Chapter 24

63 5 0
                                    

Keesokan harinya
Di markas Akatsuki

Deidara pun menemui teman-temannya.

"Bisa kau jelaskan sekarang apa yang kau lakukan ?" Tanya Konan.

"Aku membawa Yuri pergi bukan tanpa alasan. Kalau kau pikir aku akan melepaskan Yuri karena cinta itu salah besar." Kata Deidara

"Apa maksudmu ?" Kata Pain

"Tobi dan Sasori ingin membunuh Yuri satu hari sebelum pertukaran. Bukankah itu melanggar kesepakatan kita ? Jika mereka tidak berniat membunuh Yuri, aku tidak akan melakukan ini. Lagi pula jika Yuri tak diserahkan dalam keadaan hidup apakah mereka akan secara sukarela memberikan Gulungan itu kepada kita? Tentu rencananya juga akan gagal bukan? Jadi lebih baik aku selamatkan Yuri." Ucap Deidara.

"Lalu kenapa bisa Sasori tewas ?" Tanya Konan

"Ia mengikuti kami sampai ke Lembah Akhir, saat aku ingin menyerahkan Yuri pada mereka, Sasori berusaha membunuh Yuri. Tapi aku menghalanginya dan terkena racun dari senjatanya. Aku tak bisa membantu dia, karena  nyawaku juga di ambang batas waktu itu. Dia tewas di tangan Kakashi." Ucap Deidara.

"Bagaimana Pain, apa kita bisa memaafkannya ?" Kata Konan 

"Aku memberinya satu kali kesempatan lagi. Karena apa yang Deidara katakan juga ada benarnya, ini awalnya salah Tobi dan Sasori. Tapi aku minta padamu Deidara jangan pernah melakukan hal seceroboh itu lagi." Ucap Pain

"Baiklah." Kata Deidara.

Akhirnya mereka pun bubar.

Deidara kembali ke kamarnya ia menulis surat untuk Yuri.

Yuri, ini aku Deidara, aku ingin mengabari mu, aku baik-baik saja. Terimakasih atas penawar racun yang kau berikan. Kau tak perlu mengkhawatirkan ku aku sudah menjelaskan pada mereka dan mereka juga sudah memaafkan aku. Berbahagialah bersama Kakashi. Jangan cemaskan aku. Deidara

Deidara mengirim surat itu kepada Yuri.

Di Rumah Yuri

Yuri terbangun dari tidurnya, ia melihat Kakashi yang masih tidur di sampingnya, ia memeluk Kakashi dan mencium pipinya.

"Kau pasti kelelahan, Aku akan membuatkan mu sarapan. Kau pasti merindukan masakanku." Ucap Yuri dengan lembut

Yuri pun beranjak dari tempat tidurnya.
Tiba-tiba ada suara ketukan di jendelanya.
Ia melihat ke jendela, ternyata itu burung yang mengantarkan surat dari Deidara. Yuri mengambil kertas di surat itu dan membacanya.

"Syukurlah. Aku harus membalasnya sebelum Sensei terbangun."

Yuri menulis surat balasan untuk Deidara.

Aku senang kau baik-baik saja. Sekali lagi aku ucapkan terima kasih kepadamu karena telah menolongku. Karena mu aku bisa kembali bersama Kakashi. Aku berhutang banyak padamu. Semoga kita bisa berjumpa di lain waktu. Jangan membalas pesan ini, Sensei sedang ada di rumahku, aku tidak mau kau kena masalah lagi karena aku. Yuri

Yuri pun mengirim surat itu pada Deidara, setelah itu ia menyiapkan sarapan untuk kakashi.

Singkat cerita surat itu sampai ke Deidara.
Deidara membaca surat itu.

"Aku sangat merindukanmu, aku bosan disini, tak ada yang bisa seseru dirimu. Tapi aku senang melihatmu bahagia." Gumam Deidara.

Kembali ke rumah Yuri

Setelah selesai membuat sarapan. Yuri pun pergi ke kamar untuk membangunkan Kakashi. Ia mengelus pipi Kakashi dengan lembut.

"Sensei, ayo bangun, ini sudah pagi." Katanya dengan lembut sambil mengelus pipi Kakashi.

Antara Dua Hati (Kakashi) (Itachi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang