Prolog

109 16 7
                                    

Pagi hari yang cerah secerah wajah seorang pria di sebuah perusahaan ternama Digital Printing & Advertising ArG Group tepatnya di sebuah ruangan bernuansa dingin dengan cat dinding dan atap berwarna abu-abu pekat yang membuat suasana di dalamnya sedikit menegangkan. Seorang pria tampan sedang asyik berkutat dengan kertas-kertas yang ada diatas mejanya. Kedua matanya yang sibuk menelusuri setiap kata di kertas itu, menandakan kalau dia memang sedang serius.

Tokk...tokk...tokk

"Masuk!" ucapnya datar dari dalam ruangan itu.

"Permisi, Pak! Semuanya sudah beres" ucap pria tinggi dan memiliki hidung mancung itu. Dia adalah anak buah dari pemilik perusahaan itu, Evan namanya.

"Bagus! Aku paling tidak suka orang yang sok tahu dan berbicara tidak sesuai dengan faktanya. Itulah akibatnya karena berani ikut campur urusanku. Pastikan, perusahaan-perusahaan cabang kita tidak menerima apapun darinya. Paham!?" ucapnya dengan suara barithone-nya sambil menatap Evan.

"Baik pak! Akan saya laksanakan!" jawab Evan tegas dan berlalu pergi dari ruangan itu.

Arkana Ravindra Gennadi, pria yang memiliki sikap dingin, cuek, dan setiap tatapannya mematikan bagi semua orang. Tidak ada yang berani dengannya kecuali keluarganya. Arka memiliki koneksi bisnis terbanyak sedunia sampai keluar negeri. Namanya sering disebut-sebut oleh para pebisnis. Tak heran jika banyak yang ingin bekerja sama dengannya dan tak heran juga jika banyak musuh-musuh yang ingin menjatuhkannya. Termasuk seseorang yang baru saja mereka bincangkan.

Arka terlahir dari keluarga terpandang. Siapa yang tidak mengenal Gennadi Rayzada, yang tak lain adalah papa Arka. Seorang pebisnis terhebat yang menurun ke anaknya. Banyak koneksi bisnis Arka yang mengenal Ray, karena memang rata-rata koneksi bisnis Arka percaya pada Ray dan mulai berbisnis baru dengan putranya, Arka. Mereka semua tahu kalau Arka merupakan anak kesayangan kedua orang tuanya, ya karena memang anak tunggal.

Piip...Piip...Piip

"Iya, hallo pa!?" ucap Arka lembut saat tau siapa yang meneleponnya.

"Gimana rencana bisnismu yang di Jepang? Katanya kamu ingin membuat koneksi bisnis baru disana?" tanya Ray

"Iya pa, nanti Arka sendiri yang akan langsung kesana dan memenangkan beberapa tender bisnis disana"

"Ingat Arka, jangan terlalu lama. Papa hanya takut nanti akan direbut sama musuh-musuh kamu. Papa ingatkan juga, hati-hati karena sekarang musuh-musuh kamu banyak yang ingin menjatuhkan kamu karena kamu sekarang pemilik perusahaan nomer 1 di dunia, pengganti papa" ucap Ray khawatir.

"Iya pa, Arka mengerti. Papa tenang saja, Arka bisa urus semua dengan bersih. Papa nggak usah khawatir ya, jaga kesehatan papa"

"Ya sudah kalau begitu. Papa tutup teleponnya"

"Iya pa"

Pip...

Setelah menerima panggilan dari papanya, Arka mulai berfikir untuk melakukan bisnis ke Jepang secepatnya. Dia juga tidak ingin menunggu terlalu lama sebenarnya.

"Daniel, Bara!!" teriak Arka memanggil beberapa anak buahnya yang berada diluar ruangan.

"Siap pak!" jawab mereka bersamaan dan berjalan ke hadapan Arka.

"Atur jadwal keberangkatan kita ke Jepang. Sepertinya kita tidak bisa menunggu terlalu lama. Kalian tahu sendiri, musuh-musuh kita tidak akan tinggal diam. Mereka pasti sedang merencanakan untuk merebutnya. Sebelum itu terjadi, kita harus memenangkan tender bisnis di Jepang itu" ucap Arka tegas sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celananya.

Kenapa Kamu Datang KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang