Tujuh

27 5 1
                                    

Setelah urusannya selesai di Jepang, Arka dan anak buahnya langsung kembali ke Indonesia. Dia tidak ingin terlalu lama di Jepang, bukan karena tidak betah di Jepang, tapi karena pekerjaannya yang mengharuskannya pulang. Arka memperkirakan mereka akan sampai jam 8 malam. Sesuai prediksinya, mereka sampai di Jakarta tepat jam 8 malam. Arka disambut bahagia oleh orang tuanya, terutama mamanya.

"Arka, akhirnya kamu pulang nak. Apa kamu baik-baik saja selama disana?" ucap Inez sambil memeluk Arka erat untuk menyalurkan rasa rindunya pada putranya itu.

"Arka baik-baik saja, Ma. Ini buktinya Arka bisa pulang dengan selamat" ucap Arka lembut sambil membalas pelukan Inez.

"Selama datang, Arka!" ucap Ray bahagia yang muncul dari belakang Inez dan memeluk putranya itu.

"Terima kasih, Pa" Arka pun membalas pelukan Ray dengan senang.

"Bagaimana pekerjaanmu disana? Lancar?" tanya Ray lembut sambil menyentuh bahu Arka.

"Alhamdulillah lancar, Pa! Arka mendapatkan tender bisnis itu" ucap Arka dengan senyum ramah.

"Seriously? Kamu memenangkannya, nak!?" ucap Ray dengan bahagianya.

"Iya, Pa. Arka mendapatkan tender Komori Factory dan Nagaya Printing" ucap Arka dengan raut wajah bahagia.

"Wouww...bukankah itu perusahaan nomor satu di Jepang!? Dan kamu mendapatkannya dengan mudah? Luar biasa kamu, Arka! Kamu memang anak papa yang terbaik" ucap Ray dengan bangganya sambil merangkul bahu Arka dengan sayang.

"Dia anak mama juga, Pa! Kan dia lahir dari rahim mama. Arka pintar itu karena nurun dari mamanya" ucap Inez percaya diri sambil merangkul lengan Arka dengan sayang.

"Iya..iya..dia anak mama juga. Ya sudah, sekarang biarkan Arka istirahat dulu" ucap Ray sambil sedikit menarik lengan istrinya menjauh dari Arka.

"Oh iya, Arka..besok kamu nggak perlu kerja dulu nggak apa-apa. Papa tahu pasti lelah setelah perjalanan jauh" lanjutnya sambil menepuk sebelah bahu Arka.

"Nggak apa-apa, Pa. Besok Arka akan masuk kerja saja. Soalnya pekerjaan Arka di kantor menumpuk" ucap Arka lembut.

"Baiklah. Terserah kamu saja" ucap Ray pasrah.

Arka mulai berjalan meninggalkan kedua orang tuanya untuk kembali ke kamarnya. Arka ingin beristirahat sejenak setelah berperang bisnis di negara asing agar besok saat bercinta dengan berkas-berkasnya di kantor, badannya fit dan tak terlalu lelah.

*****

Keesokan harinya...

"Ma, Pa! Arka berangkat dulu ya ke kantor!?" ucap Arka ramah setelah menyudahi sarapannya.

"Iya. Hati-hati di jalan!" ucap Inez dan Ray bersamaan.

Arka mulai berjalan keluar menuju mobilnya yang telah terparkir di halaman rumahnya. Mobil itu mulai membawa Arka kembali ke perusahaannya bersama dengan anak buahnya yang berbeda mobil dengannya.

Sesampainya Arka di ArG Group, tak sengaja dari dalam mobil Arka melihat seorang gadis yang turun dari sebuah mobil Avanza hitam. Arka tentu saja mengenalnya dan itu adalah Inara pegawainya sekaligus wanita masa lalunya. Arka mengernyitkan keningnya ke arah pria yang ikut turun dari mobil itu. "Siapa pria yang bersamanya itu?" batin Arka dengan perasaan gundah sekaligus penasaran.

Pria itu yang tak lain adalah Gibran. Dia tiba-tiba saja pagi ini datang ke rumah Inara hanya untuk mengantar Inara kerja. Entah itu modus dia atau memang sengaja datang kesana!? Padahal Inara sudah tak ingin berurusan dengannya lagi, tapi Gibran seorang pemaksa. Jadi mau tak mau Inara menurutinya. Inara yang barusan turun dari mobil Gibran, tiba-tiba saja tangannya dicekal oleh Gibran.

Kenapa Kamu Datang KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang