Bab : 4- Gusion?!

543 73 3
                                    

.

.

.

.

Akhir akhir ini Aamon merasa suasana hati adiknya sedang tidak baik baik saja. Sesekali ia mendengar Gusion mengumpat, terkadang juga memukul benda tak bernyawa dan tingkah aneh lainnya.

"Xavier, brengsek!"

Kedua manik biru itu menyipit, apa dia tidak salah dengar? Xavier?

Aamon, "Apa kau bertengkar dengan Claude?"

Gusion dengan perasaan kesalnya menoleh tajam kearah sang kakak nya, "Kali ini bukan Calude."

Aamon, "Lalu siapa?"

Gusion memutar kedua bola matanya dengan malas, remaja bersurai cokelat itu kini memilih duduk di dekat kakak nya. "Temanmu, Xavier."

Dahi Aamon berkerut, banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan tapi dia terlalu takut memperburuk suasana hati adiknya.

Aamon, "Ceritakan saja jika ada yang ingin diceritakan."

Gusion menarik nafas dalam, menyiapkan mental untuk menceritakan semuanya, "Kau sudah tau bukan Xavier pernah berhubungan dengan temanku, Natan?"

Aamon mengangguk.

Sang adik menghela nafas - lagi, "Apa alasannya mengakhiri hubungan dengan Natan? Apa dia berselingkuh?"

Aamon menggeleng pelan, "Tidak ada orang ketiga."

Gusion, "Apa dia bosan dengan Natan? Selama ini Natan lah yang menemani nya. Dia mengakhiri semuanya secara tiba tiba disaat hubungan mereka sedang baik baik saja."

"Apa ini alasanmu menjadi sensitif akhir akhir ini, Gusion?" sang empu justru melempar pertanyaan kembali.

Gusion, "Tentu saja! Hatiku sakit kak!" ujar Gusion dengan dramatis, sudah cocok di juluki sebagai raja drama.

Aamon menatap heran ke arah sang adik yang masih setia memegangi dadanya, tidakkah ini berlebihan. "Apa hubungannya denganmu, Gusion? Biarkan saja mereka menyelesaikannya sendiri. Lagi pula perpisahan pasti akan terjadi."

Gusion mengernyit tak suka, ia melayangkan pukulan cukup keras di punggung Aamon hingga sang kakak meringis ngilu.

Gusion, "Itu benar. Aku hanya sedih, -sangat sedih sekali. Natan ku yang tulus harus terluka. Dia berubah menjadi pendiam, hatiku sakit." Gusion tertunduk, walau bukan dia yang mengalami hal menyedihkan ini namun tetap saja ini akan terasa menyakitkan. "Natan bukanlah orang yang jujur tentang masalahnya, aku yakin dia akan memilih memendamnya sendiri." lanjut Gusion.

Aamon, "Aku tidak bisa membela Xavier. Tapi satu hal yang harus kau ketahui, Gusion.."

Tatapan kakak beradik itu bertemu, Aamon menatap dengan serius begitupun dengan Gusion.

Aamon, "Perasaan manusia itu mudah berubah, Gusion. Bahkan jika hari ini pasanganmu menyatakan cinta tidak ada yang menutup kemungkinan esok cinta nya hilang. Itu yang terjadi kepada Xavier. Dia tulus menyukai Natan selama dua tahun ini. Namun perasaannya sudah tak semanis dulu. Apa kau mengerti, Gusion?"

"Lebih baik diakhiri sekarang juga daripada terbawa lebih dalam. Akan jauh lebih menyakitkan bagi keduanya. Menjalani hubungan tanpa adanya cinta itu untuk apa?" sambung Aamon.

Lawan bicaranya hanya bisa mengangguk paham. Yang dikatakan Aamon itu benar adanya, perasaan memang mudah berubah. Oh ya ampun, Gusion jadi curiga tentang perasaan Claude. Salahkan saja Aamon jika mereka bertengkar!

[BL] VESPERTINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang