23. Hilang

164 20 4
                                    


Typo bertebaran harap maklumi..

_______________________________________________

_______________________________________________

Hari sudah semakin malam, para guru dan kakak pembina belum juga menemukan doyoung maupun haruto.

Hyunjin terus menerus meneriaki nama sang sahabat yang sudah ia anggap adiknya 'doyoung', bisa dilihat dari raut wajahnya yang begitu khawatir dan cemas. Sama gk sih? Tau deh pusying

"DOYOUNG!! HARUTO!! "

Meneriaki kedua nama itu, namun tak ada sahutan sama sekali dari mereka.

"Duh.. Doy lo dimana sih? Jangan bikin gue khawatir" batin hyunjin cemas.

"Sebaiknya pencarian kita berhentikan dahulu sampai disini, ini sudah sangat larut. Besok kita cari kembali, tak memungkinkan kita mencari mereka dalam kegelapan" Ucap kepala pembimbing.

"Baik" sahut mereka (Hyunjin)

Akhirnya mereka semua kembali menuju perkemahan, hyunjin mau tak mau ia harus ikut gk mungkin dia cari sendiri. Takut:(






























Disisi lain doyoung berjalan dengan memeluk dirinya sendiri, karena udara yang dingin dan sedikit gerimis.

"Dingin banget... Buna doyoung takut" batinnya menatap sekitar.

Doyoung terus berjalan menelusuri hutan yang gelap, hujan juga semakin lebat dan terdengar suara petir bergemuruh.

Doyoung sangat sangat takut sekarang, tubuh yang bergetar kedinginan baju yang sudah basah membuat tubuh mungil itu semakin bergemetar.

Doyoung cuma pake baju lengan panjang sama celana training, dan gak pake jaket ataupun hoodie, rambut yang sudah lepek akibat air hujan. Ia terus menelusuri jalan hutan itu dengan penuh ketakutan.



Disisi lain, haruto juga sama namun tak sebasah doyoung, karena dia pake jaket yang melapisi tubuhnya. Haruto menyoroti sekitar dengan senter sambil berjalan menelusuri hutan yang gelap.

"Semoga doyoung gak kenapa², pasti sekarang dia kedinginan. Gue harus cari dia sampe ketemu" batin haruto.

"DOYOUNG LO DIMANA!?" Teriak haruto

Haruto terus meneriaki nama 'doyoung' dengan jalan yang perlahan, jalan sangat licin karena hujan membuat haruto harus extra hati-hati dalam mengambil langkah, apalagi dia berjalan dipinggir jurang yang lumayan dalam? Mungkin

Suara burung hantu menambah kesan mencekam, namun haruto tidak boleh takut diakan anak dari seorang kanemoto yoshinori yang dikenal sangat tegas dan pemberani.

"Ah capek banget sumpah" ucap haruto

Ia mendudukkan dirinya di samping pohon pinus dan bersandar tak peduli jika celananya kotor dan basah, ia memejamkan matanya menikmati air hujan yang menetes pada wajah tampan itu.





"Capek banget, mana tambah dingin" gumam pemuda manis doyoung

Ia pun duduk dibatu besar yang ada disana sambil mengosongkan kedua telapak tangannya mencari kehangatan dari gosokan itu.

"Udah tengah malam lagi" gumam doyoung sambil melihat arloji yang melingkar ditangannya yang menunjukkan pukul 00:30 AM

Doyoung bersandar pada pohon yang ada disamping batu yang tengah ia duduki, memejamkan matanya dikala kantuk menyerah, membiarkan air hujan mengguyur tubuhnya yang sudah menggigil kedinginan.






















Dendam || Haruyoung//Harubby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang