Jangan lupa vote🌹
”Kamu sudah melakukan hubungan intim dengan Karin?!"
Oh shit,.
Pierre sontak terkejut.
Semua orang juga terkejut mendengar penuturan Bu Nas. Termasuk Pak Nas.
"Apa, Pierre?!" Pak Nas menatap nyalang Ajudan mudanya ini.
"Ap-Apa?! Ibu, Bapak saya tidak pernah melakukan itu! Saya bersumpah!" Titah Pierre dengan wajah syok nya yang masih tergambar jelas.
"Maksudnya? Karin sendiri yang berujar." Balas Bu Nas.
Sekarang, giliran Karin yang menjadi pusat perhatian semua orang.
Karin meringis, bukan itu maksud pembicaraan antara dirinya dan Bu Nas. Kala netranya bersitatap dengan Pierre, Karin semakin tidak enak. Terlebih lagi Pierre menatapnya intens meminta penjelasan.
“Karin, maksudnya apa? Saya tidak pernah berbuat seperti itu,” Pierre maju selangkah berharap mendapatkan balasan perihal pertanyaan yang ia lontarkan, namun dicegah oleh Pak Nas.
“Diam disitu, jangan coba-coba mendekat kalau tidak mau saya cabut status ajudan kamu! Karin, coba dijelaskan.”
Refleks Karin dan—Pierre khususnya, melolot mendengar penuturan tersebut.
“Eh eh kok malah jadi gini sih! Bukan gitu pak, Ya Allah. Karin sama Pierre gak ngapa-ngapain, Pierre juga gak pernah macam-macam sama Karin sampe menjerumus ke hal mesum kayak gitu. Suer!” Seru Karin.
Karin merasa ada kabut diantara kedua netranya, tangannya melilit lengan Bu Nas.
“Terus, yang tadi kamu bilang kalau sudah tidak suci itu kenapa? Bisa dijelaskan lebih rinci, Karin?!” Seru Bu Nas.
Karin menghela nafas, “Ibu salah paham. Maksudnya saya udah gak suci tuh bukan karena udah melakukan hal kotor sama Pierre,”
“Saya malu ibu, tadi saya cium pipi Pierre. Tapi refleks kok, sumpah! Mulut saya yang udah gak suci,” Cicitnya.
Hening sejenak,
Sebelum semua orang ber-oh ria.
“Ya ampun Karin, ibu kira kenapa. Aduh, Pierre maafin ibu ya nak. Saya kira kamu melakukan hal yang tidak-tidak. Ya ampun, anak muda.” Tawa Bu Nas mengudara.
Pak Nas menatap kedua pasangan di hadapannya, “Jadi, ini cuma salah paham?”
Karin mengangguk mantap, “Iya pak! Tolong dong jangan pecat pacar saya, nanti dia mau makan apa pak, huhu”
Berbeda dengan Pak Nas dan semua orang yang tertawa, Pierre yang tadinya tegang sekarang malah baper. Kalau dia bisa monolog sih, mungkin bakalan bilang
KAMU SEDANG MEMBACA
TAK INGIN USAI | Pierre Tendean
Ficción históricaTerlalu ambis akan sejarah, Karin selalu berharap agar dapat diberi kesempatan untuk merasakan yang namanya Time Travel. Terlalu mustahil untuk pemikiran di era modern ini, tapi itu yang Karin alami. Karin berada di zona waktu itu, dimana ia dapat m...