Jangan lupa vote🌹
Masih ingat dengan Amelia Achmad Yani? Pagi ini Karin memiliki janji dengan anak Jenderal besar tersebut. Bukan hanya dengan Amel saja, tapi bersama dengan anak sulung Jenderal Yani lebih tepatnya, Rully.Dengan mengenakan casual outfit dan rambut yang dibiarkan terurai ala curly, Karin lekas bergegas pergi ke tempat dimana ia dan kedua anak jenderal tersebut sepakati.
Butuh keyakinan besar buat meyakinkan Bu Nas agar Karin mendapatkan izin. Pasalnya, Karin tidak menjelaskan mengapa dan untuk apa ia keluar.
Ia hanya berujar, “Karin mau main-main sama Rully dan Amel Bu. Gak lama kok, nanti Karin pulangnya cepet. Udah yaa, dadah Ibu!”
Gimana gak pusing coba?
Bu Nas tidak bisa menolak, ia hanya mengangguk mengiyakan walaupun rasa cemas masih terbesit di pikirannya. Takut bila terjadi hal yang tidak-tidak.
Karin melangkah cepat. Beberapa kali ia melihat arloji jam di tangannya. Paras ayu nya dengan polesan make up simple pun turut dibumbui dengan secercah buliran keringat di pelipisnya.
“Aduh, semoga gue gak telat deh. Kebiasaan bangun kesiangan ya gini nih. Mana janjian sama anak Jenderal lagi, gue takut ditembak sama bapaknya!” Kicaunya dengan langkah lebar.
Karin melempar senyum kala berpapasan dengan orang-orang yang juga turut melempar senyum padanya.
Netranya menyipit, bibirnya melengkung bernafas lega kala objek yang ia tuju sudah di depan mata.
Perpustakaan Museum Nasional.
Di masa depan, ia belum pernah sama sekali mengunjungi tempat ini. Walaupun ia fanatik terhadap sejarah, ia adalah tipikal orang yang mager alias malas gerak.
Terjawab sudah, mengapa ia tidak pernah menjajakkan kakinya di tempat bersejarah ini.
Hanya di orde lama ini, ia bisa menapakkan kaki di tempat-tempat seperti ini.
Sebenarnya Karin sudah punya plan mau me time ke perpustakaan ini. Tapi tidak pernah tercapai. Berhubung Rully dan Amel mengajaknya, ya kenapa tidak kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
TAK INGIN USAI | Pierre Tendean
Ficção HistóricaTerlalu ambis akan sejarah, Karin selalu berharap agar dapat diberi kesempatan untuk merasakan yang namanya Time Travel. Terlalu mustahil untuk pemikiran di era modern ini, tapi itu yang Karin alami. Karin berada di zona waktu itu, dimana ia dapat m...