Bab : 3- Memories on the lake

552 73 5
                                    

Maaf nunggu lama

.

.

.

Sudah dua hari berlalu semenjak perpisahan dengan kekasihnya. Kata kata Xavier masih setia melekat dibenaknya. Ia masih merasa sedih di sela malam sebelum ia tertidur, perasaannya masih enggan melepas kepergian Xavier.

Ia tidak menerima kabar apapun setelah ini semua terjadi. Ya, Natan juga tidak bisa berharap banyak atas hubungannya. Natan mengerti hal ini pasti akan terjadi, tapi ia tidak menyangka akan terjadi pada waktu dekat.

Bahkan tak jarang Natan memimpikan Xavier, dan satu hal yang terlihat mengkhawatirkan adalah Natan sering kali melamun. Hal ini tentu membuat Gusion, Ling, dan Granger merasa khawatir.

Mereka selalu menemani Natan, sesekali mamastikan keadaan Natan baik baik saja atau tidak. Walaupun begitu Natan masih saja mengelak, mulutnya mengucap kata-kata penenang namun tidak dengan sikapnya.

Ling, "Apa kau ingin pergi ke suatu tempat?" upaya Ling menghibur kesedihan Natan.

Sang empu terlihat berpikir sejenak, "Aku ingin pergi ke danau."

Ketiga sahabatnya tau, danau bukanlah tempat biasa bagi Natan. Karena disanalah Xavier menyatakan cinta untuk pertama kalinya. Bung, hubungan 2 tahun bukanlah hal yang singkat.

Granger, "Pulang sekolah."

Natan terlihat bingung, "Apa?" tanyanya polos.

Gusion tersenyum kesal, "Pulang sekolah kita pergi ke danau, apa kau mengerti? Dasar idiot."

Mengingat kesabaran Gusion yang sangat sedikit membuat Natan mendengus kesal. Sering sekali Gusion mengatainya dengan embel embel 'idiot. Padahal dirinya sudah mempertahankan gelar sang juara dikelas berturut-turut.

"Sebelum itu aku harus izin." lanjut Gusion seraya mengotak atik layar ponselnya. Ia terlihat seperti sedang menghubungi seseorang.

"Siapa?" tanya Natan bingung.

"Kakak ku, dia cukup cerewet untuk disebut sebagai seorang pria." jawab Gusion yang justru terdengar seperti ejekan.

Ketiganya tertawa termasuk Natan.

Ling, "Ya, wajar saja. Dia memiliki adik yang nakal seperti mu, Gusion."

Gusion beralih menatap tajam kearah Ling, ia memanyunkan sedikit bibirnya yang menambah kesan imutnya.

"Masa muda itu dinikmati. Jangan sampai disia siakan, tau!"

"Opini darimana itu, kau terlihat lebih bodoh dari Natan sekarang." jawab Ling, sedangkan Natan hanya bisa mencibir.

Natan, "Apa kalian tidak memiliki bahan bullyan selain aku?"

"Tidak." jawab ketiganya kompak.

"Ck!"

Remaja berambut putih itu terlihat sangat kesal, jarinya masih sibuk mengetik teks singkat yang entah ia tuju untuk siapa.

Xavier, "Apa ada masalah?"

Aamon mengusak rambutnya kasar, ia terlihat sangat frustasi saat ini.

"Aamon, tenang lah. Ada apa?" kini Alucard yang bertanya.

"Gusion!"

Seolah olah bukan pertama kalinya ketiganya hanya mengangguk paham.

Zilong menaruh telunjuk di dagunya lalu bereskpresi seperti sedang berfikir, "Biar ku tebak. Apa dia mengataimu 'tua bangka' atau mungkin 'cerewet'? Ah! Atau dia kabur dari rumah dan menentangmu?"

[BL] VESPERTINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang