Sembilan Belas

20 5 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 1 siang, waktunya para karyawan untuk istirahat. Inara dan Nadira mulai bergegas membereskan mejanya  lalu menuju kantin. Sebelum beranjak pergi, mereka mengajak Alana untuk ikut serta. Ya meskipun mereka tidak suka dengan Alana, tapi bukan berarti bermusuhan.

"Al, kamu mau ikut kita ke kantin!?" ajak Inara ramah.

"Emm...nanti saja aku menyusul. Aku mau ke Arka dulu" ucap Alana santai sambil menata dokumennya. Mendengar jawaban Alana barusan, Inara dan Nadira saling menatap satu sama lain dengan penuh keheranan.

"Aku duluan ya!? Bye" lanjutnya sambil berlalu dari mejanya dan menuju ruangan Arka.

"Dia itu kenapa sih? Sedikit-sedikit Pak Arka, apa-apa ke Pak Arka. Seperti prangko, nempel melulu" ucap Nadira pelan sambil mendengus kesal.

"Sudahlah, ayo ke kantin!" ucap Inara tak mau berpikir terlalu jauh.

Mereka berdua mulai naik lift ke lantai 10 untuk makan. Sesampainya disana, terlihat kantin benar-benar seperti pasar. Penuh sekali. Hampir nggak ada meja yang tersisa. Inara dan Nadira yang melihatnya jadi bingung karena nggak ada tempat sama sekali.

"Ya ampun, Ra! Nggak ada tempat sama sekali untuk kita. Ini gimana dong?" ucap Nadira tercengang.

"Iya, Dir. Apa kita makan diluar kantor saja ya?" ucap Inara ikut tercengang melihat penuhnya isi kantin itu. Ya maklum karyawan ArG Group nggak hanya sedikit. Ditambah lagi ruangan kantin tidak terlalu besar.

"Iya kali ya!? Ayo, kita makan di Depot depan kantor ini saja!?" usul Nadira.

Tanpa menunggu jawaban dari Inara, Nadira langsung menarik pelan tangan Inara. Mereka langsung menuju lantai 1 dengan menggunakan lift. Setelah sampai bawah, mereka langsung menuju sebuah Depot makan yang berada di depan kantor tersebut.

Mereka mulai memesan makanan disana dan duduk di dekat pintu masuk. Seperti biasa, mereka selalu memesan menu makanan yang sama yaitu nasi goreng dan es jeruk. Seperti anak kembar yang apa-apa selalu sama.

"Enak juga ya tempatnya!? Sejuk" ucap Inara dengan tersenyum lebar.

"Iya, Ra. Tahu begitu dari kemarin kita makan disini" ucap Nadira dengan tersenyum tulus.

Tak berselang lama, pesanan mereka pun datang. Mereka mulai menyantap makanan mereka sambil bercanda ria. Di saat mereka asyik makan, tiba-tiba ada sebuah suara yang menghentikan aktifitas mereka.

"Pesan dua porsi nasi goreng dan es teh ya mas!?" ucap seorang gadis dan itu Alana. Ternyata dia makan disitu juga dan tidak sendiri.

Inara dan Nadira yang merasa mengenal suara itu langsung menoleh ke sumber suara. "Alana, Pak Arka!?" ucap mereka bersamaan sedikit terkejut.

Ya, Alana datang dengan Arka. Setelah kejadian dimana Alana ke ruangan Arka sebelum istirahat, ternyata dia sengaja mengajak Arka untuk makan siang bersama. Sebenarnya Arka tadi sudah menolak, tapi Alana selalu mengancam seperti biasa. Modus baru Alana.

"Hay, kalian juga makan disini!?" tanya Alana ramah sambil duduk berhadapan dengan mereka dan diikuti oleh Arka yang menatap Inara datar.

Inara dan Nadira yang awalnya bercanda ria, sekarang sejak kedatangan mereka jadi canggung. Mau makan saja jadi nggak nafsu. Inara yang merasa ditatap datar oleh Arka, jadi biasa saja.  Biasanya juga gugup tak karuan. Mungkin karena terbawa kekesalan tadi dengan Arka.

"Tumben sekali kalian makan diluar kantor!?" tanya Arka dingin sambil tetap menatap Inara yang sedang menyeruput minumnya.

"Emm...itu Pak, di kantin penuh jadi kita cari diluar saja" ucap Nadira ramah dan sopan.

Kenapa Kamu Datang KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang