Gayung Bersambut

35 5 4
                                    

Malam ini aku sedang duduk bersantai bersama dengan Ibuk dan Mas Kafa di ruang tamu sambil menonton TV.
" Nungguin chat siapa toh Num" itu suara Mas Kafa

" Ndak ada kok Mas " elakku, padahal sebenarnya aku sedang menunggu pesan dari Mas Faiz, pasalnya pesanku sedari tadi pagi belum di balasnya.

" Halah kamu pasti punya cowok to? "

" Eh endak Yoo mana ada aku pacaran, Mas Kafa itu to yang punya cewek "

" Eh Mas Kafa ini ngga punya cewek, taoi banyak seng naksir " jawabnya dengan Pd

Tok... Tok... Tok...

Terdengar suara ketikan pintu dari luar
" Siapa toh yang namu malem malem seperti ini " suara Ibuk

" Tak bukain aja Buk " jawabku yang hendak berdiri tapi di cegah oleh Mas Kafa

" Mas wae, kamu duduk disini "

Ceklek..

" Wa'alaikumsalam, nyari sinten nggih"
"...."
" Oalah , monggo mlebet riyen "
Terdengar sedikit perbincangan mereka aku pun langsung menuju ke dapur untuk merebus air membuat kan minum Tamu.

Selesai membuat minum aku langsung menuju ke ruang tamu alangkah terkejutnya ketika aku tau siapa yang datang malam itu.

Langkah ku terhenti kaki ini berasa mati rasa, dia benar benar datang kemari tak ada kabar apapun dari tadi pagi dan tiba tiba malam ini dia datang.

Ku letakkan nampan berisi cangkir dan teko itu di meja kutuangkan satu persatu, setelah itu aku menyalimi Ummi Mas Faiz  dan perempuan yang ada di sebelahnya sepertinya itu adiknya.

" Duduk dulu Num " perintah Ibuk, aku beranjak dan duduk di tengah tengah Ibuk dan Mas Kafa.

" Dek sudah kenal to Sama mas e in " ya itu adalah suara Mas Kafa

" Sampun Mas " mu jawab dengan kepaal tertunduk

" Jadi Mas Faiz ini datang punya niat baik untuk kamu, dia ingin mengkhitbahmu"

" Sebelum nya saya minta maaf  karena mendadak sperti ini, saya tau kamu masih duduk di bangku SMA jika memang lamaran saya hari ini di terima setelah lulus SMA saya akan izinkan kami untuk kuliah Num"

Ibuk menggenggam erat tanganku, meyakinkanku, ibu pernah bilang kalau memang ada yang berniat baik padaku dalam waktu dekat terima saja, karna tak mungkin aku selamanya akan bergantung dengan Mas Kafa, dan hari ini semua ucapan Ibuk terjadi ada seseorang yang lebih dulu datang kepadaku.

" Maka dengan Ini Saya Isyfaizin Akhmad Al Husain meminta engkau untuk menjadi teman hidup saya "

Semua perkataan Mas Faiz tidak ada yang diragukan buktinya setelah beberapa bulan yang lalu dia menepati omongannya untuk benar benar datang kerumahku, ku mantapkan hatiku untuk menerima khitbah ini

" Jadi bagaimana Dek, silahakn di jawab"

" Atau mungkin Nak Shanum mau menti waktu dulu" itu adalah suar Ummi Mas Faiz

" Mboten Ummi kulo jawab sakniki mawon" Ucapku dengan mantap, kulihat dari sorot mata Mas Faiz dia sedikit khawatir entah apa yang di khawatirkan atau mungkin Khawatir jika aku tidak akan menerima lamarannya

" Bismillahirrahmanirrahim lamaran Mas Faiz saya terima, karena kata Ibuk jika ada yang berniat baik harus diterima" jawabku disambut dengan senyum lega dari semua orang.

Ummi Salamah, ya itu Ummi nya Mas Faiz menyematkan cincin mas putih di jari manis ku, tanda aku sudah di ikat.

" Jadi akadnya mau di adakan tanggak berapa?" Itu adalah suara Ibukku, terlihat ibu sangat bahagia malam ini.

" Lebih cepat lebih baik dong Bu" itu jawaban dari Ummi salamah

" Insyaallah untuk akadnya saya ingin dilaksanakan setelah Shanum Ujian sebelum wisudanya"

" Setujulah sambil menunggu Shanum ujian kita persiapkan saja dulu keperluannya "

" Mungkin Nak Shanum ingin ngobrol dulu sama Faiz? " Tawar Ummi Salamah

Aku melirik ke Mas Kafa untuk minta izin,
" Pergilah tapi jangan dekat dekat" peringat Mas Kafa

Kami berada si taman depan rumahku tak hanya berdua tapi juga Ada mba Faizah disini tapi susuknya sedikit kebih jaih dari tempatku dan Mas Faiz.

" Apa alasan Mas Faiz ingin menjadikan saya pendamping hidup Mas?"

" Num, saya punya banyak alasan kenapa saya memilih kamu Num saya sudah lama mengenal kamu sampai akhirnya Abah Hasan memintaku untuk  pergi menjalankan tugas berdua denganmu"

" Aku sudah sangat lama mengagumi, tapi waktu itu aku masih belum punya keberanian untuk mendatangi mu, aku bilang kepada Abah Hasan kata beliau harus menunggu lulus SMA dulu dan menyelesaikan kuliahku, dan kemarin waktu aku datang ke pondok aku izin kepada Abah untuk mengkhitbah mu dan Abah telah mengizinkan. "

" Tapi Aku masih belum pantas untuk Sampean, aku masih seperti anak kecil bagaimana jika nanti aku hanya merepotkan Mas Faiz "

" Num, saya sudah bersedia sampai kesini maka saya juga akan bersedia menerima segala kekuranganmu"

" Maaf Mas aku semoat mersgukan sampean"

" Lalu bagaimana dengan pihak pesantren Mas, apa mwreka sudah tau semua Mas Faiz melamarku?" Sambungku

" Abah Hsan dan Ummi Latifah sudah tau Num, setelah liburan usai kamu barus ujian Madrasah dulu, san seminggu setelah ujian madrsah akan diadakan ujian Tahfidz, aku minta kamu tetap fokus di dengan ujianmu"

" Dan selama ujian berlangsung aku tidak akan datang ke pesantren Num, saya ngga mau kamu terganggu, akan saya temani lewat sepertiga malam saya" lanjutnya

" Ehemmm , duh banyak banget nyamuknya " kami pun menileh kebelakang ternyata disana masih ada Adiknya Mas Faiz

" Eh Faizah, ya Allah Mas lupa kalau ada  kamu disini"

" Iya iya mentang mentang udah ngiket gadis adeknya di tinggal "

" Num, kenalkan Dia Asyfaizah Akhmad adik perempuanku, umurnya hanya berjarak du tahun dengan ku"

Aku pun mengulurkan tangan menyium tangannya Setelah berbincang bincang sedikit kami bertuga masuk kembali kerumah dan keluarga Mas Faiz oamit untuk pulang.

Lewat di Sepertiga MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang