14

4.5K 148 4
                                    

Vana melirik ponselnya, banyak sekali notifikasi dari reyna, zeva dan lea, tetapi vana tidak membalas pesan tersebut, melihatnya saja tidak

Gerald yang masih di apartemen vana juga melirik ponselnya vana yang sangat berisik karena notifikasi tersebut, sesekali ada yang menelfon juga, tetapi vana tidak mengangkatnya

"bang" panggil vana

"Hah?"

"gue mau cerai aja"

"jangan vana"

"kenapa? gue juga masih pengen hidup sama laki-laki bang, ga sama cewe, gue pengen punya anak dari suami gue, kalo sesama jenis gini mana bisa punya anak"

"iya juga sih, tapi kan lo bisa adopsi"

"gue maunya real anak darah daging gue, gue pengen ngerasain lahiran juga" ucap vana, gerald tidak menjawab

"Bang"

"hm?"

"Lo gay ya?" pertanyaan vana membuat gerald melempar bantal yang ia pegang, bantal yang gerald lempar pas sekali mengenai kepala vana, vana meringis kesakitan

"anjing lu" ucap vana

"lagian pertanyaan lo aneh-aneh banget, gue normal ye, gue juga udah punya cewe, udah lamaran lagi nih liatt" ucap gerald menunjukkan jarinya yang terdapat cincin

"kok ga ajak gue njing?" tanya vana

"kata bunda gini 'vana gausah ikut kamu lamaran, biar dia fokus kuliah aja' bunda bilang gitu, kalo gue mah iya iya aja"

"Untung gue sayang bunda"

"emang kalo ga sayang mah ngapain lo?"

"ga ngapa-ngapain"

"tolol"

Drtt.. drtt..

Ponsel gerald bergetar di kantong celananya, gerald segera mengangkatnya

"Bentar"

"Iya yah, aku kesana sekarang"

"Ayah?" Tanya vana

"Iya, gue pergi dulu ya, lo jaga diri baik-baik, jangan nyakitin diri sendiri" ucap gerald mengelus Surai rambut vana, vana hanya mengangguk

Tak berselang lama apartemen vana kini kembali sepi, tetapi ia mendengar ada yang membuka pintu apartemennya, ia segera keluar kamar

Dan benar saja, zeva berlari masuk lalu memeluk vana erat, disertai lea dan Reyna masuk, vana hanya diam tidak membalas pelukan tersebut

"lo kenapa ga ngabarin kita tiga hari Van?" Tanya zeva, vana hanya diam

"van jawab!" vana masih diam tiba-tiba vana memegangi dadanya

"ungh s-sesak.." perlahan vana mengeluarkan air matanya

"Van? Obat lo dimana?"

"Di n-nakas s-sakit.." vana masih menangis

Reyna yang mendengar vana menangis langsung memeluk vana, sedangkan zeva sibuk mencari obat vana

"heyy tenang oke? ada aku.." ucap reyna yang berubah menjadi aku-kamu

"Ini van minum" ucap zeva menyodorkan obat

Vana meminum obat tersebut, reyna membopong tubuh vana lalu ia tidur kan di sofa, lea menatap vana dengan cemas

Vana memejamkan matanya ia masih sedikit terisak, namun zeva menghampiri vana lalu menenangkan vana.

"Maaf.." ucap reyna lirih

"Van, lo jadi jelek banget asli" ucap zeva bercanda

"iya" balas vana dengan singkat

Roommate || GxG || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang