-Lanjutan dialog sebelum episode ini-
•
•
•
•"Sipaling, halah paling ga lama lagi lo juga bakal ninggalin gue, jadi buat apa gue balas perasaan lo."
"Baee~ mana mungkin aku bakal tega ninggalin kamu.." ucap Arthur sambil memeluk tubuh Alice dan memendamkan kepalanya pada bahu Alice. Arthur dapat mencium aroma tubuh Alice yang membuatnya semakin candu dan ingin memiliki Alice secepat mungkin, tapi dia berusaha untuk bersabar supaya Alice mau menerima perasaannya secara murni bukan karena paksaan.
"H-hei ini kita kapan sampai rumah kalau lo malah manja ke gue kek gini"
"Ooh jadi lo suka ya diginiin? Ntar lanjut dirumah ya." Ucap Arthur dengan meninggalkan kecupan di dahi Alice sebelum mengendarai mobilnya lagi.
- -- - -- - -- -
Sesampainya dirumah Arthur, Alice segera mengganti pakaiannya di kamar Arthur, ya.. itu karena dia tidak diperbolehkan memakai kamar lain. Dia tidak curiga sedikitpun apakah disana ada kamera tersembunyi ataukah tidak, dia hanya langsung melucuti seragamnya dan langsung mengganti pakaiannya.
Alice turun dan melihat Arthur tersenyum senyum sendiri sambil memandangi ponselnya, tak hanya itu, pipinya pun memerah, padahal sebelumnya ketika dia dihadapan Alice rona wajahnya tak semerah itu.
"Liat apasih kok sampai merah gitu wajahnya?" Suara Alice yang berjalan mendekat ke arah Arthur dan memecahkan keheningan nya.
Deg.
"Eh? Oh engga nonton apa apa tuh." Ucap Arthur panik dan buru buru mematikan ponselnya itu. Sejenak Arthur melihat pakaian yang dikenakan Alice, tanpa sadar dia memandangi nya cukup lama hingga membuat Alice tersipu malu.
"Ngapain liatin gue kek gitu, gue dirumah udah terbiasa pake yang model begini. Jadi gausah kaget, gue tau badan gue bagus."
"Coba lo kesini dulu deh"
"Hah? Kemana?"
"Sini, ngedeket lagi."
"Humm??" Alice hanya mengikuti ucapan Arthur dan tanpa sadar tubuhnya berjalan semakin dekat dengan Arthur, dengan wajah polosnya itu dia hanya menuruti nya tanpa menaruh rasa curiga sedikitpun.
"That's my girl~" kata Arthur memuji Alice yang menuruti perkataannya tanpa melawannya atau menanyakan maksud perkataannya. Dia menarik tangan Alice, membuat Alice duduk dipangkuannya.
Tanpa permisi dia menciumi tubuh Alice cukup lama dan beralih mencium bibirnya yang manis itu. Namun, Alice masih belum terbiasa dengan perilaku Arthur yang seperti itu, dia dengan mantan pacarnya saja tidak pernah melakukan hal seperti ini. Itulah mengapa dia kaget dengan perilaku Arthur.
"Hmp!!" Mata Alice terbelalak ketika Arthur mencium bibirnya lagi. Entahlah kali ini dia merasa seperti dimangsa oleh Arthur.
Bug! Bug! Bug!
Alice memukul dada bidang Arthur supaya melepaskan ciumannya dan memberinya waktu untuk siap dengan itu. Dia bahkan belum mengucapkan kalimat yang ingin dia ucapkan namun Arthur selalu saja menyerbu bibirnya itu dan membuatnya bungkam.
"Bwahh!! Lo hari ini napa kayak soang anjr, nyosor mulu." Ujar Alice yang berhasil melepaskan ciuman dari Arthur, namun dia masih belum bisa pergi dari pangkuan Arthur. Itu karena pinggangnya dirangkul oleh Arthur, jika dia berniat untuk pergi Arthur pasti akan menariknya lagi dan mengencangkan rangkulannya.
"Honey, are you hungry? I haven't eaten dinner today." Ungkap Arthur disertai dengan mengigit bahu Alice pelan, dia hanya mencoba merayu Alice supaya bisa sejalan dengan skenario yang dibuatnya dalam pikirannya.
"Bad fox, gue bukan makanan jangan gigit gitu."
"Are you hungry? Mau gue buatin makanan? Tapi lo ada bahan apa aja dirumah? Atau pesen aja?"
"No, I want to eat you." Ucap Arthur sambil terus mengecup leher dan bahu Alice.
"....Gue bukan makanan lo. Lepasin ish." Gerutu Alice. Dalam pikirannya entah mengapa terputar sebuah lagu "dirty mind.. dirty mind.. d-d-d-dirty mind.." tapi dia mengalihkan pikirannya itu ke hal lain.
"Pfft- apa yang lo pikirin sampe muka lo merah gitu? Suka ya, gw giniin?" Goda Arthur pada Alice yang semakin membuat wajahnya itu semakin memerah. Dia senang sekali ketika menggoda Alice dan melihat reaksi Alice.
"Hah engga tuh- ah udah weh mau balik keatas aja." Sangkal Alice dibarengi dengan langkah kakinya yang beranjak pergi dari pangkuan Arthur.
Arthur mengikuti langkah kaki Alice dan berjalan dibelakangnya "HAHA kesayangan-ku kalau blushing kenapa lucu banget."
Bersambung-
HAII READERS!!!KEMBALI LAGI BERSAMA AUTHOR
Author sekarang jarang up seperti pas awal awal karena idenya tdk muncul ketika dicari🥹🥹Oke segitu dulu salam dari author.
Enjoy your reading, see you!!
Tekan tombol vote ✩ untuk memberikan dukungan pada author ✨🫶🏻-Ellie.
KAMU SEDANG MEMBACA
obsessive classmate
Teen FictionAlice Emilia adalah anak tunggal keluarga Emilia yang merupakan konglomerat disuatu kota ternama. Tiba-tiba bertemu seorang pria yang terobsesi dengannya di SMA tempatnya bersekolah. Siapakah pria itu? Baca cerita selengkapnya disini!! • mon maap kl...