Lamaran Gus Akbar

36 1 0
                                    

Hari ini semua santri sedang mempersiapkan untuk acara wisuda yang akan di gelar besok lusa, tapi beda dengan kedua Santriwati yang mengabdi di Ndalem, mereka sedang mempersiapkan seserahan untuk di bawa Gus Akbar yang akan melamar seseorang .

" Siapa ya Num yang mau di lamar sama Gus Akbar?"

" Ya aku gak tau juga Ummah ngga bilang apa apa"

Ditengah percakapan mereka Ummah Arum datang

" Nduk nanti kalian ikut Ummah ya"

" Ikut kemana Ummah?" Tanyaku

" Ikut Ummah ke ngelamar" sontak aku dan Aidah pun terkejut

" Gak papa nanti disana ikut bantu Ummah"

" Nggih Ummah" jawabku bersama Aidah

Karena semuanya sudah siap aku bersama Aidah kembali ke asrama untuk berganti pakaian, tidak yang terlalu mewah namun sopan

Di perjalanan aku satu mobil bersama Aidah, yang menyupir jakan di mobil yang ku tumpangi adalah Gus Zain, ada Ammah Azza juga

Di mobil yang satu ada Abah, Ummah, Gus Akbar dan juga kang Santri sebagai sopir.

" Da aku seperti tidak asing dengan jalan ini" ucapku berbisik pada Aidah

" Kemana emang?"

"Ke pesantren Ummi Latifah"

" Apa jangan jangan yang mau di lamar santri nya beliau"

Kami saling menduga duga, dan ternyata Ammah Azza yang duduk di depan mendengar perbincangan kami

" Bener Num, ini jakan menuju ke pesantren mu dulu, pesantren nya Bude Latifah "

" Nggih Ammah, maaf Ammah apa acara lamarannya akan diadakan disana?" Tanyaku sopan

" Iyha Num"

Setelah hampir 8 jam perjalanan kami tempuh, akhirnya kami tiba di kota Magetan dan sampai di pesantren Ummi Latifah.

Aku kembali mengunjakkan kakiku oada tempat dimana aku pernah merasakan sakit yang amat sangat luar biasa.

Aku termenung berdiri di samping mobil dengan buah tangan yang ku bawa

" Ehem, luka itu jangan di ingat ingat terus" suara berat itu membuyarkan lamunanku

" Gus" gelagapku

" Sudah masuk sana, aoa kamuntidak perlu sowan pada kyaimu" suruhnya , aku langsung beranjak menuju ke Ndalem

Dan benar saja semua sudah berada disana hanya aku bersama Gus Zain yang tertinggal

" Assalamualaikum Ummi" salamku pada beliau, ku cium dengan takdzim tangannya begitu juga pada Abah Hasan

" Ya Allah nduk kangen Ummi sama kamu" itu yang Beliau ucapkan kepada ku

" Gimana sudah sembuh?, jangan lama lama di tutup hatimu itu, kasian Gus mu yang mau khitbah kamu gak jadi jadi" ucapan Abah Hasan itu hanya ku tanggapi dengan senyum setelah ber basa basi sedikit aku langsung menuju ke  rombongan ku, ke Ummah Arum

" Kasian Gus ku? Siapa emang?" Monolog ku

Memang selama satu tahun ini aku benar benar hanya fokus pada hafalanku dan mengabdi di ndalem. Bahkan setahun ini juga aku tidak pernah pulang, bukan karena tidak mau pulang. Tapi setahun ini aku memang benar benar ingin memperbaiki diri, aku juga tidak pernah membuka sosmed ku, hp ku juga di simpan di rumah oleh ibu.

Dan benar nyatanya aku menemukan ketenangan dalam setahun ini.

Di ruang tamu ndalem Ummi Latifah semua keluarga berkumpul tapi hanya kekuarga Ndalem juga ada Ustadzah Niha dan beberapa ustadz dan ustadzah lain.

" Bismillahirrahmanirrahim" Suara Gus Akbar membuka suara

" Saya bersama keluarga saya kemari ingin mengkhitbah salah satu asatidzah dari kiyai Hasan"

" Sebelumnya mohon maaf jika sangat mendadak tapi insyaallah saya sudah yakin untuk mengkhitbah Ustadzah Niha sebagai calon pendamping saya " semua yang berada disana terkejut kecuali Abah Hasan

" Nduk Niha, keponakan ku ada niat baik sama kamu. Jadi bagaimana? , Abah lihat kamu juga sudah siap untuk menikah kamu jugakan sudah banyak bantu Abah, Abah ridho kalau kamu menerima lamaran ini"

Terlihat Ustadzah Niha memghembuskan nafasnya kemudian berkata

" Bismillah Abah, Ummi, bu Nyai Arum , juga Kyai Husain saya menerima lamaran dari Gus Akbar "

Kalimat Hamdalah keluar dari mulut semua yang hadir disini

Setelah selesai semuanya menjadi masih berkumpul di ruang tamu Ndalem, aku pamit untuk ke belakang sebentar ingin bertemu dengan teman teman ku.

Setahun tidak kemari banyak sekali perubahan di sini, yah bagaimana mungkin sesingkat itu melupakan tempat ini.

" Shanum, ya Allah kangen banget" itu adalah suara Tika ya dia adalah sahabatku disini.

" Sama Tik, aku juga kangen banget sama kamu "

" Kamu lho kayak hilang ketelan bumi, di wa di dm ngga bisa semua"

" Iyah maaf aku libur lebaran kemarin emang ndak pulang, dan emang selama setahun ini aku benar benar nggak pegang HP "

" Aku benar benar sembuh Tik, tapi aku mati rasa, aku sembuh tanpa orang baru"

" Alhamdulillah aku ikut senang, semoga lekas ada yang meluluhkan hati mu ya, aku punya firasat sepertinya setelah wisuda ada yang khitbah kamu lagi Num"

" Ah ngawur kamu aku aja ngga ada deket sama cowok "

" Siapa tau sama Adiknya Gus yang ngelamar ustadzah Niha"

Hampir satu jam Aku berbincang dengan Shanum, Aidah datang menghampiriku

" Assalamualaikum "

" Wa'alaikumsalam " jawabku bersama Tika

" Num kamu loh tak cariin tibak e disini"

" Iyha dari radi disini, ih ya Tika ini Aidah, Aidah ini Tika" aku pun memperkenalkan mereka berdua

" Num sudah di tunggu disana mau pamitan ini "

" Ya udah kalau gitu, Tik aku pulang dulu ya kamu sehat sehat disini"

Tak lupa kami berpelukan dengan sangat erat sebelum aku menuju ke mobil.

"Ustadzah Niha, pamit dulu ya" pamit ku saat akan masuk mobil

" Hati hati Num"

" Ustadzah Shanum tunggu main ke kediri ya"

" Insyaallah doa kan semuanya lancar, kamu juga cepet nyusul, itu adiknya Gus Akbar ada"

" Sutt..., dinginnya ngalahin kutub utara kalau yang itu" kami berdua pun tertawa dan akhirnya ku masuk ke mobil untuk perjalanan pulang ke kediri.

Lewat di Sepertiga MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang