Ndalem Pesantren

39 2 0
                                    

Sesuai dengan perintah Ammah Azza, setelah selesai setoran aku menuju ke Ndalem terlebih dahulu karena Aidah masih belum selesai.

Aku masuk ke Ndalem lewat pintu belakang, sampai disana kulihat Ummah Arum sedang menyiapkan sesuatu dengan takdzim aku mendekat ke Beliau

" Assalamualaikum Ummah, ada yang bisa Shanum bantu?" Tanyaku sopan

" Nah kamu bantu Ummah cuci sayur ya terus nanti di potong " perintah Ummah, aku oun berjalan mengambil sayur yang sudah ada diatas meja

" Mau ada tamu ya Ummah?" Tanyaku di sela sela memotong sayur

" Iyha ini nanti ada temannya abah mau datang jadi masaknya agak banyak"

Setelah selesai memotong sayur, aku lanjut membuat masakan sesuai dengan instruksi dari Ummah.

Kurang lebih hampir 30 menit menyiapkan semuanya.

" Num, gimana sudah selesai?" Tanya Ummah yang datang dari ruang tamu

" Sampun Ummi niki di beto ten pundi Ummah?"

" Taruh meja aja disusun disana"

Aku berjalan membawa satu persatu masakan ke meja makan.

Kutata semua masakan dengan rapi. Dan tak lama setelah aku selesai terlihat Gus Zain menghampiri ke meja makan

" Ummah Ummah " teruak Gus Zain

" Ada apa to le" sahut Ummah Arum yangasih didapur bersama ku

" Sebentar ya Num " Ummah pun menuju ruang makan karna panggilan dari Gus Zain

Aku melanjutkan kegiatan ku membereskan dapur setelah memasak tadi.

Sedangkan Diruang makan....

" Ummah ini masih ada sisanya di dapur?" Tanya Gus Zain pada Ummah Arum

" Masih kayak e , kenapa kamu mau to?"

" Enggih Ummah raos pisan masakan e Ummah"

" Eh bukan Ummah itu teh yang masak" Gus Zain yang mendengar itu langsung tersedak

Uhuk... uhuk...

" Mbok ya pelan pelan" ucap Ummah sambil menyodorkan segelas air

" Sinten to Ummah seng masak?"

" Itu santri barunya Ummah, cantik, orangnya kalem, Hafidzah, pinter masak lagi" jelas Ummah tersenyum meledek ke arah Gus Zain

" Sudah Ummah nak mulai lagi, nanti kalau udah waktunya Allah pasti datangkan sendiri bidadari buat Zain "

" Wes iyo terserahmu le, ini kalau mau lagi sana ambil ke dapur"

Sayup sayup terdengar percakapan Ummah Arum dan dan Gus Zain.

Dan setelah itu datanglah Gus Zain ke dapur, beliau memgambil piring dan juga sendok.

Padahal sewaktu bersama Ummah tadi seperti anak kecil yang merengek, sekarang jadi dingin lagi kayak kulkas, batinku

Setelah kepergian Gus Zain dari dapur Aidah pun tiba

" Assalamualaikum"

" Wa'alaikumsalam, kok lama to Dah kamu " rengekku

" Ya tadi masih ada hajat Num" jawabnya sambil menyengir

" Ini udah selesai semua?"

" Ya tinggal beres beres aja"

" Ya udah ayo tak bantu"

Aku dan Aidah membereskan dapur, mencuci piring ,membuang sampah, menyapu dan masih banyak lagi hampir setengah jam dan akhirnya selesai

" Udah kembali yuk kekamar" ajakku

" Ya udah sana pamit sama Ummah"

Aku berjalan menuju ke ruang makan ternyata Ummah sedang disana juga bersama Abah Husain dan Gus Zain juga

" Permisi Ummah semuanya sudah rampung, saya pamit kembali ke kamar nggih"

" Iya nduk balik o istirahat, nanti habis Ashar kesini lagi ya sama Aidah"

Setelah dapat izin dari Ummah aku dan Aidah kemabali kekamar

Karena setelah seotoran tidak ada kegiatan lagi jadi kami memutuskan untuk istirahat sambil menunggu waktu ashar.

Lewat di Sepertiga MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang