Utusan dari Pak Kyai

185 14 2
                                    

Gadis itu berjalan menuju sebuah bangunan yang sangat di segani oleh warga pesantren ya itu adalah ndalem, Shanum berjalan menuju ke ndalem untuk memenuhi panggilan dari kyai nya.

Sesampainya di sana ternyata sudah ada seseorang yang tidak asing lagi wajahnya bagi sahnum, tapi Shanum tak mengenal namanya.

" Num bikin kan minum untuk tamunya Bapak ya" utus Bu nyai kepada ku
Langsung ku langkahkan kakiku menuju ke dapur ndalem untuk membuat minuman untuk tamu itu.
Setelah selesai langsung ku suguhkan secangkir teh itu.

Ketika hendak beranjak meninggalkan ruang tamu Pak kyai atau yang sering kami panggil Abah mengehentikan ku

" Nduk.. duduk dulu sebentar ada yang Abah ingin bicarakan " aku pun menurut lalu duduk di bawah sambil menunggu Abah berbicara lagi

" Besok kamu dan Faiz Abah utus untuk mengikuti pelatihan dewan Dakwah di Ringinagung" dawuh Abah yai kepada, aku yang tadinya menunduk sontak mengangkat kepalaku

" Ngapunten Abah apa kita hanya berdua saja? ", Tanyaku kepada abh tanpa mengurangi rasa takdim ku

" Iyha nduk, karna besok kita ada acara di pondok, jadi Abah hanya mengirim mu dan nak Faiz saja, insyaallah Abah percaya dengan kalian berdua"
Jika sudah seperti ini mana bisa aku menolak aku pun menurut saja. Setelah di beri pengarahan oleh Abah aku pamit untuk kembali ke asrama karna hari sudah mulai malam, begitu juga dengan Faiz dia pun pamit untuk pulang.

Ketika aku berjalan melewati teras ndalem disana aku ber pas Pasan dengan dia, di situ dia menghentikan ku dan memberiku secarik kertas

" Terimalah, mungkin kamu akan membutuhkan nya jika ingin menghubungi ku" ucapnya kepadaku, dan setelah itu berlenggang pergi meninggalkan teras Ndalem.

Sesampainya di asrama aku membuka secarik kertas yang di berikan oleh Faiz tadi ternyata itu nomer telpon nya, aku langsung memasukkan nomer itu ke daftar Kontak di hp ku. Di pesantren memang tidak boleh membawa hp terkecuali untuk santri yang abdi ndalem, karna disini aku nderek di ndalem aku di perbolehkan membawa HP tapi tidak Full 24 jam.

" Num lagi apa sih?" Tanya Tika kepada ku

" Ngga kok ini lagi masukkin nomer telpon aja"

" Wih nomer sapa tuhhh"

" Kepo aja sih kamu"

" Ya biarin dong, eh tadi kok lama banget sih di ndalem nya, emang di suruh ngapain sama Bu nyai?. " tanya Tika penasaran

" Tadi itu aku di utus buat bikin minuman buat tamu, terus sama Abah di suruh duduk, di bilangin kalau besok aku disuruh ikut pelatihan dewan dakwah di Magetan "

" Ohh... enak dong jalan jalan, sama siapa emang? "

" Nah itu dia Abah itu cuma ngirim dua orang kesana"

" Terus apa masalah nya?, Emang sama siapa sih ?"

" Kamu tau ngga cowok yang sering datang kesini tiap ada mujadahan disini?"

" Ohhh yang itu , iya tau kanapa emang?"

" Besok aku kesananya sama dia "

" Wihhh cieeee, eh sapa nama nya?"

" Namanya Mas Faiz, kita cuma berdua kesananya"

" Ya udah si ngga papa orang dia anak baik baik kok kayaknya "

" Iyha sih, tpi rasanya aneh aja gitu masak cuma berdua aja"

" Ngga papa lah itu kan yang nyuruh juga Abah, udah yuk tidur ngga usah terlalu dipikirin besok kan acaranya "

Setelah percakapan panjang ku dengan Tika akhirnya kami berdua terlelap di alam mimpi masing masing.

***
Esok paginya aku sudah rapi dengan gamis dan hijabku aku coba menghubungi nomor yang di berikan Faiz kemarin

Me
Assalamualaikum

Faiz
Wa'alaikumsalam, ini Shanum?

Me
Iya ini Shanum, kita berangkat jam berapa?

Faiz
Sebentar lagi saya berangkat ke pesantren tunggu saja di depan ndalem

Aku pun langsung turun dari asrama menuju ke samping ndalem, tak lama dia sebuah mobil merah pun memasuki pekarangan pesantren dan dugaanku benar itu adalah Faiz

Dia turun menghampiriku kemudian mengajak ku ke ndalem untuk berpamitan, setelah berpamitan kamu langsung berangkat ke Ringinagung karna jam 8 acara akan segera di mulai

Faiz berjalan lebih dulu aku mengikutinya dari belakang, tak sedikit para santri yang menyaksikan kamu berdua karna saat itu semua santri sedang berada di halam pesantren untuk menyiapkan acara nanti siang.

Kami berjalan menuju mobil Faiz, Faiz membukakan pintu mobil untukku di bagian depan.

" Maaf saya di belakang saja" ujarku padanya

" Baiklah kalau begitu" setelah berucap dia menutup pintu depan lalu mebukan pintu mobil bagian belakang

" Silahkan masuk" aku menurutinya dan tak lupa aku ucapkan terimakasih padanya.

Didalam mobil jantungku sudah tak karuan karena sikap Royan tadi, sungguh kenapa coba dia harus bersikap seperti itu.

Selama perjalanan tak ada obrolan diantara kita, sampai akhirnya kita sampai di tempat tujuan, aku pun turun dari mobil

" Saya cari tempat parkir dulu, kamu tunggu disini" ucapnya pada ku, yang sukses membuat jantungku tak karuan lagi. Ini manusia apa bukan sih, semalam saja dia terlihat seperti orang yang tak peduli, sekarang tiba tiba sikapnya manis sekali.

****
Wa'alaikumsalam warahmatullahi wa barakatuh

Semua para peserta pelatihan dakwah menjawab salam dengan serempak jam menunjukkan pukul 11.30, kin waktu bagi para peserta untuk istirahat dan sholat dhuhur, aku coba mencari dimana keberadaan Faiz,.karna tempat untuk peserta laki laki dan perempuan di pisan.

Aku celingukan mencari Faiz, tiba tiba ada satu notifikasi masuk ke ponselku

Faiz
Saya ada di paling depan sebelah selatan.

Ya itu adalah pesan dari Faiz, apa dia tau kalau aku sedang mencarinya, kenapa tiba tiba dia memberitahu ku keberadaan nya, ah mungkin hanya kebetulan ucapku dalam hati, kemudian aku masukkan kembali ponselku ke dalam tas dan bergegas menuju tempat wudhu untuk sholat dhuhur.

Lewat di Sepertiga MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang