1. TIU - Awal Mula

1.3K 115 2
                                    

Jangan lupa vote🌹

    Pelajaran sejarah mungkin sangat membosankan bagi mereka yang tidak menyukai sejarah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Pelajaran sejarah mungkin sangat membosankan bagi mereka yang tidak menyukai sejarah. Berbeda dengan Karin, ia amat menggemari pelajaran sejarah tersebut. Tak heran mengapa ia dijuluki Sang Patriotisme.

Karin Arunika, namanya. Lahir di Mojokerto Jawa Timur, 19 Tahun, Kerja part time di toko buku, masih kuliah, domisili di Jakarta. Sebagian orang mungkin akan memanfaatkan hari liburnya dengan bersantai-santai atau hangout bersama teman dan lain sebagainya. Berbeda dengan Karin, ia lebih memilih menghabiskan masa liburnya dengan bekerja di toko buku hingga larut malam. Selain tidak banyak orang, toko buku menjadi sumber kebahagiaan Karin untuk menambah referensi minat bacanya terhadap buku genre lain.

Seperti saat ini, hari Minggu pagi toko buku sedang libur tapi Karin kekeuh datang bekerja. Niat hati memang ingin bersih-bersih apalagi ia dapat arahan dari pemilik toko agar membersihkan gudang di ruang bawah tanah. Bersih-bersih juga menjadi bagian favorit dari Karin, tak ayal mengapa ia dikerahkan langsung untuk membersihkan area tersebut.

"Kemoceng udah, sapu sama skop sampah udah, lap udah, chemical udah, kain pel udah, ember udah. Udah semua, apalagi ya yang kurang?” Ujarnya, berpikir sesaat kemudian memutuskan untuk melangkah menuju ruang bawah tanah.

Pertama kali Karin membuka pintu ia langsung disuguhkan dengan banyaknya buku-buku beserta koran-koran kuno yang terdapat di area tersebut. Ruangan ini tak bisa dibilang kecil pun tak bisa dibilang besar, dengan ukuran 3m × 3m sudah cukup besar menurut Karin.

Kakinya melangkah menuju tumpukan buku-buku usang yang tergeletak di lantai. Ia melihat banyaknya koran-koran kuno. Yang menjadi pusat perhatiannya adalah, mengapa masih ada majalah lama Bintang Merah di tahun 2023 ini sedangkan majalah ini muncul pada edisi 7 November 1946.

“Gila banget ini tempat, gue kira bakalan serem. Inimah jatohnya malah throwback masa lalu, furniture , majalah, koran, bukunya juga masih asli dari tahun ke tahun. Gila sih, gue demen nih kayak gini nih.”

Beralih ke pojok ruangan ia melihat jam kuno tua berdiri menjulang dengan kokoh. Antik. lebih bagus kalau masih berdetak. satu kata yang berada dalam batin seorang Karin.

Tungkainya mencari baterai di seluruh ruangan tersebut. Dapat. Ia segera memasang baterai dan mencocokan waktu saat ini.

“Aneh, kok gak berfungsi sih jamnya? Rusak kali yak” Herannya. Masalah jam akan ia laporkan nanti kepada atasannya, tak mau ambil pusing ia segera menggeledah seisi ruangan berharap mendapatkan barang-barang antik yang mungkin tak pernah ia lihat.

Satu hal yang menarik perhatiannya, ia melihat sebuah kotak kecil terletak tak jauh dari jam tua yang ia perbaiki tadi. Karin segera mengambil kotak kecil tersebut. Betapa terkejutnya ia melihat sebuah liontin antik dengan sepucuk surat.

“Buset, ini kalung beneran apa boongan. Masa kalung ini dari jaman nenek moyang sih, ga percaya gua” Karin memasang kalung liontin tersebut tanpa pikir panjang. Tak lupa membuka sepucuk surat yang membuatnya penasaran sedari tadi.

Sebaik apapun masa lalumu, dia telah terkunci rapat dan pergi meninggalkan mu.

Begitupu sebaliknya, seburuk apapun masa lalumu, sesungguhnya saat ini kau adalah kanvas putih yang kosong.

Berterimakasihlah pada masa lalu. Karenanya kamu bisa lebih memahami apa yang harus kau hindari.

Setiap dari kita adalah masa lalu bagi orang lain.

“Setiap dari kita adalah masa lalu bagi orang lain. Gak berlaku buat gue, gue gak punya masa lalu.” Imbuhnya, terlepas dari apa yang Karin ucapkan, ia melanjutkan baris terakhir dari satu kalimat yang aneh menurut nya.

olehku karep balik menyang masa kapungkur, saorane ngge ngelingi sadayaning sik wis kadaden.”

Tepat kalimat terakhir yang ia baca, jam tua kuno yang tadinya tidak berdetak kini kembali berdetak dengan arus yang kencang. Kilat menyambar di luaran sana, Hujan deras tiba-tiba turun mengguyur kota Jakarta disertai angin yang bertiup kencang. Karin takut, ia takut petir, ia takut suara gemuruh, dan ia takut saat ini.

Tubuhnya seakan tersedot ke dalam kubangan besar, nafasnya sesak, kepalanya pusing seiring bertambah dekatnya kilatan cahaya yang memasuki indera penglihatannya. Kali terakhir yang ia lihat adalah sebuah jam tua kuno yang menunjukkan pukul 7 malam lewat 15 menit sebelum semuanya gelap.

°°°
Bersambung...

Hi, purayy here!

1. Keephistoryalive, Tahu kah kalian?

Halaman depan Bintang Merah, sebuah majalah mingguan Partai Komunis Indonesia (PKI)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halaman depan Bintang Merah, sebuah majalah mingguan Partai Komunis Indonesia (PKI). Majalah ini merupakan edisi 7 November 1946 yang memperingati 29 tahun Revolusi Rusia yang dilancarkan kaum Bolshevik pimpinan Vladimir Lenin.


2. About Chapter.

Kalung liontin antik yang di dapetin Karin👆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalung liontin antik yang di dapetin Karin👆

TAK INGIN USAI | Pierre Tendean Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang