Rasa Apa?

53 9 0
                                    

Sore ini cuacanya mendung, entah turun atau tidak hujannya,karna mendung belum tentu hujan, jika biasanya Shanum sore hari latihan Mtq, hari ini dia hanya diam di serambi masjid sambil memegang Qur'an nya. Raganya disini tapi fikirannya melayang kemana mana, sedang memikirkan seseorang yang akhir akhir ini sedikit mengusik fikirannya, siapa lagi kalau bukan guru les Mtq nya itu.

" Haduh kenapa to ini kok jadi mikirin Mas Fsiz" gumamnya sendiri

" Ngga aku ngga boleh mikirin dia, dia bukan mahram ku" tekadnya dan setelah itu Shanum mencoba untuk fokus kembali dengan hafalannya karna malam ini dia harus setoran Hafalan dengan Bu Nyai nya

Allahuakbar... Allahuakbar...

Terdengar suara adzan Maghrib yang menggema di pesantren Darul Ulum, suara nya sudah tidak asing lagi, itu suara Ustadz Zaid.

Shanum pun langsung beranjak mengambil air wudhu. Setelah sholat Maghrib Shanum nertugas menyimak adek kelasnya untuk murojaah sampai tiba waktu isya.

***
Di ruang yang bernuansa putih dan kuning ini sekarang Shanum duduk sambil memurojaah hafalannya menunggu Bu Nyai Latifah. Ya itu adalah nama dari Bu Nyai nya Shanum

" Sudah siap nduk?" Tanya Bu Nyai ketika baru duduk di depan Shanum

" Insyaallah sampun Ummah" ya disana para santri memanggil Bu Nyai Latifah dengan sebutan Ummah

" Ya sudah di mulai saja". Shanum mengawali dengan bacaan taawudz di lanjut dengan surat Al Mulk surat pertama pada juz 29.

" Amman haazal lazii huwa jundul lakum yansurukum min duunir rahmaan; inilkaafiruuna illaa fii ghuruur "

"Tuk"

Bu Nyai Latifah memukulkan bolpen ke atas meja, tanda kalau hafalan Shanum ada yang salah. Shanum mengulanginya lagi namu masih ada ayat yang terlewat lagi, membuat Bu Nyai Latifah heran karena biasanya santriwati nya ini sangat lancar ketika setoran.

" Ada apa to nduk, kok keliru semua Hafalan mu" tanya Bu Nyai Latifah kepada Shanum

Sedangkan yang di tanya hanya menunduk dalam, kemudian Abah yai nya kewat dan ikit Duduk bers Nyai Latifah

" Ini, pasti lagi, mikirin cowok Sampek ngga fokus hafalannya" sahut Abah yai dari samping Bu Nyai

" Iyha to nduk?", tanya Bu Nyai Latifah, Shanum yang di tanya hanya menunduk malu, dari mana Abah tau kalau sejak tadi sore Shanum sedng memikirkan kan guru les nya itu

" Baru ngga ketemu sehari aja kok udah kepikiran to, bukan e sudah di pamiti kemarin?". Tanya Abah yai menggoda

" Sinten to Bah?". Tanya Bu Nyai penasaran

" Yo iku, si Faiz".

Shanum sempat terkejut kenapa bisa Abah tau tentang itu.

" Sudah, kembali saja dulu nduk!, di lanjut besok saja kamu udah ngga fokus". Perintah dari Bu Nyai

" Nggih Ummah, ngapunten ", jawabnya sambil menyalami tangan Ummah Latifah dan Abah yai

" Sudah ndak usah dipikir, selesaikan dulu tugasmu disini, dia pasti bersedia untuk menunggu". Ya perkataan itu adalah dari Abah

Di perjalanan menuju kamar Shanum masih terngiang ngiang dengan ucapan Abah yai, apa benar semua yang di katankan oleh Abah, tapi aku tau Abah tak mungkin berbohong

" Duh, makin ndak fokus aku hafalannya kalau gini, Ya Allah ada ada saja sih ini".




Hay hay hay...
Maaf segini dulu belum punya ide lagi

Lewat di Sepertiga MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang