Pengaman

4.4K 160 7
                                    

                      *Warning typo

                                 🔞

°
°
°
°

       Seharian dikantor dengan setumpuk dokumen sepadan apa yang didapatkan saat dirinya pulang, mile kini tengah beradu mesra bersama pujaan hati, Apo dengan pakaian minim benar benar membangkitkan jiwa liarnya. Apa istri cantiknya ini sedang menggoda?

"Welcome home hubby," sambut Apo dengan suara manjanya lalu memberi ciuman kecil dibibir tak lupa dirinya sedikit menggoda mile dengan sengaja meremas benda perkasa sang suami.

"nakal ya sekarang," seloroh mile, dirinya suka melihat Apo versi ini sungguh mengganggu libidonya.

"mau mandi dulu atau makan?,"

"mandi dulu, but.. let me take the first bite." mile segera mengangkat tubuh Apo lalu mengungkung nya dikasur, bahkan setelah kelahiran anak kelima mereka Apo tetap cantik dengan tubuh sintalnya.

Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar ditambah dengan suara anak kecil yang ikut terdengar, "daddy, papa!!," Panggilnya, dengan wajah masam mile bangkit lalu membuka sedikit pintu melihat siapa yang menggunakan acara makannya.

"kenapa sayang?," Tanya mile lembut dirinya tidak boleh kasar kepada anak bungsu mereka karena bagaimana pun Fourth ini sudah terlalu menjiplak dirinya meski jiwa pertakilan anaknya dapat dari si jelita.

"daddy jangan lupa pake pengaman," ucap Fourth polos, dengan wajah terkejut mile tersenyum kiku, tau dari mana anak bungsunya ini?.

"sa-sayang, eum... main dulu ya sama abang, nanti daddy nyusul."

"oke,"

Setelah anak terakhirnya pergi mile langsung mengunci pintu lalu menunju kearah Apo dengan wajah herannya, "kenapa?," Tanya Apo.

"tuh anak kita bisa bisanya ngomong begitu,"

"ngomong apa?"

"disuruh pake pengaman"

Seketika tawa Apo pecah, sepertinya anak mereka tidak ingin menambah member baru, mungkin lima anak cukup sekarang.

"jadi engk makannya?," Goda Apo sambil menarik perlahan kain tipis yang menutupi paha mulusnya, seterah jika nanti mereka bercinta sampai lupa mengenakan pengaman yang terpenting hasrat gabrut mereka terpuaskan.

"with pleasure sweetheart,"

Jari jemari yang selalu digunakan untuk mengetik kini berganti peran menggenggam penis jelita mengocok lembut sambil beradu bibir, semakin ganas ciuman mereka maka semakin cepat kocokan mile, dirinya tidak sabar mendengar Apo mendesah keras dibawah nya sambil memohon, fuck!! Sekarang kebanggaan yang selalu menghantam spot sijelita terasa sesak didalam dengan tergesa-gesa mile menarik resleting celana kerjanya lalu mengeluarkan sang perkasa dari boxer yang ia kenakan, sesak sekali.

"calm down hubby," ujar Apo sambil perlahan ikut menggenggam milik sang suami lalu tak lupa menambah servis hisapan enak.

"Oh... fuck..baby!!" Rancau mile, tangan sebelah kirinya sibuk menahan kepala Apo untuk terus mengulum sedangkan tangan sebelah kanan tanpa permisi meremas bundalan kenyal itu terus menerus.

Apo dengan lihai terus menghisap batang sang suami dari mulai memanjakan twin-ball hingga mile mengeram nikmat sampai melakukan deep throat yang memang dirinya latih agar bisa memuaskan sang pusaka. Mile yang tidak ingin nikmat sendiri membawa tubuh Apo untuk posisi enam sembilan, dengan tubuh jelita diatas nya mile dengan leluasa menjamah lubang yang selalu bisa memuaskan rudal ganas nya, hingga suara tak senonoh keluar begitu saja.

"ahh...mile...euhmm....aahh" 

Merasa lubang sang cinta sudah cukup basah mile kini bersiap siaga untuk masuk, perlahan tapi pasti dalam sekali dorong penis nya tertancap dalam disana membuat Apo mengeram antar sakit dan juga nikmat.

"may I ?," tanya mile lembut memastikan pujan hati nya tidak kesakitan dibawah, dengan nafas memburu Apo menganggu cepat dirinya sudah tidak tahan dihantam penis sang suami hingga dirinya mendesah keras.

"Ah..aahh...ah...Daddy...ahh.."

Tubuh Apo ikut bergerak sesuai ritme percintaan mereka, sore itu menjadi saksi betapa panas nya sepasang kekasih yang sibuk menanam benih kembali, mari lupakan permintaan anak-anak mereka Apo sudah terlalu bergairah bersama suaminya.

.
.
.
.
.

Setelah percintaan luar biasa itu, kini keluarga mereka berkumpul untuk makan malam bersama hal yang tidak boleh dilewatkan oleh keluarga romsaitong, mile selalu mendidik anaknya untuk menghargai waktu bersama keluarga karena bagaimanapun keluarga yang akan selalu menjadi tempat untuk bersandar, apa pun itu ceritanya.

"dad, besok abang keluar sama peat ya?, Mau jalan jalan nyari angin."

"idh! Engk modal banget lu jadi dominan, masak cuman jalan makan angin?! Ajak kepuncak kek, kan enak dingin dingin mana tau masuk? Iya engk?," Fort yang sedari tersenyum ramah kini berubah jengkel ada saja mulut tajam adiknya ini padahal sudah disekolah tinggi tinggi tapi otak engk dipake tau nya keluar masuk aja, emang otak selangkangan!.

"Ini nih!! Wajah wajah orang munafik, kasihan gue sama banky dapat cowo modal kayak lu!, Apa gue hasut aja biar batal engk payah pake acara acara tunangan!," Mos yang sedari tertawa tersentak kaget, tidak bisa ini jika sudah bersangkut paut dengan cintanya, banky yang sudah menjadi belahan jiwa tentu tidak boleh lepas dari genggaman sang dominan, mos sudah dibutakan oleh cinta persis seperti Daddy nya.

"Ini kapan makan?! Adu bacot mulu!," Dengan wajah jengah dew menatap kedua abangnya sambil menggerutu kesal.

"Udah udah, fort mos makan sekarang itu papa sudah datang," sebenarnya mile masih ingin mendengar pertikaian antara kedua putranya yang dirasa cukup menghibur jiwa lelah sehabis dikantor dan bercinta panas bersama jelita, melihat anak anak sudah tubuh remaja mengingatkan akan masa muda yang dulu sering ia lakukan, rindu sekali rasanya, ditambah belum lama ini ia habis bertemu Bible dan JJ ditempat biasa mereka nongkrong waktu SMA.

"pa, nyamuk dikamar gede banget ya? Sampe bekasnya sebesar itu?," Fourth yang sedari tadi diam kini angkat bicara dirinya cukup kasihan dengan si papa terdapat banyak bekas merah diarea leher, tentu anak anak yang lebih tua pasti paham kenapa leher papa mereka bisa terdapat ruam merah terlebih lagi mile yang diduga duga nyamuk besar itu, dengan sedikit tersedak meen menjelaskan perlahan bahwa papa mereka mempunyai alergi hingga muncul ruam merah merah dengan kepolosan anak bungsu fourth mempercayai ucapan abang nya.

Mile sebagai pelaku hanya bisa tersenyum kiku padahal dirinya sudah berniat untuk tidak meninggalkan tanda ditempat terbuka.



_________________

How are you guys ??
Sehat sehat ya, cuaca sekarang lagi engk mendukung banget jadi belakang ini aku sering sakit (〒﹏〒)

Kalian jangan lupa jaga kesehatan..
Banyak banyak minum air putih

Terimakasih sudah membaca

( MileApo ) Masih polos 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang