cukup sepi, karena kebanyakan siswa/i pendiam memilih tempat ini untuk menghabiskan jam istirahat dengan membaca buku.

Sesampainya ditaman tersebut cewe itu ketika akan menyatakan perasaan nya pada Arthur dia mengambil sesuatu dari kantongnya, semacam free gift yang biasa diberikan orang untuk orang yang disukainya. Itu adalah coklat yang terdapat tulisan pernyataan cintanya.

"Jadi apa yang mau lo bicarain ke gue disini?" Tanya Arthur tegas

"Ah.. Arthur sebenarnya aku sudah menyukaimu sejak lama, maukah kau menerima pernyataanku ini?" Ucap cewe itu sambil menodongkan coklat pada Arthur, nada bicaranya gugup, jantungnya berdetak kencang tak beraturan.

"Hah? Jadi yang mau lo bicarain ke gue cuma ini?" Kata Arthur sambil memalingkan pandangannya dari cewe didepannya itu.

"Sorry. Gue ga bisa nerima pernyataan cinta lo. Dan untuk coklatnya juga gue gabisa nerimanya." Ucap Arthur sambil berjalan menjauh meninggalkan cewe itu.

Cewe itu terdiam, tangisnya seperti akan segera pecah, perasaannya tak karuan. Lalu dia pergi dari taman itu mencari tempat untuk menenangkan dirinya agar tidak menangis. Namun rasa sakit akibat penolakan yang tegas itu membuatnya ingin menangis lebih lama dari yang dia bayangkan.

obsessive classmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang