Dapur Ndalem

31 2 0
                                    

Sesuai dengan dawuh Ummah, setelah solat ashar Aku bersama Aidah kembali ke Ndalem.

Kami masuk ke Ndalem lewat pintu belakang dan ternyata disana ada Gus Zain sedang makan.

" Assalamualaikum" salamku bersama Aidah, Gus Zain yang mendengar pun menengok kebelakang

" Wa'alaikumsalam, ada apa?" Tanya beliau dengan nada dinginnya

" Tadi di suruh Ummah kesini Gus" ya itu adalah jawaban dari Aidah

" Masuk saja Ummah di meja depan" perintah nya tanpa melihat yang di ajak bicara.

Kami masuk menuju ke meja deoan tempat dimana Ummah berada

" Eh Nduk, sini sini sudah makan belum?" Tanya Ummah

" Sampun Ummah, ini apa yang mau di bantu dulu Ummah?"

" Ini aja Shanum cuci piring di belakang aja, Aidah beresin meja makan sini sama ruang tamu depan ya"

" Nggih Ummah" jawab kami serempak

Aku langsung menuju kedapur, ya disana masih ada Gus Zain yang sedang asyik menikmati makanannya.

Dengan sedikit sungkan aku berjalan sedikit membungkuk kan badan melewati beliau menuju ke wastafel.

Aku mulai membersihkan satu persatu piring, gelas, mangkuk dan lain lainnya.

" Ini masih ada yang kotor" suara tiba tiba itu membuatku menengok ke arah Gus Zain.

" Nggih Gus " jawabku langsung menuju ke meja makan dimana Gus Zain masih ada disitu

Ketika hendak kembali ke wastafel suara Gus Zain menghentikan langkahku.

" Apa di pesantren Bude Latifah dulu juga sering membantu di Ndalem" tanyanya

" Nggih Gus" jawabku masih dengan menunduk

" Tapi sepertinya saya tidak pernah melihat kamu disana" tanya dengan pandangan masih fokus kepada makanan nya

" Mungkin pas Gus Zain kesana saya di dapur belakang "

" Ya sudah lanjutkan tugasmu lagi"

Aku pun kembali ke wastafel untuk melanjutkan menyuci piring  dan tak lama kemudian Gus Zain pergi dari dapur dengan meninggalkan piringnya bekasnya makan yang masih di meja

" Kenapa ngga di bawa kemari sekalian sih" gerutuku dalam hati

Setelah selesai mencuci piring aku menata kembali peralatan peralatan itu ketempat nya

Walaupun aku santri baru disini, tapi Alhamdulillah sudah  tidak kaget jika harus melakukan kegiatan di ndalem, karna dulu di pesantren Ummi Latifah aku juga nderek disana.

Walaupun sebenarnya Ibu masih mampu untuk membiayai pendidikan pesantren ku, tapi aku lebih memilih untuk nderek walaupun tugasnya dua kali lipat dari pada santri biasa yang bukan abdi ndalem.

" Sudah selesai Nduk?" Tanya Ummah yang baru datang dari ruang tamu

" Sampun Ummah", Ummah berjalan menuju ke almari yang berda di dekat ruang makan depan mengambil du bingkisan kantong keresek

" Nah ini buat kalian, terimakasih sudah di bantu ya"

" Ndak usah repot repot toh Ummah"

" Ummah Ndak repot di ambil saja"

" Terimakasih Ummah" kami langsung kembali ke asrama karna sudah hampir Maghrib, jadi langsung saja bergegas untuk bersih bersih dan mandi

" Dah nanti ba' dha magrib kegiatan nya apa" tanyaku pada Aidah

" Nanti ada kajian islami sebentar bareng Abah, tapi biasanya kalau Abah ngga ada yang ngisi Gus nya"

" Owalahhh gitu, sampai isya ya berarti?"

" Iya habis itu nanti lanjut setoran dan murojaah lagi "

" Okey terimakasih "

Selepas itu aku bergegas membersihkan diri dan langsung menuju masjid

Lewat di Sepertiga MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang