Don't forget to click vote ✩ and share to your friends!!
ENJOY YOUR READING Y'ALL!!
Setelah Alice selesai menata bahan masakan di kulkas, ia segera membereskan barang yang berantakan bak ibu rumah tangga.Karena suasana pagi hari dirumah Arthur sangat nyaman, ia hendak merapikan barang barangnya yang ia taruh di kamar Arthur. Namun ketika dia berada di kamar Arthur, Arthur tak terlihat sama sekali disana.
"Loh tu bocah ngilang kemana dah, tadi bilangnya mau ngerjain tugas" Gumam Alice yang tak terlalu memedulikan kepergian pemuda itu.
"Ah udahlah paling lagi diruangan lain, mending gue beresin barang dulu. Mama bilang mau jemput sore ini huft.. Padahal bisa jemput pake supir" Imbuhnya.
🐥🐥🐥
"Humm kemaren gue bawa ini doang kan ya, semoga gaada yang ketinggalan deh" Ucap Alice setelah ia selesai merapikan barang barangnya dengan rapi di tas yang ia bawa, tak lupa ia memasukan alat tulis dan buku buku yang ia bawa untuk belajar dan mengerjakan tugas sekolahnya.
Ia kemudian memutuskan untuk berbaring sebentat di ranjang Arthur, menatap ponselnya yang sepi tak ada notifikasi apapun. Ia kemudian terpikir dengan ucapan Devan kemarin, ketika ia mulai merasa senggang pikiran yang sebelumnya ia lupakan malah terlintas begitu saja tanpa permisi.
"Oh iya, tadi maksud omongan nya Devan apa ya?" Ucapnya sambil menatap layar ponsel nya seakan menunggu kepastian dari ucapan devan.
"Kok dia ga ngechat gue lagi si? Masa dia mau ngajak balikan sama gue setelah dia mutusin secara sepihak gitu? Ga mungkin kan." Keluh Alice yang diam diam mengharapkan kejadian itu, tak bisa dipungkiri bahwa Alice memang masih ada sedikit rasa kepada Devan, namun akhir akhir ini Arthur juga mengganggu isi pikirannya setelah ia menyatakan perasaannya pada Alice.
Alice dilanda kebingungan yang disebabkan oleh dua pemuda itu, Alice sadar bahwa rasa suma Arthur padanya adalah sebuah obsesi, sesekali Alice memperhatikan tingkah lakunya saat ia dengan sengaja mengajak ngobrol dengan teman prianya, entah melalui chat maupun interaksi secara langsung.
Tringg~
Tiba-tiba ponsel Alice berbunyi, sebuah notifikasi khusus yang belum ia ubah semenjak ia putus dengan mantannya, yap itu adalah nomor Devan. Walau Alice sudah putus dengan mantannya ia tak memblokir nomornya atau menghapusnya. Ia tetap membiarkannya begitu saja karena ia malas harus melakukan hal yang biasa dilakukan oleh orang lain.
"Huh? Devan? Tumben ngechat" Ucapnya sedikit ragu dengan penglihatan nya itu.
"Lia" Adalah panggilan favorit dari Devan untuk Alice. Diambil dari nama belakang nya "Emilia". Alice yang sudah lama tak dipanggil dengan panggilan itu perlahan mulai memikirkan kenangan lama nya saat bersama Devan.
"Huh? Lia ya.. " Gumamnya ketika ia membaca panggilan yang telah lama tak ia dengar lagi.
"Udah lama ya sejak 'hari itu', bukannya dia yang mutusin sepihak? Dia juga yang minta balikan? Huft.." Pikirnya ketika Alice mengingat kejadian yang membuatnya terluka sekaligus bingung dengan sikap Devan yang tiba-tiba berubah.
A
lice hanya membaca pesan yang dikirimkan oleh devan, ia tak tau harus menjawab bagaimana lagi, sekarang ia sudah merasa sedikit nyaman untuk sendiri. Bukan hanya itu, sekarang disisinya pun ada Arthur yang terang terangan menunjukan rasa sukanya pada Alice.
Alice tidak tau harus memilih siapa, hatinya masih merindukan momen bersama devan, tetapi disisi lain dia juga mulai nyaman dengan Arthur. Alice sadar bahwa rasa suka Arthur padanya bukanlah rasa suka yang biasa, melainkan lebih ke arah obsesi.
Ia menyadarinya ketika dirinya bercandaan dan mengobrol dengan teman laki-laki nya yang sudah seperti saudara. Gadis itu tak sengaja melihat tatapan Arthur seakan-akan melihat mangsa didepannya, awalnya Alice meragukan tatapan itu, namun dilain waktu, ternyata penglihatannya tak salah.
🐥🐥🐥
"Hm? Kapan dia tidur?" Ucap Arthur yang baru saja kembali entah darimana.
"Manis banget kalau anteng gini, rasanya pengen gue nikahin sekarang biar bisa bebas ngelakuin apapun."
"Hehehehe gemes banget liatin dia ketiduran gini." Ucapnya dengan nada senang saking gemasnya dia melihat Alice yang tertidur lelap di ranjangnya itu.
"Tidur yang nyenyak sayangku." Imbuhnya setelah mengecup pipi Alice yang chubby itu.
Arthur kemudian hanya duduk disebelah Alice sambil memainkan ponselnya, sesekali ia memotret wajah gadis itu ketika tertidur lelap.
Bersambung.
HALOO SEMUAA
APA KABAR?? SEMOGA KABAR BAIK YAA!!HEHEHE KARENA AUTHOR SEDANG LIBUR JADI ADA KESEMPATAN BUAT LANJUTIN KISAH ARTHUR SAMA ALICE.
JANGAN LUPA RAMEIN CERITA INI YAA, TOLONG SHARE JUGA DAN KASIH TAU KE TEMAN² KALIAN ATAU KE PLATFORM MANAPUN BUAT BANTU AUTHOR PROMOSIIN CERITA INI, OIYA JANGAN LUPA JUGA FOLLOW INSTAGRAM AUTHOR YAA
SEE YOU IN THE NEXT CHAPTER!!!
For Readers.
— Ellie.
KAMU SEDANG MEMBACA
obsessive classmate
Fiksi RemajaAlice Emilia adalah anak tunggal keluarga Emilia yang merupakan konglomerat disuatu kota ternama. Tiba-tiba bertemu seorang pria yang terobsesi dengannya di SMA tempatnya bersekolah. Siapakah pria itu? Baca cerita selengkapnya disini!! • mon maap kl...