"Kamu harus lihat sendiri, Aku awalnya tidak yakin. Tapi wajah bayi itu sangat mirip dengan foto bayi yang pernah di pajang di mansion." Asher masih berusaha memberikan penjelasan yang masuk akal pada Kael.
Meskipun dirinya menolak percaya akan sesuatu yang sangat tak mungkin terjadi. Jangan di tanya, lawan bicaranya justru membeku di tempat.
"Tidak mungkin! Anak itu tidak mungkin mirip denganku." Kael masih mempertahankan pendapatnya.
Kali ini Kael yakin jika Asher hanya salah lihat. Mana mungkin anak dari wanita korban tabrak lari bisa mirip dengannya. Padahal Kael adalah anak tunggal yang tak pernah melakukan hubungan apapun di luar pekerjaan mengingat betapa sibuk harinya.
"Kamu tahu kenapa aku bilang lihat sendiri? Karena kamu anak tunggal ka, jadi tidak mungkin kalau anak itu mirip yang lain. Gen Ragnheidr itu sebagian besar diturunkan ke keturunannya, makanya aku bertanya." Asher kembali memaparkan alasan kuat atas apa yang ia duga sebelumnya.
Kael mengernyit tak paham, "Salah lihat, aku yakin itu alasannya. Atau mungkin karena cuma sekilas memperhatikan, makanya kau menyimpulkan kalau kita mirip."
Asher menggelengkan kepala, dirinya tak asal bicara. Karena sejak satu jam lalu mengamati, anak itu benar-benar duplikat bayi Kael dulu. Bahkan, Asher rela menunggunya minum susu untuk melihat manik mata biru tua yang menjadi ciri khas keluarga Ragnheidr.
Sebal karena terus di sangkal dengan alasan tak masuk akal, Asher langsung menggandeng pergelangan tangan Kael untuk diajak menuju ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU). Meskipun Kael sempat meronta karena tak ada yang menjaga si wanita asing yang sekarang kondisinya belum sadar.
"Aku sudah menyiapkan beberapa pengawal untuk menjaga ruangan ini. Karena kamu tidak mungkin terpikir untuk membawa mereka kemari." Jelas Asher begitu ia menutup pintu ruang inap si wanita tadi.
"Aku tidak mau melihatnya!" Kael masih berusaha mengelak dengan apa yang akan di saksikan.
Bagaimana jika bayi itu benar-benar mirip dirinya?
Bagaimana jika mimpinya selama ini adalah kenyataan yang tak sengaja terlupakan?
Kael memasuki ruang NICU dengan pakaian steril yang dilengkapi masker dan sarung tangan. Ia membuntuti kemana Asher membawanya, meskipun dalam ruangan tersebut hanya ada empat inkubator bayi yang tersedia. Sesekali ia mencuri-curi pandang terhadap semua bayi yang ada di ruangan ini, seakan mencari tau yang mana dari keempatnya yang di maksud oleh Asher.
Asher berhenti pada salah satu inkubator yang menghadap ke arah selatan, terdapat sesosok bayi bertubuh mungil tengah meringkuk di dalamnya dengan posisi terlentang. "Coba kemari, kamu periksa baik-baik. Bayi ini, terlalu sulit untuk di sangkal ka. Kecuali kita melakukan tes DNA untuk menentukan itu anak kamu atau bukan." Asher segera menggeser tubuhnya ke kanan agar Kael dapat melihat bayi yang dimaksud dengan jelas.
Kael melirik ke arah Asher dengan tatapan tidak percaya dan langsung mengalihkan pandangan kepada bayi yang dimaksud tadi. Ia mengamati dengan saksama bagaimana bayi itu meringkuk dan semua bagian tubuhnya yang masih merah. Netranya seakan tak percaya dengan apa yang baru saja ia saksikan, Kael maju selangkah untuk lebih dekat dengan inkubatornya.
Menatap tajam bayi yang masih terlelap di dalam sana dengan tatapan yang tak bisa di artikan.
"M-mustahil...." Gumamnya lirih, sambil menutup bibirnya dengan tangannya kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
volitient [ jaerose ]
Romancea.bout Kael must take responsibility for the incident that happened to him and made him remember new facts from the past