Bab 13 : Perjodohan

1.7K 145 1
                                        

Mala menunggu didepan gerbang sekolah sambil melihat-lihat apakah mobil jemputannya sudah datang. Mala mengambil ponsel di sakunya untuk mengirim pesan kepada sopirnya.

Tint...

Suara klakson mobil disampingnya membuat Mala yang sedang sibuk dengan ponselnya menoleh.

"Mala" panggil seorang pria di dalam mobil tersebut.

"Ehh om Anton" Mala menyalami tangan Anton dan melihat Raka disampingnya.

"Mau pulang ya?" tanya Anton.

"Iya om nunggu jemputan"

"Gimana kalo pulang bareng om aja?" tawar Anton.
Rumah Raka dan Mala memang satu arah hanya beda komplek saja.

Belum sempat menjawab tawaran Anton, Mala mendapat pesan dari sopirnya bahwa ia tidak bisa menjemput Mala karena akan mengantar mama Tari. Sedangkan papa Brayn tidak bisa menjemput Mala karena ada meeting dengan kliennya dari luar negeri.

"Ga ngrepotin om? Soalnya sopir Mala ga bisa jemput"

"Ga kok om palah seneng bisa nganterin kamu"

Mala membuka pintu belakang mobil dan duduk. Anton menanyakan banyak hal kepada Mala seperti tentang nilai, sekolah Mala dan masih banyak lainnya.

Raka juga sesekali melihat Mala lewat kaca spion dalam mobil yang mengarah ke belakang, tapi Mala tidak menyadarinya karena ia melihat keluar lewat kaca.

Mobil Anton sampai di depan gerbang rumah Mala yang terbuka.

"Makasih om udah nganterin Mala pulang" ucap Mala membuka pintu mobil dan keluar.

"Iya sama-sama"

"Ga masuk dulu om??" tanya Mala.

"Kapan-kapan aja om mampir titip salam buat papa kamu"

"Ohh iya om nanti Mala sampein salam om"

"Om duluan ya Mala" Anton melajukan mobilnya meninggalkan rumah Mala.

"Iya om hati-hati"

Dirumah Raka

Raka berjalan memasuki rumah disusul Anton di belakangnya.

"Kamu bersih-bersih dulu nanti ada yang mau papa omongin sama kamu" ucap Anton kepada Raka.

"Iya" jawab Raka yang kemudian naik ke kamarnya.

"Udah pulang pa, gimana nilainya?" sambut Dara membawakan secangkir teh.

"Bagus. Dapat peringkat 2 dia" jawab Anton meminum tehnya yang duduk di sofa.

"Alhamdulillah kalo gitu"

Anton kemudian membicarakan hal penting kepada Dara.

"Gimana??" Anton menanyakan saran Dara.

"Ikut kamu aja, aku dukung kok. Tanyain juga pendapat Raka gimana" saran Dara.

"Iya nanti mau diomongin sama Raka"

Raka menuruni tangga menghampiri papanya yang duduk di sofa.

"Duduk nak" suruh Anton yang melihat Raka.

"Setelah ini kamu mau ngapain kuliah atau gimana??" tanya Anton kepada Raka yang telah duduk.
"Gimana kalo kamu kerja aja di kantor papa" sambungnya.
"Nanti papa berikan kamu satu perusahaan papa untuk dikelola"

"Terserah papa aja" Raka pun berdiri akan kembali ke kamarnya.

"Kamu siap-siap yang rapi" teriak Anton menghentikan langkah Raka.

AMALA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang