Kedatangan Gus Akbar

31 2 0
                                    

Selesai sholat duhur, keluarga Ndalem langsung berangkat menuju bandara untuk menjemput Gus Akbar.

Aku dan Aidah bertugas menjaga masakan di Ndalem sambil menunggu beliau semua pulang

" Da kamu udah pernah lihat wajah Gus Akbar bekum ?"

" Belum pernah sih Num, soalnya Gus Akbar itu sudah lama merantau, sama jug kayak Gus Zain tapi setelah lulus Gus Zain kembali lagi ke pesantren untuk membatu Abah Husain mengelola pesantren Tahfidz putra, ya walauoun lebih sering mengisi di pesantren Putri sih"

" Oh gitu " jawabku

" Num  kamu tadi kok bisa sih di labrak sama Fina sama Dilla itu?"

" Aku juga ngga tau apa apa, tiba tiba aja merka dateng terus marah marah. Bioang katanya aku caper sama keluarga Ndalem sama Gus Zain apalah itu."

" Yah ngga usah di pikirin mereka emang kayak gitu pasti ada aja ulahnya, mereka berdua itu harusnya udah lukus tahun kemarin, tapi karena sering bikin onar di pesantren akhirnya ditunda satu tahun kelulusan nya. "

Tin tin

Terdengar suara klakson mobil itu berarti Abah dan keluarga sudah sampai, langsung saja aku dan Aidah pergi ke dapur

Di meja makn deoan sudah terdengar keluarga Ndalem sedang berbincang bincang dan hendak makan siang.

" Nduk Shanum, tolong ambilkan piring dan sendok satu lagi ya!" Teriak Ummah dari ruang makan

Aku bergegas mengambilkan sendok dan piring yang di minta Ummah, aku berjalan menuju ke ruang makan.

" Niki Ummah" serahku oada Ummah

" Terimakasih Nduk"

" Niki sinten Ummah Akbar kok nembe ngertos" ya itu adalah suara dari Gus Akbar, sontak aku mengangkat sedikit kepalaku dan tersenyum kaku

" Ini santrine Ummah, santri baru dulunya nyantri di pesantren Bude Latifah yang di Magetan masih inget to" jelas Ummah

" Owlah njih njih "

" Ummah, kulo permisi kembali dulu nggih ke asrama" izin ku pada Ummah

" Iyha nduk gak papa nanti kalau Ummah oerlu bantuan tak cari lagi "

Akhirnya aku bersama Aidah kembali ke asrama untuk sholat  duhur dan istirahat. Setelah selesai aku merebahkan tubuh ku di kasur sambil melihat sebuah cincin yang melingkar manis di jariku.

Ternyata tanpa kusadari Aidah juga sedang memper hatikanku

" Num, aku mau tanya boleh?"

" Tanya apa Aidah?"

"  Kamu udah lamaran ya Num?"

" Sudah tapi tak berlanjut " jawabku

" Maksudnya, ngga jadi nikah gitu " tanya Aidah

" Iyha Da" dan aku mulai menceritakan semua nya kepada Aidah

" Sabar ya Shanum" ucap Aidah membawaku ke pelukan nya

" Iyha Dah, ada banyak hikmah yang bisa di ambil dari sini, aku bisa selesai hafalan kebih cepat dari teman temanku, walaupun masih nunggak 10 juz sih"

Lewat di Sepertiga MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang