#6 pov Arthur-2

223 16 1
                                    

Disisi lain Nevan yang selesai mengantri bakso mang asep mencari Arthur.

"Lah ini bocah ngilang kemana dah?" Katanya sambil kebingungan menoleh kesana kemari mencari keberadaan Arthur.

"Pergi ga bilang bilang anying, apa gue makan bakso dia aja ya.."

"Mending gue nyari tempat duduk dulu deh, pegel juga bawa ni baso sambil nyariin Arthur."

Setelah menggerutu cukup lama Nevan duduk bangku yang tersisa di pojok kantin. Dia mulai menikmati baksonya dengan lahap hingga dia menghabiskan 2 mangkok bakso itu. Tidak lama setelahnya Arthur datang dan menghampiri meja Nevan.

"Hah kenyangnyaa~~" ucap Nevan yang tidak menyadari keberadaan Arthur disana.

"Mana bakso gue?" Sentak Arthur pada Nevan

"Eee anu.. gue bisa jelasin.." Nevan yang terkejut dengan kedatangan Arthur mendadak berkeringat dingin dan merasa merinding.

"Hahh... Gausah lo jelasin gue juga udah tau Van.." Arthur menghela nafas melihat kelakuan sahabatnya itu.

"hehehe ya gue kira lo ga bakal balik kantin, keburu baksonya dingin sama bel masuk eehehehhe"

"Lo juga ga bilang ke gue kalau pergi"

"Oh itu, itu tadi ada anak cewe yang ngajak gue ke taman belakang sekolah."

"Ngapain lo berduaan ama cewe disana, sepengetahuan gue nih ya lo itu kayak orang yang alergi ama cewe tau ga"

"Alergi apaan, ga kayak gitu juga njir"

"Lah lo pas ada cewe yang deketin aja kayak gitu, tadi apa yang lo lakuin di taman belakang sama si cewe itu?"

"Dia nyatain perasaan nya ke gue."

BRAKKK..

Nevan mengebrak meja nya hingga membuatnya menjadi pusat perhatian semua anak yang ada di kantin, bahkan penjualnya pun ikut menoleh ke mereka.

"Ehehe maaf guys, lanjut makan aja" ucap Nevan dengan nada malu malu atas perilakunya yang mengagetkan seluruh siswa dan penjual di kantin itu.

"Terus terus lo tolak atau terima?" Tambahnya dengan nada sedikit antusias menanti jawaban dari Arthur.

"Gue tolak."

"WOY KAPAN LAGI KAN ADA CEWE YANG BERANI DEKETIN LO. BIASANYA CUMA BERANI MENCINTAI DALAM DIAM GADA YANG BERANI CONFESS KE LO."

"Woy suara lo kecilin dikit kek."

"Ehehe maap maap, gue terlalu bersemangat abis makan bakso 2 mangkok."

"Iyekan bakso gue lo makan anying"

"Besok gue ganti deh"

"Nah gitu dong" jawab Arthur singkat

Tak lama setelahnya bel masuk berbunyi, mereka berdua segera bergegas masuk ke kelas dan mengikuti pelajaran seperti biasa.

• • •

Skip dulu say biar ga kepanjangan..
Sekarang kembali ke masa Arthur bertemu Alice.

"Wahh siapa cewe yang disana duduk sendiri dipojok jendela itu" batin Arthur saat pertama kali menatap Alice dari depan setelah pak david menyuruhnya masuk kelas untuk perkenalan.

"Oh bangku sebelah nya kosong. Bagus. Kesempatan gue buat duduk sebelahnya." Sebenernya obsesi arthur ke Alice dimulai pada saat itu, namun saat itu Arthur sama sekali tidak menyadari bahwa dia tertarik pada Alice.

Setelah berkenalan seperti di chapter "awal mula", Arthur semakin ingin mengetahui tentang dirinya, siapa yang disukainya, siapa yang dekat dengannya, sampai timbul rasa ingin memiliki dan tidak boleh sampai pria lain menyentuhnya walau hanya sehelai rambutnya.

Arthur terus memperhatikannya diam diam, dia tidak bernisiatif untuk memulai pembicaraan terlebih dahulu di awal (duh mana Alice tipe orang yang ga peka lagi (⁠*⁠・⁠~⁠・⁠*⁠)- author)

Alice menyadari bahwa Arthur terus menatap selama pelajaran berlangsung, namun dia hanya menghiraukan nya. Karena dia sudah terbiasa dengan tatapan orang orang yang terus menatapnya seperti itu, dikarenakan Alice sangat cantik, pintar, ramah, pokoknya sempurna banget dehhh!!
Saking sempurnanya sampe Arthur yang cuek and bodoamat sama cewe bisa kepincut gitu..

Arthur pov end.

obsessive classmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang