Alice Emilia adalah anak tunggal keluarga Emilia yang merupakan konglomerat disuatu kota ternama. Tiba-tiba bertemu seorang pria yang terobsesi dengannya di SMA tempatnya bersekolah. Siapakah pria itu?
Baca cerita selengkapnya disini!!
• mon maap kl...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hah.. ngapain ni bocah ke SMA yang isinya berandal." Batin Alice
"Bentar deh.. ni anak tadi di sekolah ngambek sekarang sepulang sekolah sampe malem tawuran apa gimana dah" gumam Alice yang terus mengamati ponselnya disela sela belajarnya.
"Duh apa gue samperin aja ya? Tapi buat apa juga gue nyamperin dia."
"Eh tapi kalau ga gue samperin ntar dia malah makin bonyok gimana, pasti nanti gue disuruh ngawasin Arthur mulu sama bu Ely" kata Alice sambil bergegas merapikan meja belajar nya dan berganti pakaian untuk bersiap pergi menuju lokasi yang dikirim oleh nomor Arthur.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tap tap tap
Alice menuruni tangga rumahnya dan bergegas untuk pergi menuju SMA Fǎnpàn bersama sopirnya. Tapi sebelum sampai dipintu papa Alice melihat putri kesayangan nya berdandan cantik dan jarang keluar pada malam hari membuat papanya penasaran.
"Eh putri kesayangan papa mau pergi kemana malam malam begini?" Celetus papanya yang sudah lengkap dengan kopi dicangkirnya sambil mengerjakan pekerjaan kantor.
"Eee Alice mau pergi ketemu temen sebentar pa" jawab Alice
"Hayoo temen apa temen? Kok sampe dandan cantik gini" goda papanya yang sangat senang ketika melihat putri satu satunya itu bingung untuk menjawabnya
"Ishhh beneran temen kokk!!" Balas Alice sambil berlari kecil kearah pintu
"Hahaha hati-hati dijalan ya anak kesayangan papa"
"Iyaa paa, Alice pamit dulu yaa"
Alice segera masuk ke mobilnya dan memberitahu sopirnya tentang lokasi yang akan dituju, Diperjalanan Alice menghubungi nomor Arthur lagi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
