Bab : 6- Who??

635 72 13
                                    

06.55 am

Semuanya berjalan sebagai mana mestinya. Natan bisa belajar dengan baik, menyimak dan mencatat hal hal yang diperlukan. Jam pelajaran pak Hanzo telah selesai, menandakan waktu istirahat telah tiba.

Natan bersama ketiga sahabatnya sesegera mungkin menuju tempat untuk menabung uang, tentu saja itu kantin. Mata mereka tertuju kearah kedai Bu Layla yang mulai diserang murid murid kelaparan. Wajar saja ramai, selain enak makanan disini juga murah.

Ling, "Kalian tunggu saja, aku akan memesankan nya."

Gusion, "Terimakasih, mama~"

Godaan Gusion tentu saja mendapatkan pukulan dari Ling tepat di bagian belakang kepalanya, "Lebih baik kau pesan sendiri."

Gusion mendesis, "Shh. Apa? Kau tidak adil!"

Ling, "Salahmu."

Perdebatan keduanya pun membuahkan kan hasil akhir. Jadilah Gusion dan Ling yang memesan, sedangkan Natan dan Granger mencari tempat untuk duduk.

Saat matanya sibuk mencari tempat untuk duduk, tanpa sengaja Natan justru menangkap sosok orang yang ia kenali tengah berdiri tak jauh dari tempatnya. Segeralah Natan pergi menghampiri, tak lupa ia berpamitan sebentar dengan Granger.

Natan, "Aamon?"

Remaja jangkung itu menoleh, "Selamat pagi, Natan. Apa kau sendiri?"

Natan, "Sayangnya tidak, aku sedang bersama Gusion, Ling dan Granger. Apa yang kau lakukan disini? Sedang menunggu seseorang?" tanya Natan.

Aamon, "Ya.. Aku sedang menunggu—"

"Natan?"

Keduanya menoleh bersamaan kearah suara berasal. Mata Natan membulat usai mengetahui siapa yang memanggilnya, lalu, Aamon hanya memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Bagaimana kabarmu?"

Natan, "Aku baik. Bagaimana denganmu, Xavier?"

Melihat Xavier kini  berada di hadapannya membuat tekad Natan menjadi goyah. Ia takut perasaannya tidak bisa hilang.

Sedangkan remaja bersurai putih itu hanya bisa diam menyaksikan interaksi antara keduanya. Ia rasa Natan masih menyimpan perasaan untuk Xavier. Oh ya ampun, mengapa matanya terasa panas?

Xavier, "Aku baik baik saja. Apa yang kau lakukan disini dengan Aamon?"

Natan menoleh kearah Aamon lalu menjawab, "Kami tidak sengaja bertemu."

Xavier, "Ah begitu. Apa kau mau sarapan bersama?"

Natan menggeleng, "Terimakasih untuk tawarannya. Tapi aku sudah memilki tempat dengan teman temanku."

Xavier, "Baiklah."

Natan berniat meninggalkan Xavier dan Aamon disana, ia merasa tidak nyaman berada diantara keduanya. Namun tindakannya berhenti saat Xavier mencoba menahan pergelangan tangannya, "Y-ya?"

Xavier tidak langsung menyatakan apa yang ingin disampaikan. Ia justru menatap Natan cukup lama, hal ini tentu membuat Natan sedikit gusar.

Aamon, "Cepat katakan yang ingin kau sampaikan. Natan harus pergi." sela nya.

Xavier tersadar dari lamunannya, lalu atensinya kembali ke arah Natan, "Aku harap ada kesempatan untuk mengobrol denganmu, Natan."

Natan tersenyum lalu mengangguk.

Tanpa menjawab perkataan dari Xavier, remaja berkacamata itu segera mungkin melangkah pergi.

Melihat punggung Natan yang mulai menjauh, kini tatapan remaja berambut biru itu tertuju ke arah Aamon.

[BL] VESPERTINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang