Tiga

39 10 5
                                    

Mereka saling menatap tanpa ada sepatah katapun yang terucap dari bibir mereka. Mereka asyik dengan perasaan mereka masing-masing. Arka yang hatinya sudah berkecamuk tak menentu, bimbang antara nyata atau hanya mimpi? Inara yang perasaannya juga antara menerima dan tak terima dengan apa yang ada di hadapannya. Pikirannya tidak menginginkannya ada, tapi hatinya ingin dia terus disini.

"Ekhem!" Arka berusaha untuk menepis semuanya dan kembali seperti sikap awalnya, dingin dan cuek.

"Kalian akan mulai bekerja hari ini di kantor ini, dibawah naunganku. Jadi disini ada dua divisi yang butuh tambahan karyawan. Pertama, di bagian divisi Admin Penjualan yang akan diisi oleh kalian berdua, Shakila dan Vella" ucap Arka tegas sambil menunjuk kearah dua gadis cantik di depannya.

"Kedua, di bagian divisi Administrasi dan Keuangan yang pasti akan diisi oleh kalian, Nadira dan~~~Inara" lanjutnya tegas. Saat menyebut Inara, Arka berucap pelan.

"Kalian bisa langsung kerja sekarang. Pergilah ke divisi kalian masing-masing dan tanyakan pada karyawan yang lain apa yang belum selesai dikerjakan"

"Baik, Pak!" jawab mereka bersamaan sambil sedikit membungkukkan badan dan mulai berjalan keluar. Sedangkan Inara...

"Kenapa dia ada disini? Kenapa juga dia tidak menjelaskan saat dia menghilang tiba-tiba? Kenapa sikapnya biasa saja sih, seperti nggak punya salah aja!? Menyebalkan!" batin Inara mendengus kesal.

"Kenapa kamu masih berdiri disitu? Menunggu apa kamu?" tanya Arka cuek saat menyadari Inara masih berdiri tegap di depannya.

"Ti--tidak menunggu apa-apa kok, Pak" jawab Inara asal.

"Lalu kenapa masih berdiri disitu? Keluarlah!" ucap Arka dingin sambil berjalan ke kursi kerjanya.

Inara pun keluar sesuai suruhan Arka. Dia keluar dengan perasaan tak menentu, antara percaya dan tak percaya dengan semuanya hari ini. Bagaimana bisa dia bertemu dengan seorang pria yang menjadi masa lalunya? Sedangkan dia tidak pernah bisa membayangkan untuk bertemu dengan pria itu lagi. Meskipun sebenarnya di hati kecil dia masih berharap pada seorang Arka.

"Ra, kenapa kamu lama sekali di dalam? Apa Pak Arka memarahimu?" tanya Nadira khawatir saat Inara menutup pintu ruangan itu.

"Tidak. Dia hanya menanyakan hal kecil kok" jawab Inara sambil tersenyum kecil.

"Ya sudah. Ayo ke tempat kerja kita!" ajak Nadira.

Inara dan Nadira mulai berjalan beriringan menuju ruangan divisi Administrasi dan Keuangan. Disana mereka berdua disambut oleh banyak karyawan yang ramah-ramah dan humble. Mereka ber-antusias dengan kedatangan Inara dan Nadira karena mereka berpikir, paling tidak ada yang membantu mengerjakan laporan dan lain sebagainya. Selain itu juga mereka juga tahu kalau akan ada karyawan baru di divisi mereka.

Mereka mulai saling berkenalan satu sama lain. Hingga salah satu dari mereka memberi tahu tempat kerja Inara dan Nadira.

"Hay...aku Dhani!" ucap pria tampan berkulit putih nan mempesona itu sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman.

"Hay juga. Aku Inara dan ini sahabatku Nadira" jawab Inara ramah dan membalas uluran tangan Dhani, begitu juga Nadira.

"Oh..jadi kalian sahabatan!? Oh ya, tempat duduk kalian di sebelah sana" ucap Dhani sambil menunjuk 2 meja, kursi dan lengkap dengan komputernya bersebelahan.

"Oke. Terima kasih" jawab Nadira ramah. Mereka mulai duduk disana dan mulai membuka komputernya.

"Sama-sama. Oh iya, itu di meja belakang kalian ada beberapa berkas menumpuk yang belum masih perlu dikoreksi lagi. Kalian bisa mulai mengerjakannya dari situ" ucap Dhani ramah sambil menoleh ke berkas yang menumpuk diatas meja itu.

Kenapa Kamu Datang KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang