Persiapan Ujian

36 6 3
                                    

Setelah hampir sebukan kami libur dan kini para siswa siswi kelas 12 sedang sibuk mempersiapkan diri untuk ujian madrasah.

Disinilah aku berada di ruangan yang penuh dengan Buku yang tertata rapi, ya itu adalah perpustakaan.

Ku pelajari semua satu persatu mapel yang akan di ujikan, sedikit memguras tenaga memang tapi harus dilakukan.

" Assalamualaikum Shanum, boleh ikut duduk disini" suara berat laki laki itu membuat ku menoleh,

" Wa'alaikumsalam Awi, silahkan" ku persilahkan dia duduk di hadapan ku karna kulihat semua bangku dan kursi di perpustakaan ini sudah penuh, Awi salah satu santri tekadan tah⁰un ini, dia orang yang rajin pandai juga dita pesantren siapa yang tak mengenalnya namanya Munawir Azhar An Nawa

Kulihat dia sedang memperhatikanku seperti mengamati cincin yang melingkar di jari manisku. Ku tarik tanganku dan ku sembunyikan di bawah meja, Awi yang mengerti itu langsung mengalihkan pandangannya kembali pada buku.

" Bagaimana persiapan ujian Mu Wi?" Tanyaku memecahkan keheningan

" Alhamdulillah semua sudah matang hanya tinggal mengulang saja "

" Kamu sendiri, bukanya setelah ujian madrsah masih harus ujian tahfidz?"

" Iya, biar cepat selesai Wi"

" Kenapa harus cepat cepat bukankah masih ada waktu setengah tahun lagi?"

" Iyha tapi aku ingin cepat selesai saja, nanti wisuda Sekolah dan Wisuda Tahfidz bisa barengkan saja"

" Memang biaa seperti itu?"

" Kata Abah kalau semisal nanti Tahfidzku bisa dikejar setelah ujian madrsah wisudanya bisa langsung di barengkan "

" Kok aku baru tau ya, kalau tau gitu aku juga mau biar cepat lulus dan langsung lanjut kuliah" jawabnya

" Kamu mau lanjut kukiah dimana Wi?" Tanyaku

" Insyaallah saya mau lanjut di Magetan sini saja, kamu sendiri?"

" Masih belum tau, aku masih harus banyak belajar setelah lulus nanti"

Kring.... Kring.... Kring.....

Bel masuk sudah berbunyi

" Awi saya permisi ke kelas dulu" pamit ku pergi

" Silahkan, hati hati di jalan " jawabnya kemudian

Ku ikuti semua pembelajaran dikelas, walaupun sebenarnya mata ini mengantuk tapi harus ku tahan

" Eh, eh katanya Ustadz Zaid lagi ada urusan ke luar kota " smbung Tika ketika aku baru saja duduk

" Oh ya, berarti kosong dong jam beliau?" Tanyaku

" Belum tau, tadi waktu di kantor denger denger ada yang mau gantiin Selama Ustadz Zaid pergi"

" Siapa kira kira"
Setekah perbincangan itu aku langsung menyiapkan buku untuk maoel berikutnya.

" Ada Ustadz baru ustadz baru" ucap salah seorang di kelasku. Dikelas ini putra dan putri tidak pisah

Terdengar suara langkah kaki masuk kedalam kelasku semua murid duduk diam di kuris mereka masing masing.

" Assalamualaikum warahmatullahi wa barokatuh" terdengar suara salam t
Dari Ustadz baru itu, aku tau suara itu sangat tidak asing ditelinga ku, sepontan ku angkat kepalaku yang sedari tadi fokus membaca. Netranya mengunci netraku sepersekian detik sampai akhirnya aku memutuskan mengalihkan netraku kebuku lagi

" Baik disini saya akan menggantikan Ustadz Zaid mengajar mapel Tafsir dan Hadis selama beliau diluar kota, Nama Saya Isyfaizin Akhmad silahkan di panggil Ustadz Faiz, mungkin di antara kalian sudah ada yang mengenal saya baik langsung kita mulai saja pembelajarannya"

" Num, Num" ya itu adalah suara Tika

" Apa " tnyaku agak kesal padanya

" Tuan Akhmadmu Num"

" Biarkan saja, memang aku harus apa "

" Kalian berdua yang mengobrol sendiri bisa diam?" Ya itu adalah suara Mas Faiz eh ustadz Faiz maksud ku

***

" Duhh kalau gini caranya gimana aku mau fokus buat Ujian Tik" keluhku pada Tika

" Ya mau gimana apa mau pindah kelas?"

" Ya enggak gitu juga dong "

" Eh Num aku penasaran kamu ada hubungan ya sama Pak Faiz itu?" Pertanyaan yang membuatku langsung bungkam, apa iyha harus ku beritau Tika

" Emm anu itu enggak ada kok" jawabku

" Halah kamu bohong to, kita itu udah kama bareng jadi aku tau kalau kamu lagi nyembunyiin sesuatu dari aku"

" Hehehe, sebenarnya.." ucapanku terjeda, ku lihatkan cincin yang melingkar di jari manisku

" Kamu udah ..." Bekum sempat selesai Tika berbicara sudah kupotong dulu

" Iyha Tik"

" Ih kok ngga bilang bilang sihh, tega banget, kapan emang dia datang kerumah mu?" Tanyanya penasaran

" Iyha emang baru keluargaku dan keluarga Mas Faiz kuarga besar juga belum di kasih tau, waktu libur kemarin setelah Mas Faiz sidang Skripsi dia datang kerumhaku "

" Aaaaa soswet banget sihhhh" teriak Tika yang membuat seluruh orang dimantin menengok ke arahku dan Tika

" Ssttt.. jangan teriak teriak dong"

" Hehehe sori kamu sih aku kan jadi speachless"

" Udah udah yuk makan nanti keburu masuk

Lewat di Sepertiga MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang