Bab : 14- Mother and her son

373 49 5
                                    

"Kau terlambat, Natan."

"Apa tujuanmu?"

Valentina tertawa kecil,"Tidak bisa kah kita masuk?"

.

.

Nafas nya terasa berat. Seperti ada kemarahan yang entah Ia tuju kan untuk siapa. Valentina? Atau dirinya sendiri?

Valentina, karena mengganggu kehidupan nya. Atau diri sendiri, karena telah membawa hal buruk bagi orang-orang disekitar nya.

Dengan sabar Natan mencoba tenang. Walau banyak hal tak mengenakan tentang Valentina, Natan tetap memperlakukan nya dengan baik. Ia mempersilahkan Valentina untuk beristirahat sejenak, sedangkan Ia pergi ke dapur untuk menyuguhkan sesuatu.

Natan, "Maaf. Hanya teh hangat yang bisa aku suguhkan."

Valentina mengangguk, "Tak perlu se formal ini. Kau tau betul maksud kedatanganku, bukan begitu?"

Natan menghela nafas panjang. Ia tau jawaban seperti ini yang akan Ia terima, "Aku ingin bertanya dua hal." alihnya.

Valentina, "Silahkan."

Natan memejamkan matanya sejenak, "Pertama. Pria bernama Fredrinn datang mengancam Julian, apa itu suruhan mu?"

"Benar." Valentina tersenyum. Tak ada ekspresi bersalah atau penjelasan singkat setelahnya. Justru Ia terlihat bangga dengan hal itu.

Natan, "Kedua. Mengapa? Apa karena aku tak menjauhi Aamon?"

"Benar."

Natan, "Aku tak mengerti."

Valentina menaikkan sebelah alisnya. Ketika sadar hal yang dipertanyakan, Ia tertawa. "Kau tidak perlu mengerti."

Natan, "Valentina."

"Natan."

Keduanya terdiam ketika memanggil satu sama lain di waktu yang sama. Natan mengalah, "Silahkan."

Valentina menyesap teh hangat yang Natan suguhkan, walaupun kini terasa dingin karena suhu ruang. "Aku orang jahat."

Natan mengernyitkan dahinya, "Maaf?" Ia memastikan kembali indera pendengarannya.

"Aku orang jahat, Natan. Dimata mu, maupun dimata kedua anakku." Valentina mengulangi ucapan nya.

Dengan suara lirih wanita itu berbicara, hingga Natan perlu memasang benar benar telinganya, "Aku tak perduli kau akan membenciku, karena memang itu yang harus kau lakukan. Alasan mengapa aku tak menyukai hubungan mu dengan Aamon hanya satu. Apa kau yakin ingin mendengar nya dariku, Natan?"

Natan terdiam sejenak. Otaknya berfikir dengan cepat untuk menolak, namun hatinya ingin mengetahui apa yang menjadi alasannya. "Katakan."

Valentina tersenyum, "Aku sudah menyusun masa depan Aamon yang sempurna. Hidup bersama wanita cantik dan memiliki seorang anak. Ketika Aamon menikah dengan Floryn, kehidupannya akan terjamin. Mereka tidak perlu kekurangan apapun itu. Ini kasar, tapi aku ingin kau menyadari sesuatu. Kehadiran mu disini tak lebih dari sekedar penghalang. Kalian sangat jauh berbeda. Natan, kau tidak pantas bersamanya."

Kau tidak pantas bersamanya.

Aku? tidak pantas?

Pantas?

Natan membuka mulut nya hendak berbicara, namun tak ada sepatah kata pun yang terucap keluar. Ia dibuat tak berkutik.

Namun sangat mengecewakan sekali. Ketika Natan menyadari, tak ada rasa bersalah dari raut wajah sang lawan bicara. Entah mengapa Natan merasa Valentina mengatakan itu dengan sungguh. Seolah olah Natan tak memiliki kesempatan sama sekali untuk bersanding dengan Aamon.

[BL] VESPERTINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang