Tasmi' Al Qur'an dan Orang lama

25 1 0
                                    

Tasmi' Al Qur'an Santriwati tingkat akhir

Tasmi' hari ini akan didampingi oleh Gus Zain bersama 3 Ustadzah pendamping, karena Ammah Azza sedang ada kepentingan di Kampus.

Jumlah peserta yang mengikuti Tasmi' Al Qur'an ini ada sekitar 40 santri putra dan Putri dan akan di panggil untuk maju satu satu sesuai dengan nomor absen.

Dan kini tibalah giliranku untuk maju kedepan

"Audzubillahiminsyaitonirrojim" ku lantunkan semua ayat dengan pelan dengan hati hati, semua yang sudah ku uoayakan hampir satu tahun ini, akhirnya sampai juga di ujung perjuangan.

Alhamdulillah ujian Tasmi' Al Qur'an ini berjalan dengan lancar kini semua santri putra dan putri dipersilahkan untuk kembali ke asrama.

" Akhirnya Num, selesai juga udah mau copot ini jntung rasanya takut banget yang nyimak Gus Zain"

" Alhamdulillah Da, tinggal nunggu wisuda aja ini"

Tok tok tok...

Disela sela pembicaraan mereka terdengar ketukan dari luar kamar

" Mba njene gan berdua di timbali Ummah ke Ndalem"

Terdengar sayup sayup perbincangan mereka

" Num ayo ke Ndalem ada tamu katanya"

" Oke oke bentar"

Di perjalanan

" Siapa Dah tamunya?"

" Aku juga kurang tau, tapi sepertinya kayak mahasiswa gitu ngga sih?"

" Entahlah"

Setelah sampai di Ndalem ternyata ruang tamu sudah di penuhi dengan tamu tamu.

Dari mobilnya terlihat ada tulisan universitas Maulana Malik Ibrahim Malang.

" Assalamualaikum" salamku bersama Aidah masuk ke dapur

" Wa'alaikumsalam Nduk sini, bantu Ummah buatkan teh ya, ada ramunya abah dari malang" lanjut Ummah

Aku bersama Aidah membuat kan minuman untuk para tamu Abah, Ummah bilang mereka akan menginap disini selama satu minngu untuk penelitian tentang kegiatan Tahfidz di pesantren.

" Num, kamu anter ke depan yo, aku mau ke kamar mandi dulu udah ngga tahan" ucap Aidah

" Is kamu mah,  mesti akuu terus yang disuruh kedepan" kesalku

" Beneran ini Num, udh ya tak tinggal dulu" ucapnya kemudian berlari me inggalkanku dengan namoan yang berisi teh.

Aku berjalan menuju ke ruang tamu dengan sangat hati hati, karena nampan yang ku bawa cukup berat.

Aku tak berani mengangkat kepalaku, aku menunduk dan setelah sampai di rung tamu aku meletakkan nmaoan di meja kemudian aku turukan satu persatu gelasnya.

" Biar ku bantu" tiba tiba saja salah satu dari mereka itu membantuku memindahkan gelas, tapi tunggu dulu, aku seperti mengenal suara itu, walaupun hampir setahun tidak pernah h bertemu tapi aku masih mengenal suara itu.

Ketika hendak beranjak kembali ke dapur, aku sempat memandang nya, ternyata benar dugaanku, itu Awi.

" Sudah Num?" Tanya Aidah

" Sudah, kamu itu main ninggal ninggal aja"

" Heheh"

Aku bersama Aidah lanjut menyiapkan makanan untuk para tamu, karena sudah jam makan siang.

" Permisi mbak, kamar mandinya dimana nggeh?" Suara itu mengejutkan aku dan Aidah, ketika berbalik badan ternyata itu Awi.

" Itu Mas disana" ya itu adalah Suara Aidah yang menunjukkan kamar mandi ke samping dapur

Awi tidak langsung pergi, dia masih berdiri disitu dan melontarkan pertanyaan kepadaku

" Apa kabar Shanum?" Tanya nya

Aku pun menghentikan kegiatan ku mengelap piring dan beralih pada Awi

" Alhamdulillah aku baik, kamu sendiri?" Tanyaku balik

" Alhamdulillah masih seperti ini, saya kira setelah hari itu kamu menghilang dari bumi ini, hampir setahun tidak ada kabar"

Aku tersenyum mendengar itu " setelah hari itu aku langsung berangkat ke pesantren"

" Wi lama amat ngapain sih" tiba tiba temanya datang

" Ayo sudah selesai saya, Num saya permisi dulu " pamitnya kemudian.

" Num siapa itu?" Tanya Aidah

" Itu Awi, teman aku di pesantren yang dulu"

" Ohh"

" Kenapa kamu suka?" Tanyaku menduga

" Engga to Num, malah kelihatannya dia yang suka kamu "

" Emang, sebelum aku berangkat kesini waktu itu dia pernah bilang ingin memperjuangkan ku dalam doanya"

" Terus kamu?"

" Ya gak gimana gimana, itu hak dia semua kembali lagi sama Allah"

" Iyha sih"

* ***

Lewat di Sepertiga MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang