𝟸𝟸 hasard

1K 139 13
                                    

Perasaan khawatir dan resah lumayan hilang setelah percakapan dengan sang ibu. Kael berangkat dengan tenang menuju kediaman Ferelith. Ia tak mengucap sepatah katapun setelah percakapan dengan sang ibu. Meskipun Erre masih mengantarkannya sekalipun, Kael enggan untuk angkat bicara. Ia hanya menatap pemandangan di luar mobil, sebab pikirannya tengah berkelana jauh.

Angan-angan dan rencana yang telah ia susun matang-matang sudah berjalan seperti seharusnya. Kael mengepalkan tangannya, meyakinkan dirinya sendiri untuk tak terpengaruh dengan apapun yang akan terjadi nanti. Ia harus bisa mengatur perasaannya agar tidak terlalu ketara seperti biasa. Beberapa kali Kael menghela napas lalu mengembuskan ya hingga dirinya tenang.

Barulah setelahnya ia mau untuk di ajak berbicara dengan asisten pribadinya.

"Tuan, bolehkah aku bertanya?" Erre menilik dari kaca spion mobil melihat Kael sudah tenang.

"Bertanyalah." Jawaban singkat itu dibalas anggukan antusias dari Erre.

"Apakah tuan benar-benar berniat membawa tuan muda Yevhen ke mansion utama? Bukankah itu akan menimbulkan gejolak bagi nyonya Ragnheidr dan nenek?" Erre mengeluarkan semua pertanyaan yang ingin ia tanyakan.

"Tentu saja, aku sudah memikirkannya sejak lama dan itu tidak pernah berubah. Aku sudah mengurus ibu dan nenek, setidaknya ibu yang akan membujuk nenek." Jawaban Kael yang cenderung santai membuat Erre yakin, jika masalahnya tidak sesulit itu. Ia masih belum paham cara berpikir bangsawan yang kadang membuat rumit suatu masalah yang sepele dan membuat mudah masalah yang rumit.

Situasinya sungguh aneh, perjalanan menuju kediaman Ferelith membuatnya bertanya-tanya apakah sang tuan telah menentukan rencana berikutnya untuk istrinya, ataukah hanya rencana spontan yang akan ia utarakan nantinya.

"Untuk Ruelle biarkan dia tahu dengan sendirinya. Aku tidak berniat memberi tahunya sama sekali." Seakan paham apa yang dipikirkan Erre, Kael menjelaskan jawabannya terlebih dulu.

"Tapi bukankah nyonya akan merasa dikhianati jika tuan tidak memberi tahunya terlebih dahulu?" Erre kembali bertanya.

"Aku tidak peduli padanya, dia menginginkan posisi grand duchess. Harusnya tidak masalah jika aku membuat keputusan tanpa sepengetahuannya." Seperti biasa. Kael tetap tenang meskipun keputusannya akan melibatkan banyak pihak sekalipun.

"Lalu, dengan nyonya Lora? Bukankah tuan akan membawa serta ke mansion utama?" Jika Yevhen di ambil, pasti ibunya juga akan ikut bersamanya mengingat bayi itu belum genap satu tahun.

Kael berdeham sejenak, "Terserah dia, aku akan memberinya kesempatan untuk ikut sebagai pengasuh Yevhen. Jika dia siap, itu tidak masalah untuknya."

Jawaban grand duke membuatnya merinding, Kael benar-benar hanya mementingkan diri sendiri. Bahkan ibu dari anaknya juga ikut menjadi korban jika terus dibiarkan begitu saja.

"Apakah nyonya tidak di akui sebagai ibu dari tuan muda Yevhen?" Satu pertanyaan tambahan untuk menyimpulkan perbincangannya dengan Kael.

"Tentu saja tidak, aku sudah beristri. Akan sulit baginya bertahan jika aku mengakui Lora sebagai ibu kandung Yevhen. Belum lagi, ibu yang menuntut agar wanita itu tidak mengungkapkan identitas sebenarnya."

"Semoga rencana tuan lancar hingga berakhir." Doa Erre dengan setengah hati.

Ia menghela napas berat, rupanya Kael tidak berniat memberi tahu siapa ibu kandung Yevhen. Padahal itu tidak adil, mengingat wanita itu akan terus berada di samping putranya sebagai pengasuh. Meskipun dari segi wajahnya, Lora tidak terlalu mirip dengan Yevhen tapi kedekatan mereka pasti lama-lama akan membuat beberapa orang merasa curiga.

volitient [ jaerose ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang