Lima Belas

18 5 0
                                    

Di pagi hari...

Terlihat Arka sedang asyik bercinta dengan berkas-berkas yang ada di atas meja kerjanya. Sesekali dia berkutat dengan laptopnya, lalu kembali lagi melihat dokumennya. Begitu saja terus kerjaannya. Arka seorang yang super sibuk. Ya maklumlah, pebisnis terkemuka pasti tak ada waktu untuk main-main.

Tokk...tokk...tokk

"Masuklah!" tegas Arka yang masih fokus dengan salah satu dokumennya.

Seorang gadis muda dengan pakaian rapi dan rambut diikat satu, mulai memasuki ruangan romansa abu-abu itu. Dia berumur sekitar 20-an. Tertulis nametag di bajunya Sekretaris Sinta

"Permisi, Pak! Ada telepon dari receptionist, katanya ada seorang gadis mencari Bapak dibawah. Namanya Alana" ucap Sinta sopan.

Arka langsung menghentikan aktifitasnya dan menatap datar sekretarisnya yang berdiri di depannya. "Mau apa dia kesini?" tanya Arka datar.

"Katanya hari ini ada pengajaran bisnis dengan Anda, Pak" ucap Sinta ramah.

Arka yang mendengar penuturan sekretarisnya itu, langsung meremat bolpoin  yang ada di tangannya itu. "Katakan padanya, aku sedang sibuk. Aku tidak ingin bertemu dengan siapapun" ucap Arka geram.

"Ba--baik, Pak!" ucap Sinta sedikit takut dengan tatapan Arka.

Sinta mulai keluar dari ruangan itu dan menelepon bagian receptionist untuk mengatakan perintah dari Arka itu. Sebenarnya Arka paling tidak suka jika ada orang luar tanpa seizinnya masuk ke perusahaannya karena dia was-was akan musuh-musuhnya.

Sedangkan di ruangan lain, terlihat Inara juga sibuk dengan berbagai dokumennya. Dia sibuk menyalin laporan keuangan perusahaan di komputer. Kedua matanya menyorotkan keseriusannya.

"Ra, bagaimana kencanmu dengan Pak Arka kemarin?"tanya Nadira pelan sambil tersenyum menggoda.

"Kencan apaan? Orang bertemu rekan bisnisnya, kok dikira kencan!?" ucap Inara datar sambil tetap fokus mengetik di komputernya.

"Ya kan sekalian temu kangen gitu setelah terpisah lama!?" ucap Nadira sambil terkekeh kecil.

"Haiissh...kamu bicara apa sih, Dir!? Kita benar-benar bertemu klien, bukan kencan" ucap Inara sedikit tegas sambil menjitak kepala Nadira pelan.

"Auuww...ya biasa saja dong, nggak perlu menjitak kepalaku juga!? Lagipula aku hanya menebak saja" ucap Nadira sedikit kesal sambil mengusap kepalanya yang terkena jitakan Inara.

"Ya tapi tebakanmu itu nggak masuk diakal dodol! Sudahlah, aku mau menyerahkan ini dulu ke Pak Arka" ucap Inara sedikit geram sambil bergegas berdiri dari duduknya dan membawa beberapa kertas printnya.

"Ya sudah sana!" sewot Nadira.

Namun sebelum Inara melangkahkan kakinya, dia melihat seorang gadis cantik dengan pakaian bagus nan mewah sedang berjalan terburu-buru menuju satu ruangan di ujung sana. Sudah ditebak pasti ruangan Arka.

"Alana!? Ngapain dia disini? Apa pengajarannya dimulai sekarang?" batin Inara heran sambil menatap Alana yang terus berjalan ke ruangan Arka.

Ya..Alana seorang yang keras kepala. Bagian receptionist sudah mengatakan padanya kalau Arka sedang sibuk dan tak bisa diganggu. Tapi Alana yang tak percaya, dia tetap bersi keras untuk menemui Arka. Mungkin dia merindukan Arka!?

"Heh, Ra! Malah melamun!? Katanya mau ke ruangan Pak Arka!?" ucap Nadira heran sambil menepuk lengan Inara.

"Iya, ini mau kesana" ucap Inara singkat. Inara mulai berjalan kearah ruangan Arka dengan pikiran tak tentu.

Kenapa Kamu Datang KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang