waktu Yang cepat

26 1 0
                                    

" jangan lupa untuk Santriwati tingkat akhir untuk mempersiapkan Tasmi' Al Qur'an nya ya"

" Nggih Ammah"

Tak terasa tenyata sudah hampir selesai masaku disini, lusa akan diadakan Tasmi' Al Qur'an bagi santriwan dan santriwati tingkat akhir di pesantren ini, termasuk juga aku yang akan mengikuti nya.

" Shanum di panggil Ummah Arum " tegur salah satu Santriwati kepadaku

" Oh iyha , terimakasih " kusudahi acara melamun ku dan langsung ke Ndalem

Sampai disana ternyat Aidah sudah ada disana

" Di suruh ala Da?" Tanyaku

" Ini siapkan makan siang buat tamunya Ummah"

" Siapa tamunya?" Tanyaku penasaran

" Itu lho yang dari Magetan, yang punya pesantren juga"

" Ummi Latifah ya?" Tanyaku menebak

" Nah iyha itu, bude Latifah, sebentar kamu kenal beliau?" Tanya Aidah heran

" Kenal, beliau itu Bu Nyai ku di pesantren dulu, aku dulu jadi santri disana, ku kesini pun juga karena beliau yang mengusulkan " jawabku

" Owalahhh begitu"

Semua sydah selesai disiapkan dan tak selang waktu lama Abah Hasan dan sekeluarga telah tiba di Ndalem

" Assalamualaikum"

" Wa'alaikumsalam"

Terdengar suara perbincangan mereka dari ruang tamu

" Shanum di panggil Ummah ke depan" aku yang sedang bercanda dengan Aidah sintak berhenti, belum sempat aku menjawab orang yang mengatakan itu tadi sudah pergi

" Dasar Gus Dingin belum juga di jawab udah pergi aja" gerutu ku

" Sudah sudah kesana"

" Shanum, cepat to" belum sempat Shanum berdiri Gus Zain sudah kembali memanggil Shanum

" Nggih Gus" jawab Shanum dengan sedikit kesal dan langsung berjalan mengikuti Gus Zain dari belakang

" Masyaallah tambah ayu temen to ini anaknya Ummi" sambut Ummi Latifah saat Shanum datang

" Assalamualaikum Ummi"

" Wa'alaikumsalam Nduk" Sahnum menyalami tangan Ummi Latifah dan Abah Hasan

" Kamu baik baik aja disini?" Tnya Abah Hasan

" Alhamdulillah Shanum baik Bah"

" Hafalan nya bagaimana? Apa sudah selesai?" Tanya Ummi Latifah kemudian

" Alhamdulillah Shanum hafalan lancar, insyaallah bulan depan sudah wisuda Tahfidz Ummi" jawabku sopan

" Alhamdulillah, habis ini mau lanjut kuliah atau mau nikah" tanya Abah Hasan menggoda

" Belum tau abah, nanti semisal ada beasiswa Shanum mau ikut daftar, nunggu Maa kafa lulus dulu"

" Mas mu udah semester berapa nduk?" Pertanyaan itu dsri Abah Husain

" Semester 7 ini Bah"

" Ya kalau gitu kamu nikah aja dulu, ada santrine Abah itu yang mau ta'aruf sama kamu" ucap Abah yang membuat Gus Zain seketika mengangkat wajahnya melihat ke arah Abah

Dari wajahnya dilihat sepertinya tidak terima dengan perkataan Abah Husain

Ummi Latifah yang mengetahui itu pun angkat bicara

" Zain kenapa?"

" Eh mboten Budhe"

**
Semuanya sudah selesai makan Budhe Latifah dan Pakde Hasan juga sudah ber istirahat, kini yang tertinggal di meja makan tinggal Abah Husain dan juga Gus Zain

" Abah" panggil Gus Zain membuka percakapan

" Apa le" tanya Abah Husain

" Abah tadi bilang mau ada yang ta'aruf sama Shanum, itu benar Bah?" Abah Husain yang mendengar pertanyaan dari putranya itu menghentikan kegiatannya

" Kenapa emang nya?"

" Kalo Abah sama Ummah ridho Zain mau khitbah Shanum Bah" penjelasan dari Gus Zain itu tak membuat Abah Husain terkejut pasalnya kedua putranya memang sama sama suka dengan Santriwati itu

Tapi Gus Akbar sudah tidak berkeinginan lagi untuk mengkhitbah Shanum pasalnya Gus Akbar sudah ada oilihan sendiri

" Kalau Abah sama Ummah setuju saja, ridho Abah sama Ummah, sekarang coba kamu minta sama petunjuk sama Allah apa sudah mantep niatnya, nanti tiga hari lagi kamu temu Abah dan Ummah sampaikan keputusan mu"

" Nggih Abah" setelah itu Abah Husain beranjak dari meja makan meninggalkan Gus Zain

Di tempat lain..

"  Bismillahirrahmanirrahim, qul uukhiya ilaihi..."

Terdengar Shanum sedang memurojaah hafalannya untuk Tasmi' Al Qur'an besok

" Num, udah siap buat beso" Ammah Azza yang datang lalu duduk di samping Shanum

" Alhamdulillah sampun Ammah"

" Oh ya besok yang mendampingi Tasmi' Al Qur'an Gus Zain, Ammah ada rugas mendadak dari kampus" jelas Ammah Azza yang membuat Shanum terkejut

"Waduh kok Gus dingin itu to Ammah" protes Shanum tidak terima

" Ya gimana Num, besok semua ngga ada yang di pesantren tinggal Zain aja"

Lewat di Sepertiga MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang